BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Berbicara mengenai Gereja bukanlah suatu hal yang gampang. Masa kini orang-orang banyak beranggapan bahwa gereja adalah tempat ibadah orang Kristen, atau gereja adalah bangunan untuk orang Kristen memuji Tuhan. Tapi yang menjadi permasalahannya arti Gereja yang sesungguhnya tinggal kenangan bagi orang percaya, apalagi bagi setiap orang yang menggolongkan dirinya Kristen yang sudah berpuluh-puluh tahun. Mengabaikan arti yang sesungguhnya tentang gereja, membuat setiap orang yang menganggap dirinya sebagai orang percaya hanya dapat menjalani segudang kegiatan gerejawi tanpa mengerti arti dasar dari sebuah gereja tersebut.
Yang menjadi pertanyaan, “perlukah umat Kristen memikirkan lagi tentang doktrin gereja atau gereja secara Alkitabiah?”. Edmund P.Clowney, dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa, banyak orang yang menjawab “Tidak!”. Marthin Luther bersyukur pada Allah bahwa anak usia tujuh tahun pun tahu apa itu gereja secara sederhana. Tapi, apa hanya sampai pada kesederhanaan pemahaman kita akan gereja?
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang ada bebrapa rumusan masalah yang saya buat dan akan menjadi inti dari pembahasan makalah yang akan saya buat ada dalam beberapa pertanyaan yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan gereja?
2. Apakah gereja sudah ada pada masa Perjanjian Lama atau hanya ada dalam Perjanjian Baru saja?
3. Apa yang dapat kita pahami dengan keunikan Yesus sebagai Kepala Gereja?
4. Apakah fungsi atau tugas gereja pada masa kini bagi orang-orang percaya?
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI GEREJA
Istilah gereja dalam Perjanjian Baru memakai kata ekklesia yang berasal dari kata –ek dan kaleo yang artinya memanggil ke luar. Istilah Yunani ekklesia berarti pertemuan atau sidang dan kata ini umumnya dipakai bagi sidang umum dari penduduk kota yang dikumpulkan secara resmi. Selain kata ekklesia kata yang sering digunakan adalah kata sunagoge yang berarti bangunan di mana mereka berkumpul untuk beribadah secara umum. Dalam PB istilak ekklesia secara umum menunjuk kepada gereja walaupun dalam beberapa bagian kata itu sekedar menunjuk pertemuan secara umum. Tuhan Yesus adalah orang yang pertama kalinya memakai kata ekklesia di dalam PB. Ia memakai kata itu menunjuk murid-murid yang ada bersama-sama dengan Dia (Mat: 16:18) dan para murid itu memanggil Dia sebagai Tuhan serta menerima prinsip-prinsip Kerajaan Allah. Dalam Perjanjian Baru, kita menemukan bahwa gereja itu adalah orang yang dipanggil keluar dari dunia (Kolose 1:13; 2 Korintus 6:17,18). Tujuan khusus dari gereja itu adalah untuk memuliakan Bapa yang di surga.
GEREJA DALAM PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU
Perjanjian Lama
Pada saat kita berbicara tentang gereja, banyak pemahaman orang Kristen menyatakan bahwa gereja hanya ada dalam Perjanjian Baru saja. Karena dalam pengertian gereja adalah ciptaan Kristus sehingga berawal dari masa Kristus. Sehingga, banyak anggapan bahwa dalam Perjanjian Lama belum ada gereja seperti halnya dalam Perjanjian Baru. Harus dapat dipahami bahwa kata yang digunakan dalam bahasa Yunani untuk gereja merupakan terjemahan dari bahasa Ibrani. Kata yang digunakan adalah qahal dan ehad. Kedua kata ini sebenarnya bukanlah memiliki arti yang sama. Kata Edhad berkumpul karena sudah ada perjanjian dan jika kata itu diterapkan bagi bangsa Israel berati pertemuan itu dihadiri oleh perwakilan dari setiap suku.Kata qahal berarti pertemuan bersama seluruh umat. Akan tetapi terkadang kedua kata ini dipakai secara bersamaan qehal’edhad yang artinya kumpulan jemaat (Kel. 12:6; Bil. 14:5; Yer. 26:17). Jadi dapat dipahami bahwa sebenarnya dalam Perjanjian Lama sudah ditemui gambaran dari gereja yang biasa disebut sebagai bibit dari gereja.
Perjanjian Baru
Kita telah melihat gereja dalam Perjanjian Lama, dan hal yang paling mendasar yang dapat kita lihat mengenai perbedaannya adalah 1. Gereja didirikan atas dasar Tuhan Yesus, 2. Dijadikan oleh roh kudus, 3. Berisi orang-orang dari semua ras yang dipersatukan dalam Kristus. Hal inilah yang menjadi pembeda yang dapat kita temukan antara gereja dalam PL dan PB. Sebab dalam PB gereja diartikan lebih khusus, bukan hanya sekedar perkumpulan atau pertemuan umat. Melainkan gereja merupakan tempat dimana umat pilihan Allah yang telah dipilih dan ditetap berkumpul dalam satu perkumpulan untuk memuji dan mempermuliakan Allah. Berdasarkan pendapat Kistemaker yang dikutip oleh Stevri dalam bukunya menuliskan:
Gereja yang adalah tubuh Kristus, dipanggil untuk memperluas kasih Kristus. Anggota gereja dipanggil untuk mencari mereka yang terhilang dan memberikan kepada mereka yang hidup dalam dosa mengenai Kristus yang telah mati bagi orang berdosa (Rm. 5:6). Kebaikan Kristus dinyatakan dengan pemanggilan orang-orang berdosa oleh setiap anggota gereja sehingga bersama para malaikat bersuka cita atas pertobatan seorang yang berdosa.
SIFAT GEREJA
Pada bagian ini yang penulis maksudkan mengenai sifat dari gereja ada dua hal yaitu sifat gereja sebagai gereja yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. Gereja yang kelihatan dan tidak kelihatan tidak dapat dipisahkan, ini bukan menunjuk kepada dua macam gereja yang berbeda tetapi terhadap dua aspek dari satu gereja. Gereja yang kelihatan didalamnya terdapat gereja yang tak kelihatan. Gereja yang tak kelihatan tersimpan didalam gereja yang kelihatan. Gereja yang kelihatan di dalamnya terdapat anggota gereja yang asli dan anggota gereja yang palsu. Gereja yang nampak adalah semua orang yang mengaku dirinya Kristen ( pengikut Kristus ), sedangkan gereja yang tidak nampak karena tidak dapat dilihat dengan mata jasmani yaitu orang-orang yang dipilih dari semula oleh Allah.
KRISTUS SEBAGAI KEPALA GEREJA
Sebelum melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai gereja, penulis akan memaparkan mengenai keunikan Yesus sebagai kepala gereja. Dalam Perjanjian baru digambarkan bahwa gereja merupakan tubuh. Dalam sisi yang lain digambarkan bahwa Kristus sebagai kepala dari tubuh yaitu kepala dari gerejaNYA, umat Allah (Ef. 5:23; Kol. 1:18). Tubuh Kristus merupakan suatu komunitas yang terdiri dari orang-orang percaya dan bersama-bersama bertumbuh dalam Kristus. Dalam pengertian khusus Yesus sebagai kepala gereja dapat kita pahami bahwa ia hidup dengan gereja, mengisi gereja dengan hidupNYA dan mengatur gereja secara spiritual (Yoh. 15:1-8; Ef. 1:10,22,23; 2:20-22).
Pemahaman bahwa Krsitus sebagai kepala gereja memiliki dua hal penting yang harus kita pelajari yaitu:
a. Kristus adalah dasar gereja
Matius 16:18 ‘Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya’. Ayat tersebut merupakan ayat yang sering dugunakan berkenaan dengan dasar gereja. Bahwa Yesus merupakan dasar dari suatu gereja. Sehingga, jika ada suatu perkumpulan yang menganggap dirinya adalah gereja akan tetapi tidak berlandaskan bahwa Kristus adalah dasar maka perkumpulan itu bukanlah gereja. Melainkan suatu suatu perkumpulan biasa saja yang tidak berjalan sesuai dengan kehendak Allah.
b. Gereja adalah Karya Kristus
Gereja lahir setelah Kristus datang ke dunia, mati di kayu salib, bangkit dan naik ke surga. Sehingga gereja merupakan karya Kristus. Gereja merupakan badan yang terdiri dari kumpulan orang-orang berdosa yang telah ditebus oleh Kristus, Sang Anak Allah yang kekal.
BENTUK-BENTUK PEMERINTAHAN GEREJA
Gereja jika kita pahami sebagai suatu organisasi dapat kita lihat dari struktur yang dimiliki oleh gereja itu sendiri. Berkenaan dengan hal itu saya akan menjelaskan secara singkat bentuk-bentuk pemerintahan yang dipakai oleh gereja pada saat. Dalam buku teologi Kristen dijelaskan mengenai bentuk-bentuk pemerintahan gereja sebagai berikut:
a. Episkopal
Bentuk pemerintahan gereja ini kepemimpinan tertinggi terletak ditangan uskup. Uskup merupakan kunci bagi berfungsinya pemerintahan gereja. Bukan hanya dalam gereja katolik roma yang bentuk pemerintahnnya seperti ini namun ada beberapa gereja yang mengambil bentuk episkopal seperti Gereja metodis, gereja Anglikan dan gereja lainya.
b. Presbiterian
Sistem pemerintahan gereja yang presbiterian juga memberikan kedudukan yang tinggi kepada jabatan tertentu, namun sistem ini kurang menekankan satu orang yang menduduki jabatan tersebut, melaikan beberapa lembaga perwakilan yang menjalankan kekuasaan itu, pejabat kunci dalam struktur presbisterian ialah penatua.
c. Kongregasional
Bentuk pemerintahan ini menekankan peran setiap anggota jemaat sehingga menjadikan jemaat lokal pimpinan tertinggi. Dibalik ini ada dua konsep yang mendasari sistem ini yaitu: otonami daerah dan demokrasi. Yang dimaksud dengan otonomi ialah bahwa jemaat lokal itu berdiri bebas dan mengatur dirinya sendiri. Sedang yang dimaksud dengan demokrasi ialah bahwa setiap anggota gereja memiliki hal suara.
d. Tanpa pemerintahan
Ada berbagai pandangan gereja gereja yang lain menolak mengapa tidak menggunakan sistem atau bentuk pemerintahan. Salah satunay mereka menganggap bahwa gereja memerlukan bentuk pemerintahan yang konkret atau yang kelihatan maka dari itu mereka meniadakan semua bentuk pemerintahan.
GEREJA SEBAGAI ALAT KESELAMATAN
Kejatuhan Adam dalam dosa menyebabkan semua manusia menjadi berdosa. Karena telah manusia berdosa, Allah yang dalam rencana kekalnya telah menetapkan Kristus sebagai korban penebusan umat manusia. Yesus datang dan mati di kayu salib sehingga melalui Yesus setiap orang yang percayaNya akan memperoleh keselamatan. Roh kudus dapat secara langsung bekerja terhadap orang berdosa untuk orang itu memperoleh keselamatan. Akan tetapi, Ia juga bekerja melalui gereja sebagai alat anugrah untuk keselamatan bagi orang berdosa.
Gereja sebagai alat anugrah bagi orang berdosa berkenaan dengan tugas gereja dalam pemberitaan Firman dan pelaksanaan sakramen-sakramen.
a. Pemberitaan Firman
Pemberitaan Firman Tuhan yang saya maksudkan dalam bagian tersebut bukan hanya terbatas pada penyempaian Firman Tuhan oleh gembala/ pendeta dalam gereja yang dilakukan secara rutin setiap minggunya. Akan tetapi hal ini berkenaan dengan tugas utama gereja untuk bersaksi. Pada pembahasa awal telah dijelaskan bahwa setiap orang percaya sebagai tubuh Kristus hendaknya mampu menceritakan mengenai kasih Kristus kepada orang berdosa.
Gereja sebagai agen keselamatan harus mampu memberitakan Injil kerajaan Allah kepada sebanyak mungkin orang. Sebab misi gereja untuk memberitakan Injil berasal dari hati Allah yang terdalam (Missio Dei) . Sehingga seharusnya gereja baik dalam pengertian organisasi ataupun perorangan harus senantiasa memberitakan Injil kepada orang yang belum percaya sehingga kita dapat mengetahui bahwa orang-orang yang percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya merupakan umat pilihan Allah. Jadi, jelaslah dari hal ini bahwa gereja merupakan alat keselamatan yang dipakai oleh Allah untuk menyelamatkan orang berdosa.
b. Melalui Sakramen
Sakramen yang diakui oleh gereja protestan hanya dua yaitu babtisan dan perjamuan kudus. James berpendapat dalam tulisannya menyatakan bahwa ada empat unsur yang dapat kita lihat dari sebuah sakramen yaitu :
1. Sakramen-sakramen adalah ordinansi-ordinansi (praktek) yang ditetapkan oleh Kristus sendiri.
2. Sakramen-sakramen adalah ordinansi-ordinansi di mana unsur material digunakan sebagai tanda-tanda yang kelihatan dari berkat Allah. Seperti halnya air dalam babtisan, roti dan anggur dalam perjamuan kudus.
3. Sakramen-sakramen adalah sarana anugrah bagi orang yang layak mengambil bagian dalam sakramen itu.
4. Sakramen-sakramen merupakan materai, sertifikasi atau konfirmasi bagi kita akan anugrah yang nampak dalam pelaksanaan sakramen.
Berdasarkan hal tersebut dapat kita pahami bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya maka ia harus dibabtis untuk menerima materai atau sertifikasi atas anugrah Allah bagi kita. Dan setelah kita menjadi percaya kita melalui persekutuan dengan orang percayamelaksanakan perjamuan kudus seprti yang telah diperintahkan oleh Yesus. Melalui hal itu kita masuk dalam persekutuan dengan Allah dan menerima pengampunan atas pengorbanan yang telah dilakukan oleh Yesus dengan menumpahkan darahnya di bukit gogota untuk menghapuskan dosa-dosa kita.
BAB III
KESIMPULAN
Keunikan Kristus sebagai kepala gereja merupakan suatu bahasan yang cukup menarik untuk dipelajari. Sehingga setelah saya membahas hal itu maka menjadi pemahaman yang paling mendasar bagi saya bahwa gereja yang benar merupakan suatu pemahaman yang dibangun atas dasar pengenalan Kristus yang benar. Kristus sebagai kepala gereja menunjukkan bahwa gereja harus tunduk akan otoritas dari Kristus sehingga gereja harus melakukan kehendak dari Allah. Kehendak Allah adalah agar gereja menjadi saluran berkat bagi banyak orang terutama agar semua orang mendengar Injlil kerajaan Allah dan menjadi percaya melalui karya roh kudus yang bekerja di dalam orang orang itu.
Aplikasi bagi gereja saat ini
Gereja bukan hanya berdiri dalam dominasinya saja yang hanya menekankan mengenai struktur organisasi yang ketat dan hanya berfokus untuk membesarkan kerajaannya sendiri. Gereja saat ini harus mampu melihat tugas dari pada gereja yaitu pengabaran Injil. Memang hal itu bukanlah tugas satu-satunya. Akan tetapi hal inilah yang sering dilupakan dan seolah-olah tidak ada dalam tugas gereja. Jadi sebagai gereja yang dibangun atas dasar Kristus harus melaksanakan pemberitaan Injil untuk melakukan tugas atau perintah yang diberikan bagi setiap orang percaya, seperti halnya yang kita pahami sebagai amanat agung Yesus untuk menjadikan semua bangsa murid Kristus.
Senin, 24 Juni 2013
Keunikan Yesus sebagai kepala Gereja
05.48
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar