Jumat, 24 Mei 2013

PERGAULAN YANG SEHAT



BAB I
PENDAHULUAN
            Manusia dalam menjalani hidupnya pastilah mengalami sebuah pertumbuhan. Jarang atau bahkan tidak pernah sama sekali kita temui seorang yang baru lahir langsung menjadi dewasa atau menjadi orang tua, pastinya menjalani pertumbuhan terlebih dahulu. Seorang anak yang baru lahir dengan perjalanan waktu ia bertumbuh menjadi semakin besar dan menjadi seorang remaja kemudian menjadi dewasa dan menjadi orang tua kemudian lansia dan meninggal. Itu merupakan perjalanan kehidupan manusia dalam roda kehidupan di dunia.
            Dalam perjalanan kehidupan manusia, pertumbuhan dipengaruhi oleh pergaulan manusia tersebut. Pergaulan yang sehat membuat pertumbuhan yang baik pada manusia, sehingga ketika berbicara tentang pergaulan akan sangat menarik perhatian manusia, karena langsung berhubungan dengan kehidupan manusia secara nyata bukan hayalan belaka. Kelompok melihat defenisi dari pergaulan adalah perihal bergaul; ber·ga·ul v hidup berteman (bersahabat). Jadi, pergaulan adalah cara hidup dalam berteman.
            Demikian juga halnya kelompok sangat tertarik dalam membahas topik ini. Bagaimana manusia pada zaman sekarang ini bebas dalam bergaul hingga melampaui batas-batas yang ada, sekx bebas yang dilakukan oleh semua orang tanpa kenal umur dan batas yang ada, ataupun penggunaan narkoba secara bebas, dll. Disetiap berita TV ataupun Surat Kabar, tidak kurang banyak yang mengatakan akibat pergaulan bebas banyak anak yang belum cukup umur hamil diluar nikah. Berikut ini kelompok membahas apa kata Alkitab secara khusus kitab Amsal tentang pergaulan, yaitu tulisan raja Salomo dalam Amsal 5:1-10.
            Amsal pasal 5-7 merupakan peringatan yang panjang lebar terhadap perzinahan. Amsal 5:1-9 merupakan nasehat raja Salomo kepada anak-anak untuk menjaga pergaulanannya terutama atas perempuan jalang. Agar anak-anak tidak tertarik pada bibir perempuan jalang. Nasehat Salomo ini akan dibahas lebih lanjut lagi dalam bagian berikutnya. Ada tiga kemungkinan mengapa pengarang memberikan peringatan yang tegas terhadap perzinahan: Pertama, kehidupan seksual yang tidak benar sudah terjadi dalam kehidupan bangsa Israel kuno; kedua, akibat dosa zinah yang rusak menyebabkan pengarang harus membahas soal ini dengan sungguh-sungguh; ketiga, mungkin pengarang sendiri pernah dikuasai oleh dosa ini, sehingga ia memberikan nasehat dari pengalamannya sendiri.[1]

 BAB II
ANALISA EKSEGETIS TEKS
            Outline Teks
Ay 1-2             Seruan Penulis
            Ay 3-6             Ciri-Ciri Orang Yang Tidak Bergaul Sehat
            Ay 7-9 Ajakan Untuk Menjauhi Pergaulan Yang Tidak Sehat

            Eksegetis Teks
Ay 1-2             Seruan Penulis

Hai anakku          perhatikanlah             hikmatku
                        arahkanlah telingamu              kepada kepandaian yang kuajarkan
                        supaya engkau berpegang             kebijaksanaan
                        bibirmu            memelihara pengetahuan.

            Pasal 5 dimulai seperti pada pasal 4:20 (bdk. 2:2), dimana seorang ayah memberitahukan anaknya agar memperhatikan nasehatnya. Longman mengatakan bahwa pasal 5 ini si ayah tanpa malu-malu membombardir putranya dengan peringatan ini.[2] Harapan orang bijak dari anak-anak didikannya ialah berpegang pada pertimbangan. Karena dengan demikian bibir mereka akan tahu mengatakan yang bermakna karena mereka telah menyimpan dan merenungkan pengajaran itu di dalam hatinya.
Frase “Hai anakku”, ada berbagai macam pandangan atas makna dari pada frase ini. Ada yang mengatakan anak disini merujuk kepada ‘anak-anak didikan sang penulis’[3] dan ada juga yang berpandangan bahwa ‘anak ini adalah putra penulis dan rupanya sang putra sudah menikah’.[4] Kelompok menyimpulkan bahwa ini ditujukan kepada seorang anak laki-laki.
            Ay 1-2 merupakan nasehat seorang ayah kepada anak, dan hal itu berarti sesuatu yang harus ditaati tanpa ada alasan lain untuk tidak taat. Terdapat kata perintah yang dimuat pada ayat ini, yaitu perhatikanlah dan arahkanlah. Perhatikan dalam bahasa Ibrani menggunakan kata קָשַׁב qashab {kaw-shab'}  to hear, be attentive, (Hiphil) to pay attention, give attention berarti untuk dengar, penuh perhatian, (hiphil) untuk memperhatikan atau memberi perhatian. Dan kata arahkanlah dalam bahasa Ibrani נָטָה  natah {naw-taw'} to turn, incline, influence, bend down, hold out, extend, thrust aside, thrust away artinya menundukkan, mempengaruhi, membungkukkan. Kedua kata tersebut ditulis dalam bentuk hiphil imperative yang berarti kata kerja dalam bentuk perintah yang memberi sebab akibat. Dalam bahasa Indonesia ayat ini lebih jelas dikatakan:
“Anakku, dengarkanlah aku! Perhatikanlah kebijaksanaanku dan pengertian yang kuajarkan kepadamu, supaya engkau tahu bagaimana engkau harus membawa diri dan berbicara sebagai orang yang berpengetahuan”.
 Jadi, ayat 1-2 merupakan sebuah perintah yang memberi sebab akibat sehingga ketika seorang anak memberi perhatian dan mendengar dengan baik nasehat sang ayah maka akan tahu bagaimana membawa diri serta berbicara sebagai orang yang berpengetahuan. Dalam sebuah komentari yang ditulis oleh Walvoord menegaskan bahwa ayat 1-2 ini merupakan suatu desakan kepada putranya untuk mendengar dan memperhatikan nasehat yang diberikan oleh ayahnya. Dan itu akan membantu sang anak untuk menimbang sesuatu dalam pergaulannya dan membantu anak untuk bijaksana dalam mengabaikan kata-kata perempuan yang akan membawa kehancuran bagi dia.[5]

            Ay 3-6             Ciri-Ciri Orang Yang Tidak Bergaul Sehat
Perempuan jalang            bibir            menititikkan tetesan madu
                                        Langit-langit mulutnya            lebih licin dari minyak
Kemudian              pahit             seperti empedu
                               Tajam            seperti pedang bermata dua
                               Kakinya               menuju maut dan menuju dunia orang mati
            Perempuan jalang dalam bahasa Indonesia sehari-hari menggunakan kata perempuan nakal. Dalam bahasa Ibrani זוּר zuwr yaitu strange woman, prostitute, harlot yaitu perempuan asing, lonte, pelacur. Jadi, jelas bahwa perempuan jalang disini merupakan perempuan yang tidak baik yang juga memberi dampak yang tidak baik bagi orang disekitarnya.
Salomo melukiskan bagaimana pelacur yang dapat membawa seseorang kepada kehancuran pergaulan yang pada akhirnya akan memberikan keremajaan kepada orang-orang ini. Secara gamblang dan sederhana Salomo menjelaskan tentang sifat seorang pelacur.
      Wanita yang melacurkan diri memulai pembicaraan dengan ciuman di bibir yang rasanya seperti tetesan madu dan mulutnya licin seperti minyak.[6] Pada pasal 7 dijelaskan bahwa pelacur memulai kontak dengan sebuah pelukan dan ciuman (7:13). Dan bukan hanya itu rayuan dalam kata-kata yang ia keluarkan sangat manis karena memang seorang pelacur sangat pintar berbicara dengan semua rayuan gombal yang keluar dari mulutnya yang manis seperti madu demi mendapatkan korban (laki-laki incarannya), biasanya adalah laki-laki yang kaya raya, yang dapat membayar dengan mahal atau memberi sesuatu yang berharga. Namun, itu hanyalah awal dari taktik atau trik awal saja. Ketika korban masuk dalam rayuan sang pelacur maka itu semua akan menjadi pahit seperti empedu dan tajam seperti pedang bermata dua yang menusuk dalam dua sisi sekaligus. Mulut perempuan jalang/ pelacur yang awalnya manis ternyata adalah sebuah senjata yang menyakitkan dan mematikan dan menuju maut, hingga pada akhirnya ia akan mendapat apa yang ia mau yaitu kekayaan dan kehormatan sang korban.
Her deceptive, seductive words are persuasive, sweet like honey, the sweetest substance in ancient Israel, and smoother than (cf. 6:24; 7:21) olive oil, the smoothest substance in ancient Israel. But what seems attractive at first becomes bitter and sharp later. Involvement in adultery is like tasting gall, the bitterest substance known (from a plant), or like being cut by a double-edged sword. The adulteress leads men to death (cf. 2:18; 7:27; 9:18). Her sin makes her unaware that her ways are crooked (lit., “staggering or unstable”).[7]
            Ayat 5-6 ini merupakan akhir dari perempuan jalang/ pelacur. Langkahnya menuju maut dan dunia orang mati. Jalan kehidupan tidak ada padanya karena ia sesat tanpa ia tahu. Perempuan jalang pada akhirnya menuju kepada kehancuran atas perbuatannya sendiri. Akhir hidup perempuan jalang adalah kesengsaraan dan maut.

      Ay 7-9 Ajakan Untuk Menjauhi Pergaulan Yang Tidak Sehat
Pada bagian ini merupakan sebuah ajakan agar menjauhi pergaulan yang tidak sehat. Semuanya itu jika dilakukan maka dengan demikian kita tidak menyerahkan keremajaan kita kepadanya.  Ini merupakan kesimpulan dari bagian ini yaitu menjauhkan diri dari pintu rumahnya (7-8), supaya jangan kehilangan harta yang berharga dan dibutuhkan dalam hidup (9-10). Sebuah komentary mengatakan bahwa pada bagian ini kembali Salomo mendorong putranya untuk mendengar dan mengikuti atau menganut dengan setia apa yang telah ia katakan tidak belok ajarannya.[8]
Nasehat ini juga ditegaskan dengan sebuah tujuan atau harapan dari penulis yaitu sang ayah pada putranya (ay. 9), yaitu supaya jangan menyerahkan keremajaanmu kepada orang lain, dan tahun umur-umurmu kepada orang kejam. Keremajaan dalam BIS kehormatanmu, dalam bahasa Ibrani הוֹד howd artinya splendour, majesty, vigour yang artinya kemuliaan. Kata ini hanya dipakai sebagai pujian kepada Tuhan. Kata ini hanya digunakan sekali dalam kitab Amsal. Disebut terhormat karena itu akan memberi laki-laki suatu posisi yang terhormat antar manusia.
 If the reading honor be retained, this word must be interpreted similarly, as equivalent to years, that is, the labor of years, wealth, called honor because it gives a man an honorable position among men.[9]
Terpengaruh oleh pelacur atau memasuki rumahnya berarti kehilangan empat hal yang sangat berharga: kehormatan, gairah hidup, kekayaan, kesehatan. Karena itu yang akan diambil oleh perempuan jalang. Tahun-tahun yang paling baik dalam hidup yaitu masa muda akan hilang lenyap tak berarti karena diserahkan kepada “orang kejam”.[10] Siapakah “orang kejam” itu? Frase ini sejajar dengan “orang-orang lain” dan juga “orang asing”. Orang kejam dalam Ibrani אַכְזָרִי 'akzariy yang artinya kejam merupakan kata sifat. Jadi, seseorang yang mempunyai sifat kejam. Dalam BIS menggunakan kata “yang tidak berbelas kasihan”. Dan Pareira menjelaskan mengenai orang kejam ini merupakan suami yang sakit hati  dan cemburu karena merasa dikhianati. Dia mungkin akan membalas dendam secara kejam.[11]
Cara terbaik untuk menghindari diri dari pelukannya yang penuh rayuan ialah jangan berada dalam kota dimana ia tinggal. Karena kalau kita hendak melepaskan diri dari dosa sementara kita tetap berdiam diri pada dosa itu. Kemudian minta Tuhan lepaskan dari pencobaan, itu sikap yang sombong dan juga bodoh. Kalau seseorang terus membaca bacaan porno maka ia akan jatuh dalam dosa seksual. Dengan demikian diajarkan betapa pria masa kini harus berjaga-jaga terhadap seks yang disalahgunakan melalui iklan dan di tempat-tempat hiburan.[12]
 
BAB III
KESIMPULAN
Relevansi
            Pergaulan sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Pembahasan diatas ditujukan kepada laki-laki karena memang yang mudah jatuh kepada godaan adalah laki-laki. Namun, juga tidak menutup kemungkinan bagi perempuan untuk jatuh kepada godaan yang sama. Atau bahkan perempuan menjadi pelaku (pelacur).
            Kita ditempat ini sebagai hamba Tuhan tidak menutup kemungkinan untuk jatuh kepada dosa ini. Kita yang mempunyai latarbelakang freesex dan kita bertobat masuk ketempat ini. Namun, ketika tiba ditempat ini masih saja kedapatan tidak lepas dari latarbelakang tersebut seperti bloger situs porno. Jadi, nasehat ini juga penting bagi kitaa Agar dapat menolong kita untuk dapat bergaul dengan sehat. Janganlah kita menjadi orang bodoh dan sombong yang selalu diam dalam dosa tersebut yang pada akhirnya akan merebut kehormatan kita.
            Terlebih lagi kita seorang hamba Tuhan yang membawa orang kepada kebenaran kekal. Apakah masih pantas untuk jatuh kedalam dosa pergaulan yang bebas. Bagaimana kita dapat untuk membawa orang lain kepada kebenaran tersebut. Dalam pelayanan luar kita akan menemukan banyak orang yang salah bergaul yang bahkan mempunyai profesi sebagai pelacur baik laki-laki maupun perempuan. Hendaklah kita dapat  membantu mereka untuk jangan jatuh terlalu dalam.
            Dan tidak menutup kemungkinan juga bahwa masih banyak anak-anak muda yang belum jatuh kepada godaan tersebut dan tidak tutup kemungkinan untuk jatuh. Inilah yang merupakan tugas kita untuk menolong mereka agar mereka tidak jatuh kepada dosa tersebut. Hendaklah kita tidak membiarkan mereka semua generasi muda zaman ini kehilangan kehormatannya dengan kebenaran yang kita sampaikan.
            Inilah tugas kita sebagai hamba Tuhan, mari selamatkan mereka dari pergaulan yang tidak sehat.
 

DAFTAR PUSTAKA

Anton Berthold Pareira O. Carm,
2006                Jalan Ke Hidup Yang Bijak, Malang, Dioma
C Toy,. H,
1899                A Critical And Exegetical Commentary On The Book Of Proverbs. New York: C. Scribner's Sons.
J Walvoord,. F., Zuck, R. B., & Dallas Theological Seminary,
1983-C1985    The Bible Knowledge Commentary : An Exposition Of The Scriptures Wheaton, Victor Books
Longman Tremper III,
2007                Hikmat Dan Hidup Sukses, Jakarta, Persekutuan Pembaca Alkitab
L Robert Alden,
2002                Tafsiran Praktis Kitab Amsal, Malang, SAAT


[1] Robert L Alden, Tafsiran Praktis Kitab Amsal (Malang: Saat, 2002), 61
[2] Tremper Longman III, Hikmat Dan Hidup Sukses (Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab, 2007), 172
[3] Berthold Anton Pareira O. Carm, Jalan Ke Hidup Yang Bijak, (Malang: Dioma. 2006), 150.
[4]Robert L Alden, Tafsiran Praktis Kitab Amsal, ... 61
[5] Walvoord, J. F., Zuck, R. B., & Dallas Theological Seminary. (1983-C1985). The Bible Knowledge Commentary : An Exposition Of The Scriptures (1:914). Wheaton, IL: Victor Books. Lit. Literal, Literally
[6]Robert L Alden, Tafsiran Praktis Kitab Amsal, ...  62
7 Walvoord, J. F., Zuck, R. B., & Dallas Theological Seminary. (1983-C1985). The Bible Knowledge Commentary : An Exposition Of The Scriptures (1:914). Wheaton, IL: Victor Books. Lit. Literal, Literally

[8] Walvoord, J. F., Zuck, R. B., & Dallas Theological Seminary. (1983-C1985). The Bible Knowledge Commentary : An Exposition Of The Scriptures (1:914). Wheaton, IL: Victor Books. Lit. Literal, Literally
[9] Toy, C. H. (1899). A Critical And Exegetical Commentary On The Book Of Proverbs. Series Title Also At Head Of T.-P. (101). New York: C. Scribner's Sons.
[10] Berthold Anton Pareira O. Carm, Jalan Ke Hidup Yang Bijak, .... 151
[11]Berthold Anton Pareira O. Carm, Jalan Ke Hidup Yang Bijak, ... 151
[12] Robert L Alden, Tafsiran Praktis Kitab Amsal, ...  63

0 komentar:

Posting Komentar