Selasa, 21 Mei 2013

Roma 1:16-17



BAB I
PENDAHULUAN
            Kitab Roma merupakan kitab yang penuh dengan doktrin dan di dalam kitab ini disusun sedemikian rupa karena Paulus sama sekali tidak pernah ke Roma, sehingga Paulus hanya bisa memikirkan apa yang menjadi pergumulan oleh jemaat di Roma, terutama mengenai masalah antara orang Yahudi dan Yunani. Paulus membuat surat ini dengan penuh kehati-hatian dan penuh dengan ajaran yang mendasar bagi kekristenan. Menggambarkan bahwa sepertinya Paulus tahu akan nantinya segala pertanyaan jemaat Roma dan melalui surat ini Paulus menjawabnya.
            Dalam Roma 1:16-17 ini Paulus mengungkapkan bahwa melalui Injillah setiap orang yang percaya kepada Kristus akan beroleh keselamatan karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Di dalam Injil itu nyata kebenaran Allah sehingga setiap orang yang mendengarnya dapat mengenal Allah dan percaya kepada-Nya.
            Paulus ingin mengungkapkan bahwa orang yang diselamatkan bukan hanya orang Yahudi namun juga orang diluar Yahudi, yang terpelajar maupun yang tidak terpelajar namun yang selamat ialah orang yang percaya kepada Tuhan Yesus. Melalui surat ini juga memberikan pengharapan kepada orang diluar Yahudi bahwa keselamatan itu juga tersedia bagi mereka yang percaya walaupun janji keselamatan itu pertama-tam diberikan kepada orang Yahudi yang kemudian melalui mereka Injil dinyatakan bagi semua bangsa.











BAB II
LATAR BELAKANG
            Pada bagian ini kami akan membahas latar belakang dari surat Roma yang mencakup antara lain lalu mengenai analisa sejarah dan analisa konteks
Analisa Sejarah
Analisa sejarah mancakup bagian latar belakang kota Roma, alamat Kitab Roma, penulis kitab Roma, tempat penulisan kitab Roma, Waktu penulisan, maksud dan tujuan penulis kitab Roma
Latar Belakang Kota Roma
Dalam sejarahnya lahirnya kota Roma diliputi oleh legenda. Sebuah legenda menyatakan bahwa Aeneas, pejuang dari Troya, telah mendirikan Roma setelah kejatuhan Troya pada tahun 1100 sM. Sebuah legenda lain menyatakan bahwa dua orang keturunannya, Romulus dan Remus, mendirikan Roma pada tahun 753 sM. Hal ini terjadi pada masa pemerintahan Azarya (Uzia) di Yehuda dan Zakharia serta Salum di Israel.[1]
Kekristenan di Roma tidak jelas bagaimana terbentuk, karena ketika Paulus mengirimkan surat Roma ini kekristenan sudah ada. Mungkin jemaat itu didirikan oleh orang-orang yang bertobat pada hari Pentakosta, yang kembali ke rumah mereka di Roma dengan luapan kegembiraan karena iman mereka yang baru. Namun ada kaitannya dengan Paulus yang berjumpa dengan Akwila dan Priskila di Korintus. Karena setelah itu Paulus mengirim Surat ini. Kemungkinan besar jemaat disana terdiri dari orang Yahudi dan non-Yahudi[2]
Alamat Kitab Roma
            Surat ini dialamatkan kepada jemaat di Roma, “Kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus” (1:7)[3]
Penulis Kitab Roma
            Paulus adalah penulis Surat Roma, hal itu tidak perlu diragukan. Banyak ahli bahasa menilai surat itu sebagai karya sastra yang terbaik dari semua surat kiriman Paulus. (1:1) Isi Surat Roma adalah khas Paulus, sejak abad ke-2 keaslian surat itu tidak dapat diragukan lagi. [4]
Tempat Penulisan Kitab Roma
            Dalam perjalan misi yang ketiga, Paulus mengunjungi Korintus, ia menulis surat kepada jemaat di Roma.[5]
Waktu Penulisan
            Surat Roma ini ditulis antara tahun 55-59, tetapi yang ditekankan itu tahun 57.[6]
Maksud dan Tujuan Penulis
Paulus telah mendengar beberapa kesulitan praktis yang dialami orang Kristen Roma, jadi dalam suratnya pada bagian etika (terutama ps. 14) ia berusaha memperbaiki penekanan yang salah itu. Dalam Rom 16:17-19 disinggung tentang guru palsu yang harus dihindari, tapi ini tak dapat dianggap tujuan utama Rm, kendati hal itu muncul kemudian sebagai renungan. Dan adalah jelas, bahwa tujuan menentang ajaran palsu tidak mendominasi Roma.[7]
Maksud dan tujuan surat Roma dijelaskan pada ps. 15:22-25 dimana paulus memberitahukan mereka bahwa ia ingin mengunjungi mereka di Roma. Ps 15:24 menceritakan suatu maksud yang lain yaitu Paulus mengharapkan pertolongan mereka karena ia akan melayani di Spanyol dan ia berharap mereka memperlancar perjalanannya.[8]

Analisa Konteks
Konteks menurut KBBI adalah bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna;  situasi yang ada hubungannya dengan suatu kejadian. Dan menurut Kaiser kata konteks berasal dari dua kata bahasa Latin yang berbunyi Con, yang berarti bersama-sama/menjadi satu, dan textus yang berarti tersusun.[9] Jadi kata konteks di sini dipakai untuk menunjukkan hubungan yang menyatukan bagian Alkitab yang ingin ditafsir dengan sebagian atau seluruh Alkitab. Sehingga dalam bagian ini kami akan menjelaskan konteks menyeluruh di surat Roma yang menurut Tenney[10]:
1.      Kata Pembuka                                                                   1:1 -17
a.       Salam Pembuka                                                           1:1-7
     Penulis                                                                    1:1-5
     Pembaca Yang Dituju                                            1:6:7a
     Salam                                                                     1:7b
     Alasan                                                                    1:8-15
     Tema                                                                      1:16-17
2.      Kebutuhan Akan Pembenaran                                          1:18 – 3:20
a.       Kefasikan Bangsa-Bangsa Lain                                  1:18-32
b.      Kebinasaan Bagi Yang Menghakimi                          2:1-16
c.       Dilema Bangsa Yahudi                                               2:17 – 3:8
d.      Hukuman Bagi Semua Orang                                     3:9-20
3.      Perwujudan Pembenaran Ilahi                                          3:21 - 8:39
a.       Jalan Menuju Pembenaran : Iman                               3:21-31
b.      Dasar Pembenaran : Janji                                            4:1-25
c.       Hasil Pembenaran                                                       5:1-21
d.      Beberapa Aspek Pembenaran Praktis                         6:1 – 7:25
e.       Akibat Pembenaran : Hidup Oleh Roh Kudus           8:1-39
4.      Hubungan Antara Pembenran Dan Bangsa Yahudi         9:1 – 11:36
a.       Pilihan Atas Israel                                                       9:1-33
b.      Keselamatan Israel                                                      10:1-21
c.       Kegagalan Israel                                                         11:1-36
5.      Penerapan Pembenaran Pada Kehidupan Gereja              12:1 – 15:13
a.       Himbauan Untuk Menguduskan Diri                         12:1-2
b.      Pemanfaatan Karunia                                                  12:3-8
c.       Hubungan Pribadi                                                       12:9-21
d.      Hubungan Politik                                                        13:1-7
e.       Hubungan Masyarakat                                                13:8-14
f.       Hubungan Persaudaraan                                             14:1 - 15:13
6.      Kesimpulan                                                                       15:14 – 33
a.       Rencana Pribadi                                                          15:14-29
b.      Permintaan Untuk Berdoa                                          15:30-33
7.      Kata-Kata Tambahan                                                        16:1-27
a.       Salam                                                                          16:1-24
b.      Berkat                                                                         16:25-27
Dan Roma 1:16-17 terdapat pada bagian Kata Pembuka (1:1-17) yang memiliki sub tema Tema (1:16-17).
Konteks Dekat
            Pasal 1:16-17 ini merupakan tema daripada kitab Roma ini, dimana dalam pasal ini diutarakan mengenai penyataan kebenaran Tuhan kepada manusia karena sebelumnya memang Allah telah menjanjikan Injil atau kebenaran itu melalui para nabi-nabi di dalam kitab-kitab suci (1:2). Kebenaran atau injil yang disampaikan itu mengenai Anak Allah yang diperanakkan dari keturunan Daud dan kemudian mati namun bangkit dari antara orang mati, sehingga melalui Anak Allah ini menuntun semua bangsa untuk percaya dan menjadi kepunyaan-Nya (1:3-6). Hasrat Paulus untuk memberitakan injil di Roma karena injil itu bukan hanya kepada orang Yahudi namun juga orang diluar Yahudi yaitu Yunani sehingga ia merasa berhutang (1:13-15). Dan juga ia tahu bahwa tidak ada perbedaan dimata Allah mengenai bangsa Yahudi dan luar Yahudi, dimana Allah pasti menghukum orang yang berbuat dosa dan menyatakan kasih karunia-Nya bagi yang setia dan taat pada-Nya, Allah tidak memandang bulu (1:18-29).
Konteks Jauh
Injil dalam kesusastraan klasik kata ini mengacu kepada pahala yg diberikan untuk berita-berita yg baik. Juga menunjuk kepada apa yg dikabarkan, mula-mula kemenangan, kemudian berita kesukaan lain. Bahwa kata ini terdapat lebih 75 kali dalam PB, jelas menekankan adanya suatu pengertian Kristen. Injil adalah kabar baik bahwa Allah di dalam Yesus Kristus telah memenuhi janji-janji-Nya kepada Israel, dan bahwa suatu jalan keselamatan telah dibuka bagi semua orang. Injil janganlah dipertentangkan dengan PL, seolah-olah Allah telah mengubah cara-Nya dalam menghadapi manusia, melainkan adalah pemenuhan dari janji PL  (Mat 11:2-5). Yesus sendiri melihat dalam nubuat-nubuat nabi Yesaya gambaran dari pekerjaan-Nya  (Luk 4:16-21).
Allah memulai pemberitaan mengenai kabar baik dalam Kejadian 3:15 yang kita kenal sebagai proto evanggelium, lalu dilanjutkan janji melalui Abraham. Hal ini juga menjelaskan tentang pembenahan penyelamatan, disini terlihat inisiatif Allah sendiri kepada umat pilihan-Nya. Abram menjadi dasar terang keturunan dari penyelenggaran penyelamatan yang dilakukan Allah dalam konteks perjanjian lama. Dimana Allah memanggil Abram, dan memerintahkan Abram (Kej 12:1), dari kehidupan Abram janji pembenahan tentang penebusan tidak berakhir dengan diteguhkan janji itu kepada keturunan Abraham. Janji kejayaan kerajaan yang tidak pernah berakhir itu ditekankan kepada keturunaan Yehuda sebagai penerima janji sebelum Israel atau Yakub mati. Yakub memberkati Yehuda (Kej. 49:8) dimana Yehuda sebagai garis keturnan sang Mesias, lalu Daud sebagai gambaran sang Mesias sehingga dikatakan bahwa Yesus merupakan keturunan anak Daud (Mat.1:1).
Markus memberi definisi ‘Injil Allah’ dalam Mr 1:14 (naskah Bizantin menambahkan (‘Injil kerajaan’) dengan ‘Waktunya telah genap, dan Kerajaan Allah sudah dekat’. Percaya berarti memperoleh keselamatan, tapi menolak atau tidak percaya akan dihukum  (Mrk 16:15,16). Injil yg sama ini diberitakan oleh para komunikator pertama Kristen, tapi berita yg sama itu menjadi lebih jelas oleh kematian dan kebangkitan Yesus, Sang Kristus. Injil datang bersama Kristus (atau, lebih tepat, peristiwa kedatangan Kristus adalah Injil), tapi telah diberitakan terlebih dahulu dalam janji-janji berkat Allah kepada Abraham  (Gal 3:8) dan telah dijanjikan dalam kitab para nabi  (Rom 1:2).
Injil dihadirkan bukan hanya dengan kekuatan  (1Tes 1:5) tapi Injil itu sendiri adalah kekuatan Allah  (Rom 1:16). Injil menyatakan kebenaran Allah dan memimpin kepada keselamatan semua orang yg percaya  (Rom 1:16,17). Rasul Paulus memandang Injil sebagai sesuatu dari Allah yg mulia, yg telah dipercayakan kepadanya  (1Tim 1:11). Dengan demikian terkandung keharusan yg ilahi untuk memberitakannya  (1Kor 9:16), dan ia mohon didoakan supaya dapat melakukan tugasnya memberitakan Injil itu dengan keberanian  (Ef 6:19), meskipun ia harus mengalami perlawanan  (1Tes 2:2) dan penderitaan  (2Tim 1:8). Injil adalah ‘firman kebenaran’  (Ef 1:13), tapi tertutup bagi orang-orang yg tidak percaya  (2Kor 4:3,4) yg menghendaki tanda ajaib atau supernatural atau pembuktian rasional  (1Kor 1:21-23). Sebagaimana dampak teologis dari Injil diterima oleh Paulus melalui penyataan Yesus Kristus  (Gal 1:11,12), demikian juga oleh jawaban iman Injil hadir dengan kuasa yg menyelamatkan  (Ibr 4:2).[11]



Struktur Teks
Penyelidikan tujuan suatu kitab adalah struktur (garis besar) suatu kitab.[12] Tujuan bisa diumpamakan sebagai puncak dari suatu gunung, sedangkan struktur (garis besar) adalah jalan yang menuju ke situ.[13] Sehingga saya memaparkan beberapa struktur teks menurut para teolog:
Menurut Yakub Tri Handoko[14], ayat 16-17 tidak bisa lepas dari dari ayat 14-15 sehingga menurutnya pembagian strukturnya seperti ini,
a.       Injil adalah hutang kepada semua orang (ayat14).
b.      Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (ayat 16)
c.       Injil adalah penyataan Allah melalui iman (ayat 17)
Dan saya menyetujui struktur teks ini.

BAB III
URAIAN EKSEGETIS
Dalam bagian ini saya akan menguraikan Roma 1:16-17, yang dimulai dengan bagian Injil adalah hutang kepada semua orang (ayat14), Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan (ayat 16) dan Injil adalah penyataan Allah melalui iman (ayat 17).
Injil Adalah Hutang Kepada Semua Orang
1:14 Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar.
Sebagai rasul untuk bangsa-bangsa non-Yahudi, ia menganggap dirinya   berhutang kepada mereka yang belum mendengarkan Injil. Kata berhutang dalambahasa aslinya ὀφειλέτης  dengan kasus nominatif maskulin tunggal dengan arti orang yang berhutang, berkewajiban. Sehingga memiliki makna bahwa Paulus memang berkewajiban dan berhutang terhadap orang Roma disana. “berhutang” merupakan kata yang memiliki makna kuat. Kata ini juga dipakai di Roma 8:12 dan Galatia 5:3 (wajib = berhutang) untuk menyiratkan suatu keharusan (band. 1Kor 9:16b).[15] “Aku berhutang” Paulus menggunakan istilah ini beberapa kali di kitab Roma yaitu Paulus berhutang untuk memberitakan Injil pada semua orang non Yahudi, Paulus tidak berhutang pada “kedagingan” (8:12), Gereja non Yahudi berkewajiban untuk membantu gereja induk di Yerusalem (15:27). “Kepada orang Yunani”  Hal ini menunjuk pada orang-orang beradab dan berbudaya di sekitar Laut Tengah. Aleksander Agung dan para pengikutnya telah me-Yunani-kan dunia yang diketahui pada waktu itu. Orang-orang Romawi telah mengambil alih dan menyerap budaya Yunani. “kepada orang bukan Yunani (Barbar)” Istilah onomatopoeia ini berarti kelompok orang yang tak berpendidikan dan tak berbudaya, biasanya dari arah utara. Ini juga dipakai untuk menyebut orang-orang yang tidak berbicara bahasa Yunani. Cara berbicara mereka kedengaran seperti suara “bar bar bar” di telinga orang Yunani dan Romawi. “kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar”. Hal ini barangkali paralel dalam bahasa Yunani dengan orang Bar-bar, walau tidak  selalu  demikian. Ini mungkin juga suatu cara lain untuk menyatakan semua kelompok orang dan individu.[16] Jadi, Paulus merasa bertanggung jawab atas pemberitaan injil bagi mereka semua.

Injil Adalah Kekuatan Allah Yang Menyelamatkan
Ayat 16, Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
Ayat ini dimulai dengan kata sebab, yang menunjukkan adanya hubungan dengan ayat sebelumnya dimana sebelumnya Paulus mengungkapkan hasratnya ingin datang dan memberitakan injil kepada jemaat di Roma, yaitu orang Yahudi maupun orang Yunani. Ia sangat berkeinginan mengunjungi Roma dan memberitakan injil disana karena ia sangat yakin terhadap injil yang ia beritakan. Kata keyakinan dalam ayat ini jika diterjemahkan dari bahasa aslinya Οὐ γὰρ ἐπαισχύνομαι dimana kata ἐπαισχύνομαι dari kata dasar ἐπαισχύνομαι yang berarti malu dengan kasus present indikatif medium orang pertama tunggal sehingga memiliki arti saya tidak malu atau menjadi malu (juga orang yang mendengar tidak akan malu). Sehingga memiliki makna Paulus sama sekali tidak merasa malu terhadap injil yang ia sampaikan, ia begitu yakin akan kebenaran injil itu, karena pada masa itu banyak sekali ajaran yang meragukan kebenaran injil dengan mengatakan injil hanyalah mitos, injil hanya sebuah cerita yang dibuat, injil adalah khayalan sehingga melalui pernyataan Paulus ini menegaskan bahwa injil yang ia sampaikan adalah benar. Dikatakan benar karena injil itu berasal dari Allah yang menceritakan tentang Anak Allah yaitu Yesus Kristus dan segala pekerjaan penyelamatan-Nya terhadap umat manusia. Seperti yang ia sampaikan pada awal surat roma ini (1:1-4).[17] Lalu pada masa itu orang Yahudi merasa malu karena berita injil itu menyatakan tentang Mesias yang menderita dan orang Yunani malu karena memberitakan tentang kebangkitan tubuh, dimana semua itu bertentangan dengan konsep pemikiran mereka.[18] Sehingga Paulus menegaskan bahwa ia tidak malu akan hal itu karena injil itu benar.
Injil yang sampaikan merupakan kekuatan Allah yang berasal dari kata δύναμις , kata ini memiliki makna kekuatan yang berasal dari Allah, sumber dari kekuatan itu yaitu Allah. Tidak ada partisipasi sedikitpun dari manusia dalam kekuatan ini. Hanya kekuatan Allah sajalah sehingga manusia dapat selamat. Sehingga kita dapat mengartikan kekuatan Allah ini dengan dua cara yaitu Injil adalah berita mengenai perbuatan Allah yang kuat dan Injil mengandung kekuatan ilahi sehingga pasti membawa hasil.
Kekuatan dari Allah itu menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada-Nya. Kata percaya dari bahasa aslinya menggunakan kata πιστεύοντι dengan kata dasar πιστεύω yang berarti percaya, yakin dengan kasus present aktif partisip datif maskulin tunggal sehingga memiliki makna percaya yang sedang dan secara terus-menerus dan kepercayaan itu bersifat pribadi tidak rombongan. Jadi Allah akan menyelamatkan orang yang benar dan sungguh-sungguh dan setia percaya kepada-Nya. Allah tidak meminta manusia untuk berbuat baik agar selamat, namun hanya dengan percaya saja kepada Kristus. Iman kepada Kristuslah yang menyelamatkan orang berdosa.[19] Mengapa dikatakan cukup percaya? karena disana banyak berkembang konsep keselamatan harus dengan berbuat baik sehingga nanti Allah akan membalas atau menimbang kebaikan dan kesalahan. Siapa yang didapati paling banyak berbuat baik, ia akan selamat. Seperti para kaum Yahudi yang beranggapan dengan melakukan hukum taurat mereka akan selamat sehingga Paulus menekankan bahwa haruslah beriman atau percaya kepada Yesus dahulu barulah setelah itu melakukan perbuatan yang baik sebagai tanggung jawab orang kristen atau orang yang telah diselamatkan.
Lalu kata pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani memiliki makna bahwa keselamatan itu disediaka bagi semua orang yang mau percaya kepada-Nya. Tidak terkecuali baik Yahudi maupun Yunani. Memang pada zaman Perjanjian Lama, Yahudilah yang dipilih Allah sebagai penerima janji keselamatan tersebut dan itu berlaku sampai sekarang. Namun dalam perkembangannya kesematan dari Allah itu tidak hanya secara ekslusif pada bangsa Yahudi namun juga orang di luar Yahudi yang percaya kepada-Nya.[20] Jika Yahudi pun tidak percaya kepada Allah maka sama saja tidak selamat. Karena keselamatan dari Allah itu hanya diberikan pada yang percaya kepada-Nya baik itu orang Yahudi dan orang luar Yahudi.
Injil Adalah Penyataan Allah Melalui Iman
Ayat 17, Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman."
Ayat ini dimulai dengan kata sebab, yang menunjukkan adanya hubungan dengan ayat sebelumnya dan kata ini berkaitan dengan injil yang diberitakan oleh Paulus. Dan kata ini disambung dengan kata di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang berarti dalam injil itu ada kebenaran yang dari Allah saja dan itu nyata tidak semu. Kata kebenaran disini dalam bahasa aslinya δικαιοσύνη, dimana kata ini memiliki makna kebenaran yang berasal dari Allah, Allah yang membuat dan manusia harus mengikutinya jika ingin berkenan di hadapan Allah. Kata ini berasal dari kata dike. Dike itu arti aslinya ialah “kaidah”, jadi adat-kebiasaan yang meliputi hukum alam atau hukum yang berlaku dalam persekutuan masyarakat. Bagi orang Yunani, dikaos ialah dia yang kelakuannya sesuai dengan adat atau hukum itu, yang taat pada hukum. Dikaiosune merupakan kata bendanya, ketaatan pada adat/hukum, termasuk keadilan seorang hakim. Kata kerja dikaioun berarti menganggap sesuai dengan adat/hukum atau menghukum secara adil.[21]
Kebenaran Allah adalah atribut ilahi atau kualitas. 'Kebenaran' menggambarkan karakternya, bersama dengan tindakannya yang sesuai dengan karakternya. Karena ia adalah 'Hakim dari seluruh bumi', maka bisa dipastikan bahwa ia akan dirinya selalu 'melakukan yang benar.[22] Allah itu benar dan Ia kebenaran itu sendiri. Ia membuat hukum dan barangsiapa yang melanggarnya akan dihukum sehingga Ia layak untuk menghukum orang yang berdosa. Namun ada pertanyaan, apakah Allah juga benar jika Ia meluputkan orang-orang tertentu dari murka-Nya tersebut? Iya jawabannya. Kebenaran ini Ia nyatakan dalam injil mengenai Yesus yang menanggung semua beban dosa kita. Sehingga kebenaran Allah itu tidak rusak karena Anak-Nya yang harus dikorbankan demi umat yang dikasihi-Nya.[23] Ia ingin agar hukum atau kebenaran-Nya itu juga ada pada manusia sehingga Ia menyatakannya dalam injil.
Kemudian ada kata yang bertolak dari iman dan kepada iman yang jika dalam bahasa aslinya ἀποκαλύπτεται ἐκ πίστεως εἰς πίστιν, dimana kata ἀποκαλύπτεται berasal dari kata ἀποκαλύπτω yang berarti menyatakan, menyingkapkan dan mengungkapkan, yang dengan kasus present Indikatif pasif orang ketiga tunggal sehingga kata ini memiki makna dia sedang dan terus menerus disingkapkan, dimana kata ini menunjuk pada injil atau kebenaran Allah itu. Sehingga terjemahan keseluruhan ialah injil yang sedang dan terus menerus dinyatakan dari iman kepada iman. Kalimat ini bermakna kebenaran Allah itu sedang dan terus menerus dinyatakan melalui pemberitaan injil tetapi juga kehidupan dan pengalaman orang beriman di seluruh dunia[24] dan iman itu berasal dari Allah saja dan manusia harus menanggapi iman itu yang kemudian iman itu menghasilkan kehidupan yang kudus.[25] Itulah makna dari iman kepada iman.
Lalu kata orang benar akan hidup oleh iman, ini merupakan kutipan Paulus dari kitab Habakuk 2:4 yang bertuliskan “Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya”. Sehingga ini menjadi bukti bahwa keselamatan itu atau kehidupan itu hanya bisa diperoleh dengan percaya kepada Allah saja, dimana sejak zaman Perjanjian Lama dinyatakan.[26] Dan "iman" di sini mencakup tindakan awal menerima Injil dan kelanjutan proses menuju keselamatan = semua orang yang terus percaya (16) = orang benar dari(Nya) iman akan hidup (17). Singkatnya, Paulus mungkin bermaksud kutipan Habakuk harus dipahami dengan kekayaan makna yang dapat merangkul dalamnya pemahaman yang lebih lengkap dari Injil untuk Paulus berdiri, dalam kontinuitas dengan wahyu ke Israel. Dia yang dipertahankan di dalam atau telah dibawa ke dalam hubungan dengan Allah yang membawa tentang keselamatan, oleh jangkauan kesetiaan Allah kepada iman sendiri, akan mengalami kepenuhan hidup yang Tuhan ditujukan untuk umat manusia karena dia tinggal di ketergantungan iman pada kesetiaan Allah.[27]












BAB IV
Implikasi
            Saya mengimplikasikan pasal 1:16-17 ini dengan kehidupan kita secara umum. Injil haruslah dipahami sedemikian rupa agar tidak disalah mengerti, karena ketika kita mengerti injil yang sesungguhnya seperti Paulus, pastilah kita akan sangat berhasrat untuk memberitakan bagi orang-orang lain yang belum pernah mendengar injil bahkan kepada orang-orang yang notabene sudah kristen namun belum paham seutuhnya yang menganggap bahwa keselamatan itu didapat dengan perbuatan baik. Dan melalui pengertian itu juga kita mengerti bahwa kekuatan Allah saja lah yang menyelamatkan sehingga tak perlu ragu akan kuasa-Nya. Dan perlu diketahui bahwa keselamatan itu tersedia bagi semua orang hanya apakah kita mau menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi sehingga kebenaran Allah itu menyelamatkan kita dan kita akan hidup di dalam-Nya baik waktu sekarang maupun nanti dalam kehidupan yang selanjutnya yaitu kekekalan bersama Kristus.

BAB V
Penutup
            Paulus benar-benar memiliki hasrat yang besar untuk memberitakan injil karena ia tahu bahwa injil itu adalah benar dan merupakan kebenaran Allah yang mutlak, kebenaran satu-satunya. Sehingga ia sangat terbeban untuk menyampaikan kepada orang Yahudi sebagai umat pilihan pada awalnya dan juga kepada orang diluar Yahudi sehingga orang-orang dapat paham bahwa keselamatan itu tersedia bagi seluruh umat yang mau mengenal dan percaya kepada-Nya. Paulus tahu bahwa kebenaran itulah yang akan menyelamatkan sehingga ia tak perlu ragu dalam memberitakan injil itu karena dalam keselamatan itu kekuatan Allah sajalah yang akan bekerja agar manusia itu mau menerima atau percaya kepada-Nya karena iman itu hanya berasal dari Allah, namun Allah juga menginginkan manusia agar meresponi iman yang diberikan itu dengan hidup dalam kekudusan. Sehingga benarlah pernyataan ini “orang benar akan hidup oleh iman”. Ya, hidup kekal bersama Kristus dengan iman kepada-Nya saja.


[1] Online Bible.org
[2] Online Bible.org
[3] Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru, (Batu: Dept. Literatur YPPII, 1999), 122
[4] Ola Tuluan,  Introduksi Perjanjian Baru,... 121
[5] Online Bible.org
[6] Ola Tulluan , Introduksi Perjanjian Baru,... 122
[7] Online Bible.org
[8] Dave Hagelberg, Tafsiran Roma dari Bahasa Yunani, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2000), 7
[9] Walter C. Kaiser, Jr., Toward An Exegetical Theology, (Grand Rapids: Baker Book House, 1981), 71
[10] Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2009), 377
[11] J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007),
[12] Hasan Sutanto menyamakan istilah struktur dengan garis besar; Lihat Hasan Sutanto, Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab, 198-199
[13] Erni Takaliuang, Eksposisi Efesus, (Batu: I-3, 2007), 18
[14] Yakub Tri Handoko, Pendalaman Alkitab GKRI Exodus, 12 September 2006.
[15] Yakub Tri Handoko, Pendalaman Alkitab GKRI Exodus, 12 September 2006.
[16] Bob Utley, Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma, (Marshall, Texas: Bible Lesson International, 2010), 24
[17] Warren W. Wiersbe, Benar di dalam Kristus, (Bandung: Kalam Hidup, 1977), 14
[18] Bob Utley, Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma..., 24
[19] Warren W. Wiersbe, Benar di dalam Kristus..., 15
[20] Yakub Tri Handoko, Pendalaman Alkitab GKRI Exodus, 12 September 2006.
[21] Th. Van The End, Tafsiran Surat Roma, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002),  63
[22] John Stott, The Message of Romans: God’s Good News For The World, (Leceister, England: InterVarsity Press, 2001), 65
[23] Dave Hagelberg, Tafsiran Roma dari Bahasa Yunani.., 26
[24] Ibid..., 27
[25] Bob Utley, Surat Paulus Kepada Jemaat di Roma..., 29
[26] Th. Van The End, Tafsiran Surat Roma..., 70
[27] J.D.G. Dunn, Word Biblical Commentary: Romans 1-8, Vol. 38A, (Dallas: Word, Incorporated, 2002), 36

1 komentar:

  1. Jadi, kalau semua(sekelompok) orang percaya Yesus, namun ada sebagian hanya percaya dengan tidak memperhatikan perbuatan baik dan sebagian lagi percaya sambil menghendaki perbuatan baik. Apakah kelompok ini sama dalam kebenaran?
    #maaf jika pertanyaan kurang berkualitas.

    BalasHapus