Selasa, 21 Mei 2013

Matius 21:1-11



BAB I
PENDAHULUAN

Pengertian eksposisi sendiri adalah pembentangan, mengeluarkan dan memaparkan isi berdasarkan fakta yang sebenarnya.[1] Secara garis besar kami akan membahas eksposisi dari Injil sinoptik dimana dari ketiga Injil, Matius, Markus dan Lukas yang memaparkan dari sudut pandang yang berbeda tetapi berdasarkan satu cerita yang sama.
Matius sendiri ditulis oleh Murid Yesus, ia adalah seorang pemungut cukai dan orang Lewi (Mat 9:9-13),[2] Injil Matius sendiri di tulis ditujukan kepada orang Yahudi, Matius ingin mengutarakan dalam tulisanya tentang Yesus adalah Mesias anak Allah yang hidup dan penggenapan kedatanganya, kita bisa melihat dari penulisan Matius (Mat 1:1-17).[3] Matius sendiri ditulis pada tahun 60.
Sedangkan Injil Markus ditulis oleh Markus, murid dari Petrus (1 Pet. 5:13) dan bertemu juga dengan Paulus (Kis 12:35; 13:5)[4] sehingga dalam hal ini menunjukkan sumber penulisan Injil Markus melalui Petrus.[5] Markus sendiri menulis untuk ditujukan pada orang non-Yahudi yang berbahasa latin (Mrk. 15:16)[6] dan budaya Palestina (mrk.7:3-4)[7]. Sedangkan Lukas ditulis oleh Lukas seorang Tabib.[8] Ditujukan pada Theopilus (Luk 1:1-4),[9] untuk membuktikan kepercayaannya, sedangkan Lukas ini sendiri adalah orang percaya bukan Yahudi (orang kafir) ditujukan kepada orang percaya bukan Yahudi.
Pada makalah ini kami kami akan membahas satu bagian dari Injil Matius, yaitu peristiwa Yesus dielu-elukan di Yerusalem dalam Matius 21:1-11.
Pada konteks sebelumnya dalam Matius 20: 29-34, Yesus mengadakan mujizat terhadap 2 orang buta. Pada saat itu Yesus baru keluar dari kota Yerikho untuk menuju Yerusalem. Dalam perjalanan itu terlihat banyak orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Jika kita pikirkan, ketika orang banyak yang bersama Yesus menuju Yerusalem, tentu di antara mereka telah ada pembicaraan mengenai siapakah Yesus ini, apakah Ia adalah Mesias Raja pelepas itu, yang mereka nanti-nantikan selama ini.Dengan beberapa alasan yaitu,[10] ada dua orang yang baru disembuhkan dari kebutaan, setelah mereka mengakui bahwa Yesus adalah Anak Daud, yaitu Mesias (Matius 20:30 & 34) lalu diantara orang-orang yang berjiarah itu pasti ada orang Galilea yang biasanya berjalan dari Galilea ke Yerusalem melalui Yerikho, mereka tahu tentang mujizat-mujizat Yesus yang diadakan di Galilea kemudian waktu mereka melewati Betania, maka mereka dapat mengingat pembangkitan Lazarus dari antara orang mati yang telah terjadi di situ lalu pesta paskah sudah dekat, yaitu pesta peringatan akan pembebasan bangsa Israel dari Mesir, sehingga berkobar-kobar pengharapan akan pembebasan yang baru oleh Sang Mesias dan waktu Yesus baik Bukit Zaitun, orang dapat teringat kepada nubuat yang dikatakan oleh nabi Zakaria bahwa Tuhan dalam tindakannya hendak berdiri di Bukit Zaitun (Zak. 14:4).
            Dalam konteks sesudahnya Matius 21: 12-17 adalah tindakan Yesus setelah Ia sampai di Yerusalem. Ia langsung pergi ke Bait Suci untuk menyucikan Bait Suci dari para pedagang dan saran penyamun. Ia juga melakukan mujizat kesembuhan bagi orang-orang buta dan timpang. Sehingga anak-anak dalam Bait Suci berseru hosana bagi Anak Daud. Dan itu membuat jengkel para ahli Taurat,dan Imam Kepala.
            Terlihat dalam teks ini ada tindakan pertama Yesus ketika sampai di Yerusalem dan tanggapan dari orang-orang baik secara positif dan negatif.
BAB II
PEMBAHASAN
            Pada bab kedua ini kami akan membahas teks Matius 21:1-11 untuk mengerti apa yang makna peristiwa dalam teks ini, mulai dari persiapan kedatangan Yesus, nubuatan kedatangan-Nya serta respon orang terhadap kedatangan-Nya.
A.      OUTLINE MATIUS  21 : 1-11
1.        PersiapankedatanganYesus (1-3)
2.        Nubuatandanpenggenapan (4-5)
3.        YesusmemasukiYerusalemdanrespon orang banyak (6-11)
B.       ANALISA TEKS, KONTEKS DAN EKSPOSISI
Ini adalah drama terakhir yang dilakukan oleh Yesus ketika Ia hidup sebelum Ia disalibkan.[11] Dan disini adalah masa paskah, dimana Israel memperingati hari kebebasan Israel dari Mesir dan daerah itu sedang dipenuhi para pejiarah.
a.      Persiapan kedatangan Yesus (1-3).
21:1 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun, Yesus menyuruh dua orang murid-Nya.
Dalam ayat yang pertama terlihat kata ketika, menunjukkan bahwa ayat ini adalah sambungan dari perikop atau pasal sebelumnya. Yesus sebelumnya berada di kota Yerikho yang dimana disitu Yesus melakukan mujizat dengan menyembuhkan dua orangbuta. Lalu jika dilihat lagi ketika Ia menuju Yerusalem, orang-orang yang dari kota Yerikho berbondong-bondong mengikuti Dia.
Sebelum Yesus memasuki kota Yerusalem, terlihat bahwa Yesus sengaja singgah di kota Betfage. Mengapa dikatakan sengaja untuk singgah? Terlihat dari bahasa aslinya yaitu kai. h=lqoneivjBhqfagh...
h=lqondengan kasus kata kerja aorist aktif indikatif orang ke-3 jamak dari kata e;rcomaidengan arti datang atau pergi. sehingga memiliki arti dan Yesus telah satu kali dan sungguh-sungguh pergi ke dalam kota Betfage. Mengindikasikan bahwa Yesus bukan hanya lewat namun Dia datang kesitu oleh karena Ia mengetahui bahwa ada sesuatu hal yang harus Ia kerjakan di kota Betfage.
Di kota Betfage, Yesus mengirim dan menyuruh 2 orang murid-Nya untuk pergike kampung yang ada didepan dan mengambil seekor keledai betina. Dalam bahasa aslinya kata menyuruh itu avpe,steilen. avpe,steilendari kata avposte,llwyang berarti mengirim dipakai dalam Perjanjian Baru dengan kasus orang ketiga tunggal, Aorist aktif Indikatifmenunjukkan bahwa Yesus telah satu kali dan sungguh-sungguh menyuruh atau mengirim mereka.Tidak jelas siapa murid yang disuruh oleh Yesus karena tidak ada dalam teks baik dalam Injil ini dan Injil lainnya.
21:2 dengan pesan: "Pergilah ke kampung yang di depanmu itu, dan di situ kamu akan segera menemukan seekor keledai betina tertambat dan anaknya ada dekatnya. Lepaskanlah keledai itu dan bawalah keduanya kepada-Ku.
Ada hal menarik dalam ayat 2 ini. Awalnya Yesus mengatakan bahwa mereka akan menemukan seekor keledai betina dan anaknya namun yang dibawa menjadi 2 keledai. Menurut kesaksian orang yang tahu tentang binatang, sudah tentu bahwa seekor binatang yang masih muda jauh lebih tenang apabila induknya ikut juga.[12] Oleh karena itu Yesus mengatakan kepada mereka membawa keduanya. Karena dalam dalam tulisan sinoptik yang lain menujukkan Yesus menyuruh mengambil keledai muda. Karena Yesus hanya akan menunggangi keledai yang muda atau jantan seperti dalam nubuatan Zakharia. Dan dalam bahasa aslinya anak keledai atau keledai muda itu adalah keledai jantan, pw/londengan kasus kata benda akusatif maskulin tunggal dari katapw/loj
Dan juga yang menjadi suatu hal yang luar biasa adalah kemahatahuan Yesus, bagaimana mungkin manusia bisa mengetahui keberadaan binatang yang sedang tertambat di kampung seberang. Ini menjadi berkat rohani bagi kita bahwa Yesus benar-benar Allah dan Ia adalah Allah yang mengetahui seluruh keberadaan ciptaan-Nya. Selain itu penggenapan nubuatan yang ada dalam Zakharia 9:9 bahwa Mesias atau Raja yang datang dengan lemah lembut dan  dengan keledai muda.
21:3 Dan jikalau ada orang menegor kamu, katakanlah: Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya."
ei;phdari kata ei=pondan kata dasarnya ialahle,gwyang berarti berkata; menyuruh, memanggil, meramal. Dengan kasus orang ketiga tunggal, Aorist Aktif Subjunctive.
Ini adalah antisipasi atau bisa dibilang bahwa ini adalah jawaban bagi murid-murid apabila ada yang bertanya atau menegor. Yesus mengatakan antisipasi jawaban ini karena Allahlah yang memiliki segala sesuatu di dunia ini namun yang Yesus perintahkan untuk mengambil keledainya adalah murid-murid-Nya sehingga Yesus memperhitungkan hambatan yang akan mereka hadapi. Antisipasi yang Yesus katakan karena berhubung dengan keledai ini bukan milik murid-murid sehingga Yesus memberi jawaban agar mereka mampu menjawab. Mereka tidak boleh mengambilnya secara paksa dan secara diam-diam tanpa sepengetahuan dan ijin dari pemiliknya. Karena Yesus menjamin bahwa mereka akan memperolehnya.[13] Lalu dengan mengatakan “Tuhan memerlukannya. Ia akan segera mengembalikannya.” Terlihat bahwa adanya kejujuran dan keadilan disini dan adanya jaminan bahwa akan dikembalikan.[14]Menjadi pelajaran bagi kita agar kita jujur dalam meminjam sesuatu kepada orang lain dan mengembalikannya.
b.      Nubuatandanpenggenapan (4-5)
21:4 Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi:
21:5 "Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda."
Dalam ayat 4 dan 5 terlihat bahwa adanya nubuatan yang harus digenapi dalam Zakharia 9:9.Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.
Dan ini adalah salah satu ciri khas dari Matius dari Injil sinoptik lain, karena hanya Matius yang membahas nubuatan yang terjadi ini.[15]Di Zakharia 9:9-10 nabi Zakharia sudah berkata tentang Mesias yang datang dengan lemah lembut dan dengan mengendarai seekor keledai bukan dengan mengendarai kuda, yang selalu dipakai dalam perang. Zakharia berkata tentang Mesias yang adalah raja Damai, yang memberitakan damai pada bangsa-bangsa. Yesus ingin menunjukkan bahwa Ia tidak datang untuk memerangi orang Romawi, Yesus tidak datang dengan kekuatan senjata melainkan dengan kasih.[16] Padahal dalam bayangan orang Israel, mereka mengharapkan bahwa Mesias yang akan membebaskan mereka dari jajahan Romawi akan datang dengan gagah dengan menggunakan seekor kuda perang, namun Yesus memakai keledai yang muda. Matthew Henry mengatakan bahwa Yesus memiliki perangai yang begitu lembut. Dia tidak datang dengan murka dendam tetapi dengan belas kasihan untuk mengerjakan karya keselamatan. Lalu Yesus datang dalam kesederhanaan ini agar hal yang telah dinubuatkan ini memiliki makna yang besar dan orang-orang kecil atau miskin boleh berbesar hati datang kepada-Nya tidak dengan ketakutan karena datang dengan seekor kuda yang berlari cepat.[17]
            Keledai yang dimaksud dalam teks ini biasanya dipakai oleh Raja-raja Israel menunggangi keledai atau bagal ketimbang kuda  jika mereka menampilkan  fungsi jabatan resminya di Israel, keledai beban adalah hewan yang utama digunakan untuk transportasi.Keledai dikenal karena staminanya dan kemampuanya membawa beban yang berat, merupakan binatang tunggangan pilihan bagi kaum bangsawan di dunia Alkitab.[18] Lalu keledai yang dimaksud yang merupakan nubuatan di PerjanjianLama adalah keledai yang gampang dijinakkan.[19] Dan keledai adalah binatang yang sebagai simbol kemanusiaan, kedamaian. Sehingga Yesus memakainya sebagai simbol kedatangan-Nya sebagai Raja Damai.[20]
c.       YesusmemasukiYerusalemdanrespon orang banyak (6-11)
21:6 Maka pergilah murid-murid itu dan berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka.
Maka pergilah dalam bahasa aslinya poreuqe,ntejdari kata poreu,wyang berarti pergi, berangkat, berpergian, berjalan, meneruskan perjalanan. Dengan kasus kata kerja Aorist Pasif participle Maskulin jamak Nominatif. Menunjukkan bahwa 2 murid Yesus ini pergi tanpa ada berkata apa-apa lagi atau bahkan protes. Mereka langsung mengerjakan tugas itu tanpa ada sungut-sungut dan kekuatiran karena Yesuslah yang menjamin perjalanan dan tugas mereka. Lalu mereka berbuat seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka. Lalu mereka melakukan semua perintah Yesus, bahwa mereka hanya berbuat sesuai dengan perintah dari Tuhan Yesus. Mereka tidak melakukan hal yang lain-lain selain daripada menaati perintah Yesus. Penting bagi kita agar kita memang hanya melakukan apa yang Yesus perintahkan tidak perlu berbuat yang lain-lain diluar dari kehendak atau perintah Yesus.
21:7 Mereka membawa keledai betina itu bersama anaknya, lalu mengalasinya dengan pakaian mereka dan Yesus pun naik ke atasnya.
Dalam ayat 7 mereka mengalasi keledai itu dengan pakaian mereka. Menunjukkan bahwa mereka begitu menghormati Yesus. Mereka tidak mau Yesus langsung duduk diatas punggung keledai itu. Juga terlihat bahwa Yesus ingin menunjukkan bahwa Ia adalah Raja yang rendah hati, tidak terlalu mementingkan kemewahan. Dan juga terlihat bahwa murid-muridnya mengorbankan pakaian mereka demi melayani Kristus.[21]
Bentuk pengalasan yang dilakukan oleh murid-murid itu menunjukkan penghormatan kepada Yesus sebagai raja pembebas mereka dari jajahan Romawi. Lalu orang-orang yang mengikuti mereka menaruh pakaian mereka sebagai alas kaki. Tindakan yang dilakukan murid-murid-Nya ini ingin menunjukkan pengagungan atau penghormatan yang sama halnya dialami oleh Raja-raja pada zaman itu.
Karena pada saat itu untuk mengagungkan raja haruslah diberi kain alas pada lantai kerajaan sebelum raja menaiki takhta kerajaannya. Itulah bentuk penghormatan yang dilakukan oleh pekerja kerajaan bagi Raja. Sehingga jelas apa yang dilakukan oleh murid-murid Yesus dengan menebarkan pakaian sebagai bentuk penghormatan bahwa Yesus adalah Raja pembebas berdasarkan konsep mereka yang sanggup membebaskan mereka dari jajahan Romawi.
21:8 Orang banyak yang sangat besar jumlahnya menghamparkan pakaiannya di jalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkannya di jalan.
Respon orang-orang terhadap kedatangan Yesus yaitu mereka menghamparkan pakaiannya dijalan, ada pula yang memotong ranting-ranting dari pohon-pohon dan menyebarkan di jalan. Menunjukkan bahwa mereka sangat menghormati Yesus yang mereka anggap sebagai raja dan Mesias yang akan menyelamatkan mereka dari jajahan Romawi. Mereka menghormati Yesus karena dalam diri mereka terdapat harapan bahwa Yesus yang mereka sambut ini adalah Raja yang akan membebaskan dan bahkan memerintah di Israel.  Mereka menghamparkan ranting-ranting dan pohon-pohon adalah hal yang biasa mereka lakukan di hari raya pondok daun yang melambangkan kemerdekaan, kemenangan dan sukacita.Lalu penghormatan yang ditunjukkan dari mereka sangatlah luar biasa karena sampai pakaian dan ranting-ranting, pohon-pohon. Jika diumpamakan semua yang ada pada mereka, mereka berikan untuk pengharapan mereka pada Mesias ini yaitu Yesus.[22]
21:9 Dan orang banyak yang berjalan di depan Yesus dan yang mengikuti-Nya dari belakang berseru, katanya: "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!"
Kata Hosana pada ayat 9 diambil dari Mazmur 118:25. Di Mazmur itu hosana berarti berilah kiranya keselamatan. Tetapi pada zaman Yesus kata itu telah menjadi seruan dengan arti “hiduplah”. Jadi mereka mengatakan “hiduplah anak Daud.” Kata-kata yang berikut yaitu “diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.” Diambil dari Mazmur 118:26; biasanya penduduk Yerusalem menggunakan kata-kata itu untuk mengucapkan “selamat datang” kepada orang-orang yang masuk Yerusalem untuk menghadiri pesta-pesta Tuhan di Bait Suci. Orang-orang yang datang ke Bait Allah “dalam nama Tuhan”, yang berarti bahwa mereka datang dengan menyebut nama Tuhan sebagai Allahnya.[23]
            Menurut Matthew Henry ada 2 hal yang menyebabkan mereka berkata seperti itu yaitu: 1. Penyambutan mereka terhadap kerajaan-Nya dengan hosana yang berarti Diberkatilah Dia yang dating dalam nama Tuhan. Nubuat tentang anak Daud dalam Mazmur 72:17 yang mengatakan bahwa segala bangsa akan menyebut dia berbahagia. Sehingga tergenapi dalam Yesus bahwa Ia yang memang diberkati. 2. Lalu seruan itu bersifat harapan baik bagi kesejahteraan kerajaan-Nya. Mereka berharap supaya kemakmuran dan kegemilangan mengiringi kerajaan-Nya sehingga kerajaan itu menjadi kerajaan yang penuh dengan kemenangan.[24]Dalam New American Comentary dikatakan dengan “powerful” yang berarti dengan segenap kekuatan mereka menyambut kedatangan Yesus.[25] Sungguh harapan yang sangat penuh dalam Yesus.
            Jika kita melihat dari konsep pengagungan yang dilakukan oleh orang banyak yang menganggap bahwa Yesus adalah raja yang sanggup membebaskan mereka dari jajahan Romawi, sehingga kata hosana bagi anak daud ini merujuk kepada Tunas Daud yaitu Yesus yang pada saat itu diagungkan sanggup membebaskan dan tidak dapat terkalahkan. Hal ini sama halnya dengan nubuatan nabi-nabi.
Yeremia  23:5 Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri.
Yeremia  33:15 Pada waktu itu dan pada masa itu Aku akan menumbuhkan Tunas keadilan bagi Daud. Ia akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri.
            Yang Yesus sanggup memberikan keadilan dan kebenaran bahkan damai sejahtera yang dirindukan oleh orang Yahudi. Dan hosana ditempat yang maha tinggi, berbicara bahwa keberadaan Yesus yang sanggup membebaskan dalam konsep rakyat saat itu datangnya dari ALLAH.[26]
21:10 Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?"
            Kata gemparlah ini adalah suatu bentuk keheranan, ketakjuban, kepenasaran dari orang banyak yang berada di Yerusalem yang belum pernah melihat Dia. Mereka heran lalu takjub dan penasaran karena melihat Yesus yang disambut dengan luar biasa dan meriah. Sehingga orang-orang bertanya-tanya “siapakah orang itu?.
          21:11 Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."
            Ini adalah jawaban dari pertanyaan mereka (orang-orang Yerusalem) yang diberikan oleh orang-orang banyak yang mengikuti Yesus karena mereka sudah mengenal siapa itu Yesus. Jika menurut Matthew Henry suara rakyat ini mewakili suara Tuhan karena mereka mengatakan Dia sebagai Sang Nabi, karena mereka mengenal Dia sebagai Nabi, tapi kini mereka menyaksikan sebagai Raja.[27]
            Lalu mereka mengatakan Yesus orang Nazaret di Galilea, karena ada beberapa orang yang bangga dengan Yesus karena Ia berasal dari Galilea. Sehingga bisa dikatakan ini adalah kata-kata yang spontan keluar dari mulut mereka oleh karena sukacita yang penuh.[28]

BAB III
KESIMPULAN

Matius 21:1-11 menceritakan peristiwa Yesus dielu-elukan ketika ia masuk ke Yerusalem. Peristiwa ini menjelaskan beberapa pelajaran penting bagi kita orang percaya.
            Pertama, kedatangan Yesus bukanlah kedatangan yang tanpa perencanaan. Dalam kemahatahuaan-Nya, Yesus telah mempersiapkan kedatangan-Nya jauh sebelumnya. Namun yang menarik ialah persiapan Yesus bukan dengan sebuah kemegahan atau kemeriahan. Walaupun Yesus adalah Sang Raja, namun Ia memilih datang dalam kesederhanaan.
            Kedua, kedatangan yesus Kristus, Sang Raja Damai bukanlah untuk memerintahkan sebuah negara secara fisik melainkan pemerintahan Yesus bersifat rohani. Dia tidak datang untuk meluapakan murka-Nya tetapi datang memberitakan, membawa dan memberikan damai bagi bangsa-bangsa.
            Ketiga, kedatangan Yesus, Raja Damai mestinya diresponi oleh setiap orang. Karena Yesus Kristus, Juruselamat datang untuk menyelamatkan setiap orang yang percaya kepadanya.










DAFTAR PUSTAKA


­­­­­­         ,
1985    Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF
          ,
2002    NIV Study Bible, Michigan: Zondervan Grand Rapids,
Barclay, William,
2009    Pemahaman Alkitab Setiap Hari, Jakarta: BPK Gunung Mulia
Blomberg E. Craig
1992    The New American Comentary Mathew, Nashville: Broadman Press
De Heer, J.J,
2003    Injil Matius, Pasal 1-22, Jakarta: BPK Gunung Mulia
Guthrie, Donald,
2009    Pengantar Perjanjian Baru, Surabaya: Momentum
Henry, Matthew,
2008    Injil Matius 15-28,  Surabaya: Momentum
Pasaribu, Marulak
2002    Injil Sinoptik Cara Untuk Menemukan Inti Berita, Batu : Dept. Literatur YPPII
Tenney, Merrill C.,
2009              Survei Perjanjian Baru, Malang : Gandum Mas

Tulluan, Ola,
1999    Introduksi Perjanjian Baru, Batu : Dept. Literatur YPPII
King,Philip.J. dan Stager, Lawrence.E
2010    Kehidupan Orang Israel Alkitabiah, Jakarta: BPK Gunung Mulia



[1] Marulak Pasaribu, Injil Sinoptik Cara Untuk Menemukan Inti Berita(Batu : Dept. Literatur YPPII, 2002),25
[2]Merrill C. Tenney, Survie Perjanjian Baru (Malang : Gandum Mas, 2009), 183
[3]Ibid..., 187
[4]Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru (Batu : Dept. Literatur YPPII, 1999), 42
[5]Marulak Pasaribu, Injil Sinoptik Cara Untuk Menemukan Inti Berita..., 69
[6]Ibid...,43-44
[7]Donald Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru (Surabaya: Momentum, 2009) 53
[8]Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru..., 51

[10]Drs. J.J de Heer, Tafsiran Alkitab Injil Matius (Jakarta; BPK Gunung Mulia, 1996), 406-407
[11]William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari (Jakarta; BPK GunungMulia, 2009), 377
[12]Ibid..., 407
[13]Matthew Henry, Injil Matius 15-28  (Surabaya: Momentum, 2008), 1033
[14]Ibid..., 1034
[15]Leon Morris, The Gospel According To Matthew (England: Wm. B. Eerdmans Publishing Co.,1992). 520
[16]J.J. De Heer, Injil Matius, Pasal 1-22 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003),  407-408
[17]Matthew Henry, Injil Matius..., 1036
[18]King,Philip.J. dan Stager, Lawrence.E.Kehidupan Orang Israel Alkitabiah (Jakarta: BPK Gunung Mulia 2010), 132              
[19]_____, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, 1985), 534
[20], NIV Study Bible (Michigan: Zondervan Grand Rapids, 2002), 1502
[21]Matthew Henry,Injil Matius..., 1037
[22]Leon Morris, The Gospel..., 522
[23]Drs. J.J de Heer, Injil Matius..., 408
[24]Matthew Henry,Injil Matiu..., 1040-1041
[25]Craig E. Blomberg, The New American Comentary Mathew (Nashville: Broadman Press, 1992), 313
[26]Leon Morris, The Gospel..., 523
[27] Matthew Henry, Injil Matius..., 1042
[28] Leon Morris, The Gospel..., 524

0 komentar:

Posting Komentar