Jumat, 24 Mei 2013

TANGGUNG JAWAB ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAKNYA



BAB  I
PENDAHULUAN
            Dalam kehidupan keluarga, orang tua mengharapkan anaknya berhasil. Kesuksesan seorang anak merupakan idaman setiap orang tua. Oleh karena itu, orang tua berupaya untuk membentuk anak sesuai dengan keinginan mereka sebagai anak yang sukses. Pola pikir orang tua mengenai kesuksesan dan masa depan yang lebih baik beranjak dari prestasi anak secara akademi. Akibatnya, tidak jarang orang tua yang menyalah gunakan otoritasnya sebagai orang tua. Mereka cenderung memaksa anak sesuai dengan kemauan mereka, menciptakan anak yang serba bisa tanpa melihat potensi yang ada didalam diri anak, dan menjadikan anak sebagai objek pemuasan diri akibat kegagalan yang pernah dialami orang tua. Kecenderungan ini merupakan realita yang terjadi dalam keluarga secara umum tanpa terkecuali keluarga Kristen dalam hubungan orang tua dan anak.
            Orang tua yang memiliki anak yang sempurna menjadi kebanggaan keluarga. Akan tetapi kesempurnaan justru menjadi sumber masalah keluarga. Orang tua yang menuntut kesempurnaan dalam diri anak dengan latar belakang yang berbeda-beda. Berperan sebagai orang tua bukanlah hal yang mudah. Akan tetapi, orang tua perlu memahami perannya sebagai orang tua dengan membekali diri dengan pengetahuan dan pemahaman yang benar akan tanggung jawab orang tua dengan benar dan sesuai dengan perintah Allah, diantaranya adalah menerima anak sesuai dengan potensi dan kapasitas yang ada di dalam diri anak serta mengembangkannya. Orang tua yang mampu menerima anak sesuai dengan potensi dan kapasitasnya adalah orang tua yang menjalankan tanggung jawabnya sebagai orang tua untuk mengarahkan dan mendidik serta membentuk anak sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan keinginan orang tua.
            Sebagaimana dalam Amsal 22 : 6 dikatakan bahwa  “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu”.  Orang tua tidak dapat membentuk anak sesuai dengan keinginannya tetapi orang tua berfungsi untuk menemukan keunikan anak, mengarahkan dan mengembangkan potensi mereka sesuai dengan kemampuan mereka.
BAB II
ANALISA EKSEGETIS TEKS
A.    Struktur teks
Tema : Tanggung Jawab Orang Tua  Terhadap Pendidikan Anaknya


1.      Amsal  23: 14 ” Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.”

            Memukul dengan rotan            menyelamatkan nyawanya dari dunia orang             mati

2.      Amsal 15:33 “ Takut akan TUHAN adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan.”

            Takut akan Tuhan                     mendatangkan hikmat
            Kerendahan hati                      mendahului kehormatan

3.       Amsal 3:1-2 “ 1. Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku,  2. karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.”

            Jangan melupakan ajaran  tetapi peliharalah perintah                    panjang umur, lanjut        usia serta sejahtera ditambahkan kepadamu

4.      Amsal 8:33 Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya.

Dengar didikan                         bijak

5.      Amsal 12:1 Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.
 Mencintai didikan                   mencintai pengetahuan
Membenci teguran                       dungu

6.      13:1 Anak yang bijak mendengarkan didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak mendengarkan hardikan.
Anak bijak                    mendengar didikan
pencemooh                       tidak mendengar hardikan


B.     Analisa Teks Ayat Demi Ayat (3 Hal)

A.    Amsal 23:14
“Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati.”
Memukul dengan rotan                   menyelamatkan nyawanya dari dunia orang mati
            hk'n" nakah                            lc;n" natsal {naw-tsal'}               
        
KJV “Thou shalt beat him with the rod, and shalt deliver his soul from hell.

            Dalam bagian amsal pasal 23:14 ini pengamsal ingin menasihatkan kepada orang tua bahwa sebuah didikan itu terkadang perlu keras dengan cara memukul sebab dengan cara ini bisa menyelamatkan nyawanya.
            Kata memukul dalam bahasa ibrani menggunakan kata hk'n" nakah  yang berarti untuk membentur, memukul, membunuh.
            Dalam NIV Study bible dijelaskan bahwa orang tua didukung untuk [menerapkan/berlaku] hukuman cambuk untuk mengusir kebodohan sedemikian sehingga anak tidak akan mengikuti suatu alur pembinasaan. pukulan mengabarkan kebijaksanaan dan mempromosikan suatu keluarga yang sehat dan bahagia.[1] Sedangkan pengertian rotan sebagai alat yang digunakan untuk memukul memiliki arti kiasan.[2] Sebagaimana dijelaskan dalam b TWOT rotan itu adalah lambang disiplin dan merupakan teguran lisan.[3] tangkai. yang mungkin teladan untuk disiplin [yang] penuh kasih tentang segala hal.[4]

            Kemudian kata menyelamatkan dalam bahasa ibrani memiliki penjelasan :to snatch away, deliver, rescue, save, strip, plunder. Yang artinya untuk merengut pergi, [menyampaikan/kirim], menolong, [menyelamatkan; menabung], melepaskan pakaian.
            Kata memukul dan menyelamatkan menggunakan kata kerja yang sama yaitu nifal yang bisa dibahasakan ketika orang tua telah memukul anaknya pada saat yang sama ia telah menyelamatkan nyawa anaknya dari kematian. 
            Jika dihubungkan dengan pukulan menyelamatkan nyawa seorang anak dari kebinasaan. Maka sebenarnya sebuah pukulan itu tidak perlu diartikan sebuah pukulan secara fisik tetapi lebih kepada teguran, pengajaran atau pendisiplinan kepada anak yang sifatnya keras dan tegas yang bertujuan menyelamatkan anak dari kematian.

B.     Amsal 15 : 33
Takut akan Tuhan                     mendatangkan hikmat

ta;är>yI ((((((Yirat)                             hm'_k.x' ((( hokma)
             Dalam ayat ini merujuk pada amsal 1:7 yang memiliki inti penjelasan bahwa langkah pertama  dari  pengetahuan, hal yang paling penting yang harus kita lakukan ialah takut akan Tuhan.  Terjemahan takut tidak berkonotasi negatif, malah seharusnya menjadi suatu sikap yang positif terhadap Tuhan. Kalau kita telah melakukan kesalahan, maka sepatutnya kita takut, tetapi jika hubungan dengan Tuhan baik, maka istilah yang lebih baik adalah hormat Ayat ini berisi nasihat untuk hidup takut akan Tuhan. Dalam bagian ini pengamsal menasihatkan kepada orang muda untuk menyadari akan kehadiran Tuhan dalam kehidupan , dengan  memiliki sikap takut akan Tuhan yakni dengan memiliki sikap hormat dan mengasihi perintah-perintah Tuhan. Salomo, mejelaskan bahwa langkah pertama dalam memperoleh hikmat ialah takut akan Tuhan. Dalam NIV Study Bible dijelakan bahwa Takut akan Tuhan itu memiliki arti sikap menghormati dan menaati perintah Tuhan.[5] Sehingga dapat dimengerti bahwa ketika kita memiliki sikap hormat dan taat kepada perintah Tuhan maka kita akan memperoleh hikmat. Dan hikmat yang dijelaskan pada ayat ini menunjuk kepada hikmat yang dari Allah.

C.     Amsal 3:1-2
Jangan melupakan ajaran  tetapi peliharalah perintah                panjang umur, lanjut            usia serta sejahtera ditambahkan kepadamu
            Pada ayat diawali sebuah frasa “jangan” yang dalam bahasa ibrani menggunakan kata la; memiliki pengertian boleh dilakukan boleh tidak tetapi memiliki konsekuensi ketika memilih salah satu.
            Dalam bagian ayat ini orang tua menasihatkan untuk tetap memelihara perintah. Kata memelihara dalam bahasa ibrani menggunakan kata rc;n" natsar {naw-tsar'} dengan kata kerja Qal yang memiliki pengertian untuk memelihara perintah. instruksi yang diberikan seorang ayah dalam mendidik anaknya ialah hukum dan perintah. Dalam bahasa Ibrani Torah ( ytiär"AT ) yang biasa diterjemahkan hukum sebenarnya mempunyai arti lebih luas dari hukum. kata Torah berasal dari kata kerja melempar yang kemudian berarti membagikan dan akhirnya berakhir mengajar, jadi arti kata Torah dalam ayat ini menjelaskan bagaimana orang tua memberikan perintah  kepada anak untuk memelihara hukum.
            Pada ayat 2 menunjukkan bahwa ketaatan kepada nasehat ayah, akan memberikan dua berkat yakni panjang umur dan kekayaan. Dalam bahasa Ibrani memakai kata Syalom mempunyai arti yang lebih luas dari bahsa Indonesia “ sejahtera”. Sebab sejahtera merupakan bagian dari syalom.

D.    Amsal 8:33
Dengarkanlah didikan, maka kamu menjadi bijak; janganlah mengabaikannya.

Dengar didikan                  bijak
            Dalam bagian ayat ini menjelaskan mengenai pentingnya mendengar sebagai sebuah cara menjadi bijak. Kata mendengar dalam bahasa ibrani menggunakan  [m;v' shama` {shaw-mah'} artinya  to hear, listen to, obey “ mendengar, menyimak, mentaati ”. dalam pengertian lain ada penerjemahan give attention “memberikan perhatian”. Pengertian mendengar ini lebih dalam dijelaskan seperti adam mendengarkan perintah Tuhan. Jadi mendengar bukan hanya sekedar lalu begitu saja tetapi langsung mengaplikasikan dalam kehidupan.[6]

 
E.     Amsal 12:1 Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran, adalah dungu.
 Mencintai didikan                   mencintai pengetahuan
Membenci teguran                       dungu
            Dalam ayat ini menjelaskan bagaimana ketika seorang mencintai didikan pada saat yang sama orang tersebut mencintai pengetahuan. Kata mencintai menggunakan kata bh;a' 'ahab {aw-hab'}  kata mencintai ini digambarkan sebagaimana hubungan ayah dengan anak, suami dengan istri dan hubungan seorang mencintai suatu benda. Dalam NIV study bible dijelaskan bahwa kata mencintai masih berhubungan dengan amsal 1:7 disamakan maknanya dengan menghargai dhuan an melakukan. Jadi bisa disimpulkan dalam bagian ini bahwa ketika seorang mencintai didikan secara otomatis orang tersebut pada hakekatnya juga mencintai pengetahuan.

F.      Amsal 13:1 Anak yang bijak mendengarkan didikan ayahnya, tetapi seorang pencemooh tidak mendengarkan hardikan.
Anak bijak                    mendengar didikan
pencemooh                       tidak mendengar hardikan

            kata hardikan dipakai pertama kali dalam amsal ( dua kali lagi ialah di 13:8 dan 17:10). Dalam kitab  Amsal ini tidak  memakai bentuk kata kerja. Dalam ayat ini menjelaskan tentang seorang anak dikatakan bijak, jika ia mendengarkan didikan dari orang tuanya. Anak bijak di teks ini dikatakan jugas sebagai anak yang arif, dan didikan disisni menunjuk kepada petuah atau ajaran yang memberikan didikan kepada anaknya.
            Kemudian pencemooh menjelaskan seorang sikap sombong, yang tidak mau mendengarkan didikan. Jadi pada teks ini menjelaskan tentang sifat dari seorang anak yang bijak/arif yakni mendengarkan didikan orang tuanya.
            Pencemooh adalah orang yang sudah mendapatkan pendidikan dan koreksi tetapi pesan yang didapat dari koreksi dan teguran itu tidak menjadi menjadi pesan yang mengkoreksi dirinya, melainkan berubah menjadi nasehatnasehat yang dihina dan ditertawakan. Sehingga di sini Amsal hanya bilang 'don't waste your time' kepada pencemooh, dan menjauhlah daripada orang seperti itu karena tidak ada gunanya.


G.    Amsal 5:1
Proverbs 5:1 JVProverbs 5:1 My son, attend unto my wisdom, and bow thine ear to my understanding:
Perhatikanlah                            hikmatku                                supaya engkau bijaksana
bv;q' qashab {kaw-shab'}       hm'k.x' hokmah {khok-maw'}


Arahkanlah telingamu              supaya engkau berpengetahuan
hj"n" natah {naw-taw'}                                   !WbT' tabuwn {taw-boon'} and (fem.)

            Kata perhatikanlah dalam teks ini bv;q' qashab {kaw-shab'}  menjelaskan tentang penuh perhatian, perhatian, mendengarkan, memperhatikan, mendengarkan. Jadi dalam teks ini menjelaskan tentang bagaimana seorang bapak ( orang tua) yang memberikan nasehat agar anaknya memberikan perhatian penuh terhadap ajaran atau hikmat/ hm'k.x' hokmah {khok-maw'}. Hikmat yang dimaksudkan disini ialahmenyangkut ketajaman pikiran, berhikmat, atau memiliki keterampilan. Jadi, seorang anak akan memperoleh kebijaksanaan,  jika ia penuh perhatian mendengarkan hikmat.

Bagian selanjutnya dikatakan arahkanlah telingamu. Kata arahkanlah hj"n" natah {naw-taw'} memiliki pengertian memberikan perhatian, mendengarkan sungguh-sungguh. Sedangkan dampak yang diterima saat mengarahkan perhatian, atau mendengarkan dengan sungguh, ialah memperoleh pengetahuan/berpengetahuan !WbT' tabuwn {taw-boon'} and (fem.) yang artinya memperolehpemahaman, pengertian yang mendalam. Jadi, nasehat yang orang tua ajarkan  kepada anak disini, haruslah didengarkan dengan sungguh, dan menaruh perhatian yang penuh, agar anak memperoleh pengetahuan atau pemahaman yang mendalam, bahkan memperoleh kebijaksanaan

 BAB III
 KESIMPULAN
Relevansi Misi.
            Pada akhirnya kelompok menjelaskan hubungan mengenai tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak dan relevansinya dalam dunia misi adalah menjadi sebuah tugas khusus bagi orang tua mamberikan pendidikan yang benar mengenai kehidupan  jangan sampai seorang anak menyimpang ke dalam pengajaran pengajaran yang tidak sesuai dengan kebenaran yang Tuhan sudah amanatkan kepada orang tua.  Bahkan lebih dari pada itu menjadi sebuah tugas besar jangan sampai anak mereka menjual keselamatan hanya demi sebuah kenikmatan dunia yang sesaat.
            Pendidikan bagi anak merupakan sebuah investasi yang sangat berharga dimana ketika orang tua mengajarkan tentang misi kepada anak kelak ketika menjadi dewasa anak tersebut akan memiliki hati misi sesuai yang telah ditanamkan oleh orang tuanya.
            Anak anak adalah jiwa yang berharga dimata Tuhan jadi ketika mengajar seoarng anak, ajarlah dengan segenap hati dan jangan mengajarkan hal yang buruk sebab ketika anak itu menjadi dewasa kita sebagai orang tua akan dituntut pertanggung jawaban ketika anak itu menyimpang dari jalan yang benar.


DAFTAR PUSTAKA

Roobert, L Alden,
2002          tafsiran Praktis Kitab Amsal, Malang: SAAT


C.Hassel Bullock,
            2003        Kitab Kitab Puisi, Malang :Gandum  Mas

______,
            1980    TWOT, USA: The Moody Bible Institute Of Chigago

 ______,
            2002    NIV STUDY BIBLE, Michigan: Grand Raphids

Bible works 7






         [1] ______, NIV STUDY BIBLE,(Michigan: Grand Raphids, 2002), 977
         [2] Robert Alden, PERILAKU YANG BIJAKSANA, (Jakarta: Percetakan Timur Agung, 1991), 135
         [3] ______,TWOT, (USA: The Moody Bible Institute Of Chigago, 1980), 897

         [5] ______, NIV STUDY BIBLE,(Michigan: Grand Raphids, 2002), 959
[6] ______, TWOT, (USA: The Moody Bible Institute Of Chigago, 1980), 938

1 komentar: