Senin, 24 Juni 2013

Menemukan kehendak Allah

Menemukan kehendak Allah
Sinclair B. Ferguson

Setelah saya membaca buku menemukan kehendak Allah karya Sinclair F. Ferguson saya merasa diberkati dan ada sesuatu hal yang baru yaitu berupa pemahaman tentang kekristenan dan Kristus. Pada bab pertama ini berbicara mengenai Rencana Ultimat Allah. Dalam bab ini berbicara tentang rencana Allah pada manusia, Allah sudah menetapkan tujuan kepada setiap masing-masing kita. Ketika saya membaca buku ini, saya teringat akan bukunya Rick Warren yang berjudul Purpose Driven Life (Kehidupan yang digerakkan oleh tujuan) yang juga berbicara tentang rencana Allah bahwa setiap manusia sudah memiliki tujuannya masing-masing. Tujuan orang percaya ialah mempermuliakan Allah. Dalam bab ini juga berbicara tentang tujuan manusia khususnya orang Kristen yaitu mempermuliakan Allah dan dibahas dengan lebih singkat, padat dan jelas dan adanya pemahaman baru yang saya mengerti tentang rencana ultimat Allah ini.
Dalam mempermuliakan Allah pastinya kita ingin mengetahui bagaimana caranya mempermuliakan Allah. Sebagai orang percaya pastinya dalam mempermuliakan Allah bertumpu pada Alkitab. Dan dalam mempermuliakan Allah kita akan menemui banyak tantangan seperti dianggap lain dari dunia ini. Karena memang orang Kristen berbeda dari dunia ini. Orang Kristen berbeda karena sudah memiliki tujuan yang jelas, perspektifnya melihat ke depan, cara hidupnya tidak ditentukan oleh zaman ini. Orang Kristen bukan manusia duniawi, ia adalah orang asing.
Agar kita mampu mempermuliakan Allah kita haruslah hidup serupa seperti Yesus. Berarti hidup kita haruslah hidup dalam kebenaran dan kekudusan. Mengapa begitu? Karena kita telah menerima Yesus sebagai juruselamat dan mengikuti Dia sebagai Tuhan dan teladan kita. Tuhanlah yang memberi amanat agar kita meneladani Ia karena Ia sudah memberi teladan kepada kita. Melalui teladan Yesus ini kita dapat mencerminkan kemuliaan Allah. Namun dibalik meneladani Yesus, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Ada banyak hal yang harus dilewati yaitu memikul salib Kristus. Karena jalan menuju kemuliaan ialah kesengsaraan, keserupaan dalam Kristus juga berarti keserupaan-Nya dalam salib-Nya. Oleh karena itu Kristus disalibkan karena dunia maka kita pun disalibkan bagi dunia. Inilah salah satu pemahaman baru yang saya dapat yaitu mempermuliakan Allah melalui penderitaan Kristus, sebelumnya saya hanya berpikir bahwa mempermuliakan Allah hanya dengan berdoa, bernyanyi, bersaksi dan hal-hal yang baik dan menyenangkan. Namun saya mengabaikan sesuatu yang namanya penderitaan ini.
Dalam bab selanjutnya ini, penulis memaparkan tentang prinsip-prinsip bimbingan Allah. Pada awal membaca buku ini saya tertarik dengan statement yang diajukan pada awal bab ini, yaitu bahwa untuk mengajarkan kehendak Allah bisa juga melalui buku ini daripada mendengarkan serangkaian eksposisi Alkitab yang akan memakan waktu yang lama dan mungkin kurang sistematis. Lalu dengan pertanyaan apakah Alkitab merupakan satu-satunya pedoman untuk mengarahkan kita untuk memuliakan Allah? Sepertinya yang saya katakan di atas, pastinya jawaban iya. Mengapa harus Alkitab, bukankah Allah memiliki banyak cara?
Kita memang tahu bahwa Allah berbicara dalam berbagai cara. Dan pada puncaknya, ia sekarang berbicara melalui perantaraan Anak-Nya. Akibatnya, seperti yang dicatat secara panjang lebar dalam kitab Ibrani kita tidak hidup lagi pada zaman dimana Tuhan menyatakan kehendak-Nya dengan berbagai cara. Sekarang, Ia dengan sempurna menyingkapkan kehendak-Nya bagi kita di dalam Yesus Kristus dan kita akan menemukan bimbingan-Nya terpancar dari halaman demi halaman satu-satunya yang meberi kesaksian tentang Kristus yaitu Alkitab.
Alkitab menyediakan pengetahuan untuk mengenal Allah melalui 3 cara yaitu
1.      Allah memberikan perintah dan larangan-Nya kepada kita.
2.      Ada beberapa prinsip yang diuraikan dalam Alkitab. Prinsip bahwa Tuhan Yesus harus menjadi Tuhan atas segala sesuatu atau Ia sama sekali bukan Tuhan.
3.      Terdapat pula sejumlah ilustrasi; berbagai catatan tentang prinsip-prinsip umum relasi Tuhan dengan umat-Nya.
Dalam Firman Allah ada beberapa kriteria atau prinsip dalam bimbingan Allah, yaitu pertama, bimbingan Allah menuntut kesabaran kita. Allah ingin kita mengerti bimbinganNya secara progresif tidak asal jadi. Karena sesuatu yang cepat jadi biasanya lebih cepat rapuh daripada yang memiliki proses yang panjang sehingga menghasilkan hal yang kokoh. Kedua, kita perlu melihat bagian yang seharusnya dimainkan oleh pikiran kita dalam upaya memahami kehendak Allah. Dalam memahami bimbingan Allah tidak melulu harus dengan kepekaan perasaan namun juga butuh pemahaman. Oleh karena itu Allah memberikan kita hikmat agar kita mengerti mana kehendak Allah. Ketiga, penemuan dan penggenapan kehendak Allah melibatkan kehendak kita. Dalam hal ini terlibatlah apakah kita mau terlibat dalam kehendak Allah ini. Jika kita mengeraskan hati maka akan terjadi kesulitan dalam memahami kehendak Allah ini.
Setelah itu dalam bab selanjutnya, dibahas mengenai hati. Ada apa dengan hati? Hati adalah titik temu antata penyataan kehendak Allah dan ketaatan saya terhadap kehendak-Nya bagi hidup saya. Itulah sebabnya dalam Firman Tuhan kita dinasehati agar menjaga hati kita.
Bagaimana kita menjaga hati kita? Yaitu dengan merenungkan Firman Tuhan, memotivasi hati dan melihat kondisi hati. Jika kata merenungkan Firman Tuhan pastinya sebagai orang percaya kita sudah terbiasa dengan hal itu. Namun hal yang baru bagi saya yaitu yang pertama memotivasi hati. Bagaimana motivasi hati itu? Ada 2 hal yang khusu yang perlu disebutkan yang sebenarnya ada banyak tertulis dalam Alkitab. Pertama, singkatnya hidup. Hidup ini hanya satu kali tidak ada pengulangan. Karena Cuma sekali hidup ini, singkat dan tidak ada pengulangan perlulah kita melakukan yang terbaik dan menjaga hati kita. Kedua, penghakiman Allah kita selalu diawasi oleh Allah dan tidak akan luput dari penghakiman-Nya. Sehingga setiap perbuatan kita akan dihakimi, namun dihakimi dalam kemurahan-Nya. Sehingga kita haruslah berbuat yang terbaik bagi Allah dan menjaga hati.
Lalu melihat kondisi di dalam hati. Kadang kita sebagai orang percaya kurang  memperhatikan kondisi hati kita. Kadang terjadi ketidakseimbangan antara motivasi melayani Dia dan kondisi hati kita. Untuk itu kita harus memiliki rasa takut akan Tuhan dan kerendahan hati. Rasa takut merupakan wujud pengenalan kita akan Allah yang benar sehingga membuat kita rendah hati. Takut akan Allah terkait dengan bimbingan dan ketaatan kita. Saat kita takut akan Tuhan maka kita akan menjauhkan diri kita dari yang jahat dan akan melakukan hal yang baik. Lalu adanya ketaatan dan percaya (bersandar). Kita percaya dan taat bukan sekedar itu saja namun ketika kita tidak mengerti rencana Tuhan kita tetap taat dan percaya bahwa Tuhan akan menuntun kita kepada hal yang benar. Yaitu kehendak Allah yang sempurna.
Jadi, sikap hati menentukan kualitas hidup kita. Hati yang sakit akan memberi pengaruh melemahkan kepada setiap aspek pengalaman kita. Oleh sebab itu perlulah kita melatih hati kita dengan pemikiran yang saleh, iman, ketaatan, kerendahan hati dan takut akan Tuhan.
Untuk mengenal Allah yang paling utama yaitu dari Alkitab. Dari Alkitab kita bisa mengenal kehendak Allah. Melalui itu gaya hidup kita sebagai orang percaya bisa terbentuk.
Hidup dalam kehendak Allah berarti berjalan dalam kasih, terang dan hikmat yang daripada Allah. Seseorang mampu menemukan kehendak Allah dalam hidupnya ketika ia taat pada Firman Allah yang merupakan kehendak Allah yang dinyatakan.
Salah satu gaya hidup orang percaya yang seturut kehendak Allah yaitu melalui kasih. Berjalan dalam kasih itu berarti meneladani kasih Kristus yang di atas kayu salib dan memberi diri bagi orang lain. Lalu kasih itu menolak untuk berjalan di jalan yang lain yang pastinya tidak seturut Firman-Nya. Mengapa harus dalam kasih? Karena kasih adalah kegenapan hukum taurat. Kasih tak akan melanggar hukum. Kasih bukan semata-mata berbicara masalah perasaan namun juga melibatkan keteapan hati.
Lalu dalam kehendak Allah kita juga harus berjalan dalam terang. Gaya hidup orang percaya haruslah meneladani Kristus, yang pastinya tidak akan sama dengan dunia yang fana ini.gaya hidupnya mampu dibedakan dari dunia yang penuh dosa ini, oleh karena terang-Nya yang menaungi kita.
Lalu kita juga harus berjalan dalam hikmat. Maksudnya ialah kita harus berjalan dengan saksama, teliti, berhati-hati, tidak sembrono, melibatkan hal-hal yang mendetail. Hal-hal itu ialah kehendak Allah yang harus ditaati. Berjalan dalam hikmat ini pastinya harus menggunakan akal budi. Ketaatan tidak pernah merupakan tanpa pikiran. Namun bimbingan Allah itu bersifat spiritual dan supranatural. Itulah sebabnya kita harus sejalan antara akal budi di dalam Roh.
Orang Kristen yang berjalan di dalam kasih, terang dan hikmat akan menjadi orang Kristen yang penuh ucapan syukur.
Di dalam kehendak Allah juga kita harus memiliki prinsip-prinsipn yang tetap dan teguh. Karena kadang seseorang yang sudah dimerdekakan akan merasa bebas sehingga tidak ada yang membatasi, sehingga diperlukanlah prinsip-prinsip perilaku agar kebebasan spiritual tidak mengesampingkan tanggung jawab moral.
Prinsip-prinsip yang harus dimiliki adalah pertama, kebebasan itu bukanlah satu-satunya prinsip kehidupan Kristen. Kebebasan itu ada maksudnya Allah memerdekakan kita agar kita kudus. Tindakan kebebasan yang bertentangan dengan Firman Allah adalah salah. Namun kebebasan yang baik ialah bebas untuk mengasihi dan menaati hukum Allah. Kedua, segala sesuatu itu harus dipertanyakan apakah hal itu berguna bagi relasi kita dengan Tuhan Yesus sehingga semakin kuat. Walaupun segala sesuatu itu halal namun tidaklah semua berguna. Kita harus bertanggung jawab kepada Kristus atas pelayanan pribadi kita. Ketiga, orang Kristen harus senantiasa menjadi tuan atas dirinya, harus bisa mengontrol tubuhnya, tidak sesuka hatinya. Janganlah kita diperhamba oleh kemerdekaan kita. Keempat, segala tindakan kita harus selaras dengan kebersatuan dengan Kristus. Kelima, haruslah bermanfaat bagi orang lain bukan hanya untuk pribadi. Keenam, haruslah selaras dengan teladan para tokoh Alkitab. Yang pastinya semua prinsip dilakukan hanya untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus saja.
Panggilan hidup merupakan salah satu keputusan terpenting bagi Kristen. Kita harus bisa menentukan apa yang harus kita kerjakan ke depan. Karena bekerja merupakan hak istimewa. Bekerja merupakan anugrah Allah. Namun, bekerja juga merupakan perintah dan kewajiban. Allah memberikan pekerjaan agar kita menjadi pria dan wanita yang utuh.
Dalam memilih panggilan hidup atau bekerja ini ada hal yang harus dipertimbangkan karena panggilan ini juga menyangkut masalah pengenalan kita akan kehendak Allah, dimana motivasi dan pengertian kita haruslah benar dan sesuai dengan Firman. Kita harus mempertimbangkan hal yang akan membantu kita mengenali panggilan kita. Yang akan sangat membantu kita yaitu hanyalah Firman Allah, karena di dalam situlah dinyatakan kehendak Allah bagi kita. Memang tidak akan ditemukan secara langsung namun kita bisa memperhatikan beberapa hal yang harus kita perhatikan. Pertama, batasilah berbagai kemungkinan yang ada. Kita harus memilah-milah mana pekerjaan yang layak dan tidak layak bagi orang Kristen. Kedua, kenalilah karunia kita. Karena Allah memberikan berbagai karunia kepada kita yang pastinya harus dikenali dan harus dikembangkan. Ketiga, pertimbangkanlah kebutuhan yang ada. Kita harus melihat kebutuhan atau hal-hal yang menjadi prioritas kita dalam kehidupan ini. Keempat, mempertimbangkan keinginan hati kita. Janganlah kita hanya mengikuti apa yang kita sukai namun lihatlah aspek-aspek apa yang Allah ingini bagi kita. Karena pasti-Nya Allah menginginkan kita untuk hidup di dalam Dia.
Allah juga menginginkan kita untuk menikah, dalam hal ini kita juga dituntut untuk mengenal kehendak Allah bagi pernikahan kita. Karena pernikahan ini bersifat sangat sensitif, jika salah pilih akan sangat fatal. Sehingga kita dituntut untuk mengerti kehendak Allah. Ada dua prinsip yang bisa dijadikan pedoman dalam menggumulkan masalah ini. Pertama, jadilah realistis dalam pengharapan. Pernikahan bukanlah sorga, bukanlah jawaban dari segala permasalahan. Pernikahan hanya salah satu sarana yang Allah pakai untuk memampukan kita untuk mencicipi betapa dalam anugrah-Nya. Lalu pernikahan itu hanya Allah-lah yang mempersatukan, maka kita haruslah bergantung pada kehendak Allah. Kedua, jadilah Alkitabiah dalam persiapan kita. Tidak ada buku pedoman yang secara jelas atau memberikan pasangan hidup bagi kita. Satu-satunya buku pedoman yang Allah tawarkan ialah Alkitab, dimana Allah menyatakan kehendak-Nya. Lalu melalui pengalaman kita bersama Allah. Dalam hal ini, ada beberapa pertanyaan yang bisa kita tanyakan pada diri kita dalam mempersiapkan pernikahan. untuk apakah kita menikah? Apa yang seharusnya saya cari dalam diri pasangan saya? Bagaimana kita dapat memenuhi peran suami istri yang berbeda,apakah karakter pernikahan itu? Apakah tujuan tertinggi dari pernikahan itu? Semua pertanyaan itu mampu kita jawab dalam kebenaran Allah yaitu Firman-Nya dan doa kita kepada Allah.
Setelah banyak hal yang kita pelajari dalam menemukan Allah, pastinya tidak akan langsung mendapat. Kita diperlukan bersabar dan nantikanlah Tuhan. Tuhanlah yang harus menyatakan kehendak-Nya pada kita. Kita tidak akan mengerti kehendak-Nya jika Ia tidak menyatakan-Nya. Kita harus rela menunggu dengan berdiam diri di hadapan-Nya. Tenanglah diri kita dekat Allah dengan menyatakan bahwa kita kekurangan hikmat dan harus mengandalkan Allah untuk dapat memperolehnya. Dalam menantikan Tuhan kita juga harus menantikan dengan penuh Iman. Iman kepada janji-Nya. Jika tidak sabar maka kita akan mendapat banyak kesulitan.
Dalam menantikan sesuatu itu tidaklah selalu menyenangkan, akan ada ketidaknyamanan, kesakitan, kesulitan, kecemasan. Namun semua itu akan mampu kita lewati jika hanya bergantung pada Allah, taat dan bersabar. Kadang kesulitan-kesulitan itu kita alami karena kita kurang sabar, tidak rela menundukkan diri atau merendahkan diri di hadapan Allah, kurang mengimani kebaikan Allah dan terlalu mudah dipengaruhi oleh dunia yang fana ini. Bergantung pada Allah itulah jalan melewati kesulitan karena Allah sangat merindukan untuk memberkati umat-Nya, Ia sudah menetapkan tujuan bagi kita ciptaan-Nya. Sehingga benarlah kita harus benar-benar berserah pada kehendak-Nya saja.
Berserah penuh pada Allah tentunya kita memohon kepada Dia agar Ia memimpin kita, layaknya seorang domba yang membutuhkan gembala. Mengapa kita butuh pimpinan Allah? Karena kita tidaklah mampu untuk hidup tanpa Allah. Allahlah yang menyediakan kebutuhan umat-Nya, Allah menyegarkan umat-Nya, Allah menuntun umat-Nya, Allah menjaga umat-Nya, Allah memberkati umat-Nya dengan limpah, Allah memelihara umat-Nya sampai pada kesudahan. Hanya Allahlah yang mampu melakukan semua ini kepada kita, karena manusia tidak akan mampu menyediakan kebutuhan pribadinya tanpa Allah yang mencukupkan, manusia kadang masuk dalam kondisi kejenuhan rohani dan hanya Allah yang mampu menyegarkan, dalam hidup ini jika Allah tidak memberikan tujuan hidup kepada manusia akan sia-sialah hidup ini. Hanya Tuhanlah pemimpin sejati dan kita harus benar-benar berserah penuh padanya.

0 komentar:

Posting Komentar