Minggu, 05 Mei 2013

PENYESAT DAN ANTISIPASI DALAM MATIUS 18: 6-11


BAB I

PENDAHULUAN


Pengertian eksposisi sendiri adalah pembentangan, mengeluarkan dan memaparkan isi berdasarkan fakta yang sebenarnya.[1] Secara garis besar saya akan membahas esposisi dari injil sinoptik dimana dari ketiga injil, Matius, Markus dan Lukas yang memaparkan dari sudut pandang yang berbeda tetapi berdasarkan satu cerita yang sama.
Matius sendiri ditulis oleh Murid Yesus, ia adalah seorang pemungut cukai dan orang Lewi (Mat 9:9-13),[2] Injil Matius sendiri di tulis ditujukan kepada orang Yahudi, Matius ingin mengutarakan dalam tulisanya tentang Yesus adalah Mesias anak Allah yang hidup dan penggenapan kedatanganya, kita bisa melihat dari penulisan Matius (Mat 1:1-17).[3] Matius sendiri ditulis pada tahun 60.
Sedangkan Injil Markus ditulis oleh Markus, murid dari Petrus (1 Pet. 5:13) dan bertemu juga dengan Paulus (Kis 12:35; 13:5)[4] sehingga dalam hal ini menunjukkan sumber penulisan Injil Markus melalui Petrus.[5] Markus sendiri menulis untuk ditujukan pada orang non-Yahudi yang berbahasa latin (Mrk. 15:16)[6] dan budaya Palestina (mrk.7:3-4)[7]. Sedangkan Lukas ditulis oleh Lukas seorang Tabib.[8] Ditujukan pada Theopilus (Luk 1:1-4),[9] untuk membuktikan kepercayaannya, sedangkan Lukas ini sendiri adalah orang percaya bukan Yahudi (orang kafir) ditujukan kepada orang percaya bukan Yahudi.

Konteks Sebelumnya
            Pada Konteks sebelumnya Matius 18:1-5, Yesus mengajarkan tentang menjadi orang yang terbesar dalam kerajaan Surga, hal ini menunjukkan tentang siapa penghuni surga itu dijelaskan dalam (ayat 1), dan Yesus memberikan pemaparan dan pengajaran-Nya tentang siapa yang layak masuk surga. Yesus memberikan pengajaran-Nya dengan menempatkan anak kecil sebagai contoh orang-orang yang layak menjadi penghuni surga. Contoh anak kecil ini menunjukkan kepada sifat dan tindakan anak-anak yang tidak memiliki dendam dan sakit hati (ayat 2-3).
            Sedangkan ayat 4-5 menerangkan tentang kerendahan hati seorang anak dan ketulusan seorang anak percaya, karena kepercayaan anak-anak atau sifat anak-anak tidak memanipulasikan keyakinan dan keteguhan imannya sehingga orang-orang seperti inilah yang layak menempati surga.

Konteks sesudahnya
            Pada bagian sesudahnya Yesus memberikan pengajaran tentang perumpamaan domba yang hilang. Hal ini merujuk kepada Matius 18:11 yang mengatakan pekerjaan Anak Manusia, Ia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang. Yesus ingin mengajarkan dan menjelaskan bahwa satu jiwa atau satu orang tersesat sangat penting bagi Dia, sehingga Yesus memperumpamakan pengajaran-Nya dengan seekor domba yang tersesat (ayat 12).
            Pada bagian selanjutnya Yesus menyatakan tindakan pemilik domba, dan apa yang harus Dia lakukan. Yesus menjelaskan bagaimana tindakan pemilik domba terhadap domba yang hilang maka dan pasti pemilik domba akan meninggalkan domba yang lain (99 ekor) dan mencari satu (ayat 13). Perumpamaan itu menjadi sikap dan tindakan Allah kepada manusia yang terhilang (ayat 14).

BAB II
OUTLINE MATIUS  18: 6-11
Ayat 6 berbicara tentang pengajaran Yesus.
Ayat 7 penjelasan Yesus tentang penyesat.
Ayat 8-9 mengantisipasi penyesat
Ayat 10 penghargaan terhadap orang lain.
Ayat 11 pekerjaan Anak Manusia

ANALISA TEKS, KONTEKS, EKSPOSISI
Ayat 6 berbicara tentang pengajaran Yesus.
"Tetapi barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut”
            Perkataan Yesus diungkapkan pada ayat 6 ini dengan awalan kata tetapi. Hal ini adalah bentuk kata sambung dari ayat yang ke-5 yang merujuk kepada barangsiapa menyambut anak seperti ini dalam namaKu, ia menyambut Aku. Hal ini adalah bentuk ungkapan Yesus dimana orang yang masuk dalam kerajaan surga memiliki sifat seperti anak-anak.
            Pada bagian ayat 6 ini Yesus ingin mempertegaskan hukuman kepada orang yang menyesatkan anak-anak. Kata menyesatkan dalam bahasa aslinya skandali,sh| yang dari kata dasar skandali,zw dengan kata kerja Aorist aktif subjunctive orang ke-3 tunggal. Hal ini menunjukkan penyesatan yang telah selesai dilakukan sekali.
Objek yang disesatkan ialah anak-anak kecil. Pertanyaannya apakah ini masih merujuk kepada anak-anak yang ada di perikop sebelumnya? (Mat 18:1-5). Menurut terjemahan LAI, Yesus masih berbicara tentang anak-anak kecil. Namun kebanyakan penafsir pada masa kini berpendirian bahwa yang dimaksudkan Yesus ialah orang-orang kecil (sederhana).[10] Sedangkan dalam terjemahan BIS menerjemahkan orang-orang yang kecil ini, lalu dalam NKJV menerjemahkan “little ones” dan dalam bahasa aslinya yaitu μικρῶν dengan kasus Genetif maskulin jamak dari kata μικρός. Dengan arti kecil, Anak muda, anak kecil, anak-anak, sederhana. Lalu Drs. J.J de Heer memberikan 3 argumen yang mendukung bahwa terjemahan dari bahasa aslinya ialah orang-orang kecil.
1.      Dalam naskah asli Yunani disini tidak ada lagi kata “paidia”, yang terdapat dalam ayat 2-5 dan yang berarti “anak kecil”. Di ayat 6 dipergunakan suatu kata yunani yang lain yakni “mikroi” dan Ds.K. Riedel telah mengatakan dalam buku tafsirannya tentang Injil  Matius bahwa dalam bahasa Indonesia “orang kecil merupakan terjemahan yang paling tepat untuk “mikroi”
2.      Di Matius 10:42 istilah “mikroi” itu sudah dipakai untuk orang dewasa yang dianggap sebagai orang yang kecil saja.
3.      Kata-kata “yang percaya kepada-Ku” tidaklah terlalu cocok dengan anak-anak kecil, dan lebih cocok dengan orang-orang yang lebih tua dari pada anak-anak yang kecil.
Jadi, yang dimaksudkan ialah orang-orang sederhana di antara orang Kristen. Yesus memaksudkan orang-orang kecil dalam arti yang paling luas yaitu orang yang miskin dan orang yang pendidikannya dan pengetahuannya terbatas dan orang yang mempunyai status sosial yang rendah dan tentu saja anak-anak juga.[11]
Namun dari semua itu bisa dikatakan bahwa orang-orang kecil yang disebut itu bisa saja disamakan dengan anak-anak karena tergolong masih lemah imannya dan tidak menutup kemungkinan jika ini juga ditujukan bagi anak-anak kecil akrena anak-anak merupakan calon generasi yang baru, mereka sangatlah perlu untuk diajar dengan sungguh-sungguh seperti yang terdapat dalam Ulangan 6:6-9. Bahwa jika sejak kecil atau ketika seseorang masih baru di dalam haruslah diajar sesuai dengan Firman agar jangan tersesat.
Lalu kata “percaya” dalam bahasa aslinya τῶν πιστευόντων dengan kasus present aktif genetif maskulin jamak dari kata πιστεύω  dengan arti percaya, yakin, memberikan kepercayaan. Menunjukkan bahwa kepercayaan yang dimiliki oleh orang-orang ini melekat dan telah percaya kepada Yesus dan tetap menaruh kepercayaannya pada Yesus.
Mengapa orang-orang kecil ini yang dijadikan contoh? Bagian Israel yang menjadi percaya tidak ikut berpergian bersama para murid dan guru maka murid-murid menganggap sepele orang-orang kecil atau diluar mereka yang percaya kepada Yesus.[12] Karena kepolosan seseorang memang kadang disepelekan oleh kaum para teolog yang sepertinya lebih baik. Padahal oleh karena kepolosan seseorang yang percaya kepada Yesus dan taar kepada-Nya, Yesus lebih berkenan daripada seseorang yang lebih tinggi intelektualnya. Dan juga para orang kecil yang polos dalam kepercayaannya sering dipermainkan atau tidak memberikan hal yang benar dalam hal pengajaran, sehingga Yesus menekankan tentang pengajaran yang membuat orang-orang kecil itu sesat.
            Hukuman bagi si penyesat ialah batu kilangan yang diikatkan pada lehernya lalu ia ditenggelamkan ke dalam laut. Batu kilangan di Israel ada dua macam yaitu yang satu kilangan yang digerakkan dengan tangan dan digunakan kaum perempuan di rumah dan yang lain ialah kilangan yang batunya besar sekali sehingga dibutuhkan keledai untuk memutarnya.[13] Lalu yang dimaksud dalam teks ini ialah batu kilangan yang besar dan diputar oleh keledai, terlihat dari bahasa aslinya μύλος ὀνικὸς, yang berarti batu besar yang dikerjakan/diputar oleh kekuatan keledai dan menurut Baker encyclopedia of the Bible yang dimaksud disini adalah batu kilangan yang besar dimana harus memutarnya dengan kekuatan hewan. Sebuah lingkaran batu yang sangat besar, mungkin empat atau lima kaki diameter, diputarnya dengan cara ada galah dipinggir sebagai pemutar. Galah itu diputar dengan satu arah, ditemukan dibeberapa bagian di timur ini sekarang. Ini mungkin yang dipakai Simson untuk menggiling di Filistin (Hakim 16:21.[14] Jadi batu yang diikatkan pada leher ini benar-benar berat dan tidak akan bisa diangkat lagi apabila dijatuhkan ke dalam laut. Tidak ada harapan lagi untuk selamat, ini adalah jenis hukuman yang memang dilaksanakan di Palestina dan di Romawi.[15] Bagi orang Yahudi hal ditenggelamkan ke dalam laut dengan batu adalah hal yang mengerikan sebab mayat tidak akan muncul lagi dan tidak dapat dikuburkan.[16]
            Ayat 7 penjelasan Yesus tentang penyesat
Pada ayat 7 kata celakalah dalam bahasa aslinya Οὐαὶ dengan kasus interjection atau kata seru yang menunjukkan rasa sakit atau ketidaksenangan yang berarti sengsaralah atau celakalah, penyesalan yang amat. Kata ini bernada ancaman, bahwa barangsiapa yang menghalangi orang lain dalam iman kepada Kristus akan Tuhan hukum.
            Dunia memang sudah tercemar oleh dosa dan penuh godaan. Tidak ada seorangpun yang hidup di dunia tanpa ada godaan dosa. Dan pastinya godaan untuk menyesatkan orang lain pastinya ada. Peringatan ini merupakan penekanan dari ayat sebelumnya namun celakalah dan Tuhan akan menghukum yang mengerjakan penyesatan ini atau yang menjadi batu sandungan atau membuat terjatuh iman seseorang dalam dosa.
            Ayat 8-9 mengantisipasi penyesat
            Dalam ayat ini adalah cara atau bisa dibilang perintah yang Yesus berikan agar penyesatan itu tidak ada. Namun dalam ayat ini, kata-kata perintah ini hanya kiasan bukan berari kita harus benar-benar memenggal, membuang, mencungkil. Namun apa hubungannya dengan tangan, kaki dan mata? Terlihat dalam konteks disini ialah tentang pengajaran agar jangan menyombongkan diri (gila hormat). Tangan melambangkan ingin berkuasa, kaki melambangkan ingin berjalan di depan dan mata melambangkan kecemburuan atau nafsu. Karena melalui itu mereka bisa jatuh dalam dosa kesombongan (ingin terdepan).[17] Sehingga mereka disuruh agar memenggal, membuang dan mencungkil. Pemenggalan anggota badan merupakan unsur hukum pidana kuno. Namun Yesus menyebut hukuman yang dalam peradilan biasa dikenakan kepada seseorang oleh orang lain, sedangkan dalam hal ini orag harus melaksanakan sendiri dan dengan sukarela.[18] Ada penafsiran lain tentang perintah ini yaitu dalam dunia timur untuk keselamatan tubuh dengan amputasi anggota tubuh dengan jalan operasi kadang merupakan jalan satu-satunya untuk mempertahankan kehidupan tubuh secara keseluruhan.[19] Jadi disini butuh sebuah pengorbanan untuk mematikan dosa, keinginan dosa atau nafsu haruslah disalibkan, walaupun mungkin kita tidak akan bisa merasakan kenikmatan duniawi namun kita akan melihat akhirnya kita merasakan sukacita yang lebih luar biasa dalam Yesus.
            Ada kata γέενναν dengan arti Gehenna, lembah Hinnom, sebuah jurang di selatan Yerusalem, sebuah tempat yang berapi untuk penyiksaan orang yang jahat, neraka.[20]
Katanya penyesat akan dibuang ke dalam gehenna ini, perikop ini berbicara mengenai api neraka. Gehenna ialah lembah Hinnon, yakni sebuah lembah yang terletak di bawah bukit Yerusalem. Sejarahnya, Ahaz membuat api penyembahan dan mengurbankan anak-anak kecil dalam api tersebut (2 taw 28:3). Ibadah kafir ini juga diikuti oleh manasye. Karena itu lembah di Hinnom, Gehenna adalah arena di mana Israel mengalami kejatuhan mengerikan ke dalam peribadahan kafir.[21] Lembah ini dikutuk selamanya, karena orang Yahudi murtad mengurbankan anak-anak mereka ke dalam api untuk dewa kafir Molokh. Yosia membuat tempat itu terkutuk. Pada masa kemudian lembah itu menjadi tempat pembuangan sampah Yerusalem; semacam tempat pembakaran yang luas. Sampah itu selalu dibakar disana dan asap serta apinya yang membara selalu ada disekitarnya.[22] Oleh karena itu tempat ini menjadi lambang neraka, tempat jiwa orang-orang fasik akan disiksa dan dihancurkan. Sehingga kata ini memunculkan gambaran yang sangat mengerikan dalam pikiran orang Israel.[23]
            Ayat 10 penghargaan terhadap orang lain.
Ὁρᾶτε dari kata kerja present aktif imperatif orang kedua jamak dari kata ὁράω  yang berarti lihat, penglihatan,perhatian. Peringatan atau perintah Yesus kepada murid-murid agar jangan menganggap rendah seorangpun dari anak-anak kecil ini atau orang-orang kecil (sederhana). Karena Yesus ingin menekankan bahwa tiap orang-orang ini ada yang memperhatikan. Yesus ingin mengungkapkan tentang ajaran orang Yahudi tentang angelologi bahwa setiap bangsa memiliki malaikatnya masing-masing, jadi, mereka percaya bahwa setiap anak atau orang memiliki malaikat penjaganya.[24] Lalu dalam perjanjian lama terdapat firman yang menuliskan bahwa malaikat melindungi orang yang mengasihi Tuhan, terlihat dalam Mzm. 34:8 yang berbunyi “Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia” lalu dalam Mzm. 91:11-14.[25] Jelas tertulis bahwa orang yang percaya kepada Tuhan akan dilindungi. Sehingga Yesus menekankan dan memperingati murid-murid dan siapapun yang mengajarkan orang-orang yang kecil atau orang yang percaya namun masih lemah imannya, haruslah berhati-hati karena selain ada hukuman dan yang selalu mengawasi. Yang mengawasi tentunya bukan hanya malaikat tetapi Bapa juga. Ini menunjukkan bahwa Bapa sangatlah mengasihi dan mengahargai anak-anak atau orang-orang yang masih lemah imannya.
            Lalu ada pertanyaan, mengapa Yesus memperingati mereka? Karena Yesus sangatlah menghargai orang-orang kecil ini atau orang yang masih lemah imannya. Oleh karena anak-anak atau orang-orang kecil ini sangat mudah untuk diajar dan menerima segala sesuatu yang diajarkan karena kepolosan mereka. Jika pada awalnya mereka sudah ditanamkan dasar yang salah atau konsep yang keliru, maka mereka akan menyimpang dan bahkan bisa jadi penyesat-penyesat yang baru. Orang-orang seperti ini atau anak-anak adalah calon generasi yang baru yang memiliki banyak potensi, sehingga haruslah diarahkan agar kemungkinan-kemungkinan dinamisnya untuk terjadinya kebaikan. Membiarkan kemungkinan-kemungkinan itu, akan memadamkannya atau memelintirnya ke dalam kuasa jahat.[26]
 Ayat 11 pekerjaan Anak Manusia
Ayat ini tidak ada di dalam Vatikanus dan Sinatikus, dua salinan yang penting dan dipercaya menghilangkan ayat 11 itu Oleh sebab itu ayat ini dalam tanda kurung dalam LAI, kemungkinan ditambah oleh penulis sesudahnya untuk menyambung cerita yang paling dekat dengan Mat 9:13 atau bahwa seorang penyalin menyisipkannya di tempat ini di Matius 18 sebagai pendahuluan bagi perumpamaan tentang domba yang hilang (12-14) atau diilhami oleh Luk 19:10.[27]
            Dalam ayat ini berbicara tentang tugas atau pekerjaan Anak Manusia di dunia ini yaitu untuk menyelamatkan yang hilang atau yang mati atau yang hancur dengan maksud orang yang mati secara rohani yang belum mengenal Dia. Sebab orang-orang sakitlah yang membutuhkan dokter, begitu juga dengan Yesus yang datang bagi orang-orang berdosa, terhilang, yang mati secara rohani.[2]


BAB III
KESIMPULAN

            Dalam Matius 18:6-11 ini saya mengambil kesimpulan bahwa penyesatan dalam dunia ini memang harus ada, namun celakalah atau terhukumlah orang yang mengadakannya atau melakukan penyesatan itu terutama kepada orang-orang yang sederhana atau orang-orang yang baru bertobat (pemahaman tentang teologia masih sedikit) bahkan kepada anak-anak lebih baik baginya mati. Karena mereka adalah generasi selanjutnya dan bisa terperosok ke dalam penyesatan lebih jauh lagi karena kepolosan mereka. Sehingga kita harus mampu mengendalikan seluruh tubuh kita agar jangan menjadi batu sandungan bagi orang lain terutama bagi para hamba Tuhan. Karena Allah berkenan kepada mereka yang sederhana ini dan Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan yang hilang.

DAFTAR PUSTAKA
Barclay, Wiliam,
2003                Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Markus, Jakarta: BPK Gunung Mulia
Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil matius pasal 11-28, Jakarta: BPK Gunung Mulia

Blomberg, C.,
2001                The New American Commentary  Vol. 22: Matthew, Nashville: Broadman & Holman Publishers

Bruggen, Jacob Van,
2006                Markus Injil Menurut Petrus, Jakarta: BPK Gunung Mulia

Butler, John G.,
2008                Analytical Bible Expositor: Matthew, Clinton, IA: LBC Publications

Elwell, W. A., & Beitzel, B. J,
1988                Baker encyclopedia of the Bible, Grand Rapids, Mich.: Baker Book House

Heer,  J.J de,
2003                Tafsiran Injil Matius, Jakarta : BPK Gunung Mulia

Guthrie, Donald,
2009                Pengantar Perjanjian Baru, Surabaya: Momentum

Pasaribu, Marulak,
2002                Injil Sinoptik Cara Untuk Menemukan Inti Berita, Batu : Dept. Literatur YPPII

Tenney, Merrill C.,
2009                Survei Perjanjian Baru, Malang : Gandum Mas

Tulluan, Ola,
1999                Introduksi Perjanjian Baru, Batu : Dept. Literatur YPPII


[1] Marulak Pasaribu, Injil Sinoptik Cara Untuk Menemukan Inti Berita (Batu : Dept. Literatur YPPII, 2002),25
[2] Merrill C. Tenney, Survei Perjanjian Baru (Malang : Gandum Mas, 2009), 183
[3] Ibid...., 187
[4] Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru (Batu : Dept. Literatur YPPII, 1999), 42
[5] Marulak Pasaribu, Injil Sinoptik Cara Untuk Menemukan Inti Berita..., 69
[6] Ibid, 43-44
[7] Donald Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru (Surabaya: Momentum, 2009),  53
[8] Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru..., 51

[10] J.J de Heer, Tafsiran Injil Matius, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2003), 355
[11] Ibid, 355-356
[12] Jacob Van Bruggen, Markus Injil Menurut Petrus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006), 330
[13] Wiliam Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Markus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia 2003), 379
[14] Elwell, W. A., & Beitzel, B. J, Baker encyclopedia of the Bible, (Grand Rapids, Mich.: Baker Book House, 1988), 1460
[15] William Barclay..., 379
[16] J.J de Heer, Tafsiran Injil Matius..., 356
[17] Jacob van bruggen, Markus Injil Menurut Petrus..., 331
[18] Ibid... 332
[19] Wiliam Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Markus..., 381-382
[20] Bible work
[21] Wiliam Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Markus..., 382
[22] Wiliam Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil matius pasal 11-28, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, ), 290
[23] Wiliam Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Markus..., 383
[24] Wiliam Barclay,  Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil matius pasal 11-28..., 286
[25] J.J de Heer, Tafsiran Injil Matius..., 359
[26] Wiliam Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil matius pasal 11-28..., 288
[27] Craig Blomberg, The New American Commentary  Vol. 22: Matthew, (Nashville: Broadman & Holman Publishers, 2001), 276
[28] John G. Butler, Analytical Bible Expositor: Matthew, (Clinton, IA: LBC Publications, 2008), 305

1 komentar:

  1. sangat membantu dalam memahami makna ayat demi ayat.terimakasih.Jbu

    BalasHapus