Senin, 24 Juni 2013

eksposisi Filipi 3:1-11



BAB I
PENDAHULUAN
Jemaat Filipi dilahirkan pada perjalanan penginjilan kedua rasul Paulus, tercatat dalam Kis 16:12-40. Surat rasul Paulus kepada jemaat Kristen di sini selalu dipandang sebagai hubungan sangat pribadi dan Iemah lembut, walaupun ada perubahan yg menonjol dalam memasuki pasal 3.[1]
            Surat Filipi adalah yang paling pribadi diantara surat-surat Paulus yang tidak ditulis bagi perorangan. Dalam 4 halaman ukuran kitab Suci yan lazim terdapat tidak kurang seratus kali penggunaan kata ganti orang pertama. Paulus tidak berbicara mengenai dirinya sendiri untuk melagak atau membela pelayanan pribadinya seperti dalam II Korintus. Jemaat Filipi sudah sangat setia kepadanya, maka ia merasa bahwa ia dapat berbicara dengan bebas kepada mereka tentang penderitaan dan ambisi rohaninya.
BAB II
Pengenalan Akan Kristus Merupakan Tujuan Yang Sempurna
ISI
Analisa konteks
Dalam sejarah naskah, surat ini dikenal hanya sebagai suatu keutuhan yg lengkap; tapi beberapa orang menentang keutuhan ini, terutama berdasarkan perubahan yg mendadak dalam nada, gaya dan isi pada permulaan pasal 3.[2]
Dalam pasal ini dari ay.1-11 dibagilah 3 bagian dari fungsi dari masing-masing dalam keseluruhan diperlakukan bersama dengan eksegesis: (a) ay. 1-3, di mana Paulus mengingatkan nasihat dari 2:17-18, mempersiapkan apa yang akan datang, dan dalam bahasa yang kuat memperingatkan para pembaca bahaya serius akan kaum Yahudi. (b) Dalam ay. 4-6 Paulus, dengan mengacu pada kehidupan masa lalunya dengan keistimewaannya dan prestasi pribadi, menunjukkan apa yang percaya dalam cara daging (lih. ay 3). (c) Suatu perubahan radikal terjadi dalam hidupnya, dan Paulus datang untuk melihat masa lalunya 'keuntungan' sebagai positif berbahaya (ayat 7-11). Sekarang golnya tertinggi adalah untuk mengenal Kristus sepenuhnya oleh memasuki hubungan yang lebih dalam dengan dia.[3]
Analisa Teks
Ay.7 Kesaksian pribadi Paulus tentang perubahan mengejutkan dalam orientasi yang terjadi ketika ia bertemu dengan Kristus. Setelah didirikan di ayat 4b-6 manfaat dan prestasi dari cara hidupnya yang lama.[4] Dari ay 7 ini menegaskan bahwa dia terus menghitung semua hak istimewa masa lalunya, atau apa pun di mana ia mungkin telah menempatkan rasa percaya dirinya, demi nilai yang tak tertandingi karena pengenalan akan Kristus Yesus. Bahkan, ia melangkah lebih jauh dan (dengan menggunakan kata kerja ἡγοῦμαι untuk ketiga kalinya), menegaskan bahwa dia menganggap yang dahulu merupakan keuntungan menjadi memuakkan (σκύβαλα).[5] Ia menjelaskan bahwa keberhasilan sebelumnya sebagai kebangkrutan spiritual. Penilaian ini menyebabkan deskripsi singkat tentang ajarannya tentang pembenaran (ayat 9), pengalamannya pengudusan (ay 10), dan harapannya pemuliaan (ayat 11).[6]  
Ay.8 'pengenalan tentang Allah' juga memiliki arti panjang dan agak berbeda dalam Perjanjian Lama dan pemikiran Yahudi, di mana ia disebut hubungan dekat dengan Allah pada bagian dari umat-Nya (Yer 31:34; Hos 2:20) dan individu-individu di dalamnya (1 Sam. 3:7-10). Ini adalah hubungan timbal balik kesetiaan yang diekspresikan Allah melalui kasih karunia dan pemilihan (misalnya Kel 33:12; Yes 43:1) dan dari sisi manusia melalui kasih kepada Allah dan ketaatan kepada perintah-perintah-Nya (Hosea 4:1 - 2, 6:6).[7]
Namun sang rasul melangkah lebih jauh dari apa yang ia pernah anggap sangat baik dahulu tapi sekarang ia melihat bahwa itu sampah. Kata sampah itu tidak perlu dikecilkan artinya, σκύβαλα yang setara seperti "sampah" (istilah Yunani ini dapat digunakan dari berbagai macam kotoran.) Jelaslah bahwa ia terus menghargai nilai besar dari warisan itu. Ia melihat warisan itu sebagai hak asasi manusia atau prestasi. Yang pertama (ayat 7) hanya διὰ τὸν Χριστόν (dia ton Christon, demi Kristus), namun dalam ayat 8 itu diperluas untuk "demi nilai tak tertandingi karena pengenalan akan Kristus Yesus Tuhanku." Pentingnya ide ini untuk teologi Paulus akan dibahas dalam kaitannya dengan ayat 10. Salah satu yang harus dicatat di sini, bagaimanapun, keteladanannya yang kuat dari bahasa Paulus. Lightfoot menunjukkan ekspresi yang sama yang digunakan oleh Paulus dalam 2 Kor. 3:10 di mana Paulus berbicara tentang kemuliaan dunia sebagai kemuliaan yang tidak ada sama sekali dibandingkan dengan pelayanan kebenaran. Mengenal Kristus merupakan suatu keuntungan. Paulus tidak menyesal telah meninggalkan sumber kebanggaan sebelumnya, tidak ada yang bisa dibandingkan dengan pengetahuan atau pengenalannya akan Tuhan.[8]
Ay. 9 Sekarang Paulus menyatakan tujuan tertinggi dalam hal partisipasi penuh dalam Kristus dan, pada dasarnya, ia menjelaskan apa yang ia maksudkan dengan memperoleh Kristus. Melalui kesetiaan pada Kristus, yaitu ketaatan yang teguh kepada kehendak Bapa dan tujuan kasih penyelamatan-Nya melalui penderitaan dan kematian, dan itu dialokasikan di atas dasar iman.[9] Keinginan terbesar Paulus adalah 'dapat ditemukan di dalam dia' pada kesempatan ketika setiap lutut akan bertekuk kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan. Dia ingin 'untuk bersatu sepenuhnya dengan Tuhannya', sebuah ungkapan yang mengacu pada 'partisipasi penuh dalam Kristus'. Frase ini juga bertujuan dengan orientasi masa depan menuju hari Kristus, yang pada gilirannya juga harus 'ditemukan' dirinya pada hari Kristus (2:12-13).[10]
Dalam bagian ini kata kuncinya adalah kebenaran. Kebenaran Paulus yang lama adalah 'kebenaran sendiri'. Dalam arti bahwa ia memperolehnya, itu adalah prestasi sendiri. Sikap inilah yang bagaimana ia dahulu, sebagaimana dalam ayat 6 tunjukkan.[11]
Lalu selanjutnya Paulus menemukan kebenaran sepenuhnya didalam Kristus karena ia memiliki kebenaran yang datang dari Allah.[12] Kata δικαιοσύνη selalu sulit untuk diterjemahkan didalam surat-surat Paulus. Masalah dasar yang  terbesar dalam hidup adalah untuk menemukan persekutuan dengan Allah dan menjalin persahabatan dengan Dia. Cara untuk bersekutu dengan-Nya adalah melalui kebenaran, melalui jenis kehidupan dan semangat dan sikap kita yang Allah inginkan. Karena itu, kebenaran untuk Paulus memiliki arti hubungan yang benar dengan Allah.[13] dan akan terus memiliki sampai saat ia sempurna bersatu dengan Kristus.[14] Karena kebenaran yang ia miliki hanya berdasarkan oleh pengenalan dan pengetahuannya akan akan Allah. Allah memberikan  kebenaran itu padanya dan ia menerima kebenaran itu dan melepaskan atau menanggalkan segala kebenaran dan kebanggaannya yang terdahulu yang ia anggap sebagai suatu presatasi yang luar biasa bagi dunia (ay.6), sehingga ia memperoleh kebenaran yang sejati melalui iman atau kepercayaan yang seutuhnya kepada Kristus dengan tidak goyah. Inilah kebenaran yang Paulus yakini sehingga ia beroleh perubahan yang radikal dan beroleh keuntungan yang sangat sempurna yaitu keselamatan di dalam Kristus.
Ay. 10 dalam ayat Paulus menegaskan keinginan terdalamnya setelah ia mengenal Kristus yaitu mengalami kuasa kebangkitan-Nya dan turut dalam penderitaan-Nya. Paling tidak ada 3 hal yang bisa menjelaskannya. (A) Ini adalah jaminan akan pentingnya hidup ini dan dari tubuh ini di mana kita hidup. Itu dalam tubuh yang Kristus bangkit dan inilah saat Ia menguduskan tubuh. (B) Ini adalah jaminan kehidupan yang akan datang (Rom.8:11;. 1 Kor.15:14). Karena dia hidup, kita akan hidup juga, kemenangan-Nya adalah kemenangan kita. (C) Ini adalah jaminan bahwa dalam hidup dan dalam kematian dan setelah kematian kehadiran Tuhan yang bangkit selalu bersama kita. Ini adalah bukti bahwa janjinya untuk bersama kita selalu ke ujung dunia adalah benar.
Sedangkan mengenai persekutuan dalam penderitaan-Nya berarti cara berhubungan konstan dan dalam pandangannya eskatologis, pengalaman penderitaan dan kesengsaraan kepada Kristus. Berpartisipasi dalam penderitaan zaman mesianis.[15]
Ay.11 ini merupakan harapan Paulus yang memang nyata dan real, untuk beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Ia mampu mengatakan demikian karena ia melihat bahwa iatelah melewati dua fase yang luar biasa yaitu mengalami kuasa kebangkitan dan penderitaan-Nya sehingga ia mati di dalam keserupaan dengan Kristus. Ia akan mengalami hal itu ketika kedatangan Kristus yang kedua kalinya. Ketika kita telah menerima tubuh kemuliaan oleh Kristus.[16]

BAB III
KESIMPULAN
            Sebelum Paulus mengenal Kristus, prestasi yang ia dapat sebelumnya ia rasa adalah yang terbaik, namun ketika Paulus mengalami perjumpaan dengan Kristus, ia mendapatkan sesuatu hal yang sangat berharga dan tiada bandingnya sehingga apa yang dahulu merupakan keuntungan menjadi sampah baginya yaitu pengenalannya akan Kristus. Sehingga itulah menjadi tujuan utamanya karena itu ia begitu agresif dalam mencapai mahkota kehidupan (Fil.3:13-14). Ia tahu bahwa ia dapat mencapainya karena Kristus telah memberikannya kepada-Nya melalui pengenalan-Nya akan Kristus karena paulus tahu bahwa mengenal adalah kesempurnaan (Ef.4:13) dan kebahagiaan tertinggi manusia (Yer.9:23-24) untuk mencapai hidup kekal (Yoh. 17:3)




DAFTAR PUSTAKA

Barclay, Wiliam,
                                    Pemahaman Alkitab Sehari-hari: Filipi, Jakarta: BPK Gunung Mulia

Bockmuehl, M.
1997                Black's New Testament commentary: The Epistle to the Philippians, Peabody, MA: Hendrickson Publishers

Douglas, J.D.,
2007                Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih

Fee, G. D.
1995                The New International Commentary on the New Testament : Paul's Letter to the Philippians, Grand Rapids, MI: Wm.B. Eerdmans Publishing Co

O'Brien, P. T.
1991                The Epistle to the Philippians: A commentary on the Greek text, Grand Rapids, MI: Eerdmans


Silva, M.
2005                Baker exegetical commentary on the New Testament : Philippians, Grand Rapids, MI: Baker Academic

Wiersbe, W. W.
1997                Wiersbe's expository outlines on the New Testament, Wheaton, Ill.: Victor Books


[1] J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007),
[2] Ibid.
[3] P. T. O'Brien, The Epistle to the Philippians: A commentary on the Greek text, (Grand Rapids, MI: Eerdmans, 1991), 345
[4] M. Bockmuehl, Black's New Testament commentary: The Epistle to the Philippians, (Peabody, MA: Hendrickson Publishers, 1997), 175
[5] P. T. O'Brien, The Epistle to the Philippians: A commentary on the Greek text..., 346
[6] M. Silva, Baker exegetical commentary on the New Testament : Philippians, (Grand Rapids, MI: Baker Academic, 2005), 143
[7] M. Bockmuehl, Black's New Testament commentary: The Epistle to the Philippians..., 177
[8] M. Silva, Baker exegetical commentary on the New Testament : Philippians..., 149
[9]P. T. O'Brien, The Epistle to the Philippians: A commentary on the Greek text...,  355
[10] M. Bockmuehl, Black's New Testament commentary: The Epistle to the Philippians..., 189
[11] M. Bockmuehl, Black's New Testament commentary: The Epistle to the Philippians..., 191
[12] P. T. O'Brien, The Epistle to the Philippians: A commentary on the Greek text..., 380
[13] Wiliam Barclay, Pemahaman Alkitab Sehari-hari: Filipi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, ),
[14] P. T. O'Brien, The Epistle to the Philippians: A commentary on the Greek text..., 381
[15] M. Bockmuehl, Black's New Testament commentary: The Epistle to the Philippians..., 195
[16] P. T. O'Brien, The Epistle to the Philippians: A commentary on the Greek text..., 390

1 komentar: