BAB I
PENDAHULUAN
Jika
berbicara sebuah pengharapan, maka kita tidak akan lepas dari dua unsur yaitu :
unsur yang pertama adalah yang memberi pengharapan dan penerima pengarapan itu
sendiri. Karena tanpa dua unsur ini tidak akan pernah terbentuk sebuah
pengharapan, dalam pembahasan makalah, penulis akan membahas tentang penantian
sebuah pengharapan.
Unsur
yang pertama pemberi pengharapan, yaitu Allah atau yang dikenal dalam
pengidentitasan kepada junjungan orang
Israel adalah YHWH. Unsur yang kedua adalah bangsa Israel dari keturunan
Abraham, dimana dua unsur ini adalah pribadi-pribadi yang sangat memiliki
pengaruh yang sangat besar, bagi peradaban kuno bahkan sampai saat ini. Dimana
keberadan mereka adalah sebuah titik dasar dari adanya peradaban manusia, dan
sejarah yang ada. Allah adalah pemilik dari segala sesuatu yang ada di dunia
ini, dan Ia sendiri adalah pemilik peradaban itu sendiri. Sedangkan Abraham
adalah Bapa orang percaya dimana dari Abraham inilah terbentuknya sebuah agama
besar yaitu agama Samawi.
Sebuah
Pengharapan ini diawali dari sebuah inisiatif Allah atau YHWH kepada orang
pilihan, yaitu Abram dengan berkata dalam “Kejadian 12:1,
2 Inisiatif Allah ini kepada orang pilihan Abram ditanggapi dengan baik. Abram
melakukan dengan ketaatan yang penuh akan janji dari Allah, ia melihat bahwa
pengharapan akan keturunan yang besar dan menjadikan satu bangsa yang besar. Dari
keturunannya inilah yang menjadikan Abram taat.
Hipotesis Penulis, Akan janiji-janji
inilah yang menjadi pengharapan bagi bangsa Israel atau kaum Yahudi sampai saat
ini, bahkan hal ini juga diklaim oleh kaum-kaum yang diluar Israel tetapi yang
telah dicangkokan karena keimanan kepada Allah Abram. Dengan demikian
pengharapan ini sangat penting bagi orang-orang Yahudi dan kekristenan sampai
saat ini.
Deskriptif
Penulis
1.
Apakah
itu Pengharapan ?
2.
Bagaimana Pengharapan itu terjadi ?
3.
Siapakah
yang menerima Pengharapan ?
4.
Bagimanakan
pengharapan itu bagi kaum dan keturunan Abram di Era sekarang ?
BAB II
DIFINISI DAN PENGERTIAN
Pengertian Pengharapan
Dari kata dasar
: Ha·rap·an n 1
sesuatu yang (dapat) diharapkan: ia mempunyai ~ besar dapat memenangkan pertandingan itu atau sesuatu reword;
2 keinginan supaya menjadi kenyataan: [1]
Pengertian Israel
Israel (bahasa Ibrani מדינת ישראל Medinat
Yisra‘el) adalah sebuah
negara di Timur Tengah yang dikelilingi Laut Tengah, Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir dan gurun pasir Sinai. Selain itu dikelilingi pula dua daerah Otoritas Nasional Palestina: Jalur Gaza dan Tepi Barat. Dengan populasi sebesar 7,5 juta jiwa, Israel merupakan
satu-satunya negara Yahudi di dunia.
Secara
Geografis Israel terletak di sebelah timur Laut
Mediterania, berbatasan dengan Libanon
di sebelah utara, Suriah
di sebelah timur laut, Yordania di sebelah timur, dan Mesir di sebelah barat
daya. Wilayah kedaulatan Israel, tidak termasuk wilayah yang ditaklukkan semasa
Perang Enam
Hari tahun 1967 adalah sekitar 20.770 kilometer persegi dengan
2%-nya adalah air. Menurut hukum Israel, luas wilayah keseluruhan Israel, yang
meliputi Yerusalem Timur dan Dataran Tinggi Golan adalah 22.072
kilometer persegi. [2]
Walaupun
luasnya yang kecil, geografi Israel bermacam-macam, dari padang pasir Negev di bagian
selatan sampai dengan barisan pegunungan Galilea dan Dataran Tinggi Golan di bagian utara. Sekitar 70%
populasi Israel bertempat tinggal di bagian barat pesisir pantai Israel yang
menghadap laut Mediterania. Salah satu ciri khas geografi Israel dan Semenanjung Sinai adalah terdapatnya makhtesh, yaitu
suatu kawah yang disebabkan oleh erosi. Makhtesh terbesar di dunia adalah Kawah Ramon di Negev,
yang berukuran 40 kilometer kali 8 kilometer.
MUNCULNYA PENGHARAPAN
Jika ditinjau dari
sudut pengaharapan itu sendiri, maka akan muncul siapa yang telah memberikan
pengharapan, atau yang memunculkan pengharapan bagi umat plihan. Yaitu umat
Israel sendiri. Munculnya sebuah pengharapan itu dari Allah atau YHWAH sendiri
kepada umat pilihanNya.[3]
Janji-janji itu
dapat kita lihat dari berbagai segi, dimana janji Allah bersifat mutlak,
janji-jani Allah diberikan kepada umat yang dipilihnya, untuk menjalankan misi
Allah yang ada di dunia, dengan demikian timbullah sebuah pengharapan dari umat
pilihan Allah, dimana pengharapan itu diceritakan secara turun-temurun kepada
umat Israel,[4]
dan memiliki benang merah dalam sebuah pengharapan. Disini penulis secara
singkat akan memaparkan tentang janji Allah kepada umat Pilihan Allah :
ABRAHAM
Kepada Abram kita bisa melihat bagaimana janji Allah “Kejadian
12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari
sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan
kepadamu 12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati
engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
Janji
Allah kepada Abram, adalah janji kepemilikan tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan.
dimana perjanjian Allah dengan Abram adalah perjanjian yang menyatakan bahwa
keturunan Abram yang akan menjadi bangsa yang besar, dan menjadi bangsa pilihan
Allah, yang seterusnya adalah janji kepada Yehuda dari garis keturunan Yakub.[5]
YAKUB/ YEHUDA
Sebuah benang merah yang tak putus dalam
perjanjian dimana Yehuda dari keturunan Yakub, Allah juga memberikan perjanjian
dimana kaum Yehuda dalam “Kej. 49:10 Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari
Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang
berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. Dinyatakan dalam
penggenapan akan janji kerajan yang bersifat kekal hal ini bukan hanya
berbicara tentang kerajan Daud tetapi bersifat kekal dan tak terkelahkan dalam
garis mesias.[6]
ORANG ISRAEL DAN YAHUDI
Kepada umatnya Allah juga memberikan
janji, di tengah-tengah penderitan bangsa Israel, Allah memberikan harapan
sebagai angin segar di saat-saat keletihan mereka, dalam menantikan seorang
raja yang dapat memimpin dan dapat menaklukkan semua bangsa-bangsa. Maka Allah
memberikan janji Eskatologi tentang dunia baru dan langit baru dimana mereka
tidak akan mengalami penderitan. Yesaya 66:22 Sebab sama seperti langit yang
baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku,
demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal
tetap.[7]
Inilah janji-janji Allah yang Allah
utarakan bagi umat pilihan yang menjadi, pengharapan yang kuat bagi uamat
Israel, dengan hal demikian kita bisa menyimpulkan bahwa pengharapan itu muncul
karena Allah, pengharapan Israel adalah inisiatif Allah sendiri sebagai bentuk
kekuasan Allah dan pengembangan misi Allah dimana, semua orang mengenal bahwa
Allah YHWH adalah Allah yang berkuasa bagi semua umat manusia.
PENYERTAN ALLAH
Menjalani pengharapan-pengharapan Israel, Allah juga tidak tinggal
diam tetapi Allah selalu menyertai, bahkan kekuasan Allah menyertai bangsa
pilihanya untuk mencapai pengharapanya. Allahlah yang menjadi pahlawan mereka
untuk memerangi musuh-musuhny, Kel 15:3 TUHAN itu pahlawan
perang; TUHAN, itulah nama-Nya.
Disetiap pencapaian pengharapan,
YHWH menujukan dengan cara yang berbeda-beda, berdasarkan karya dari diri YHWH
sendiri. Tetapi juga melihat kebutuhan-kebutuhan dari umat YHWH. Sehingga
dengan demikian karya Allah bukan hanya untuk umat pilihan tetapi Allah juga
ingin menujukan kepada bangsa-bangsa pembela Allah Israel dan semua bangsa
dapat sujud menyembah Dia sebagai pencipta (Yosua 2:24, Kejadian 14:20,
Keluaran 23:31).[8]
PENYERTAAN TANAH PERJANJIAN
Pengenapan pengharapan dalam bagian
tanah perjanjian sebenarnya sudah terlihat dari Allah membebaskan orang Israel
dari tanah Mesir, dimana Allah membebaskan penduduk Israel dari tanah Mesir
dengan 10 tulah, Keluaran 15:1
Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian ini
bagi TUHAN yang berbunyi: "Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia
tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. Sehingga
hal ini selalu di serukan oleh para nab, hal ini di ungkapkan oleh Roger Garaudy.[9]
Tetapi jauh lebih besar Allah memakai
Yosua, untuk menjadi pemimpin bagi bangsa Israel dimana pengharapan Israel
tentang tanah perjanjian digenapi. Yosua 2:24 Kata mereka kepada Yosua:
"TUHAN telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita, bahkan
seluruh penduduk negeri itu gemetar menghadapi kita." Bangsa Israel menduduki
tanah perjanjian ditengah-tengah kepemimpinan Yosua 11:6.[10]
TANGGAPAN ISRAEL
Peran Allah dalam menyertai umat untuk
mencapai pengharapan yang dijanjikan oleh Allah sendiri tidak berjalan mulus,
respon bangsa pilihan tidak serta merta menaati dengan tindakan ketaatan tetapi
bangsa Israel lebih banyak bersungut-sungut dengan orang pilihan Allah, dan
mereka melawan semua yang telah ditetapkan Allah.[11]
Pengharapan akan tanah perjanjian,
dalam perjalan menuju tanah perjanjian dimana, Allah sendiri selalu ikut campur
dengan misi Allah, yang sedang dijalani oleh umat Israel dengan pernyataan yang
nyata. Seperti halnya Allah menyertai bangsa Israel dengan tiang awan dan tiang
api. Bahkan dalam kecukupan jasmani Allah memberikan manna dari surga yang bisa dikonsumsi oleh umat pilihan Allah. Tetapi
pada kenyatan hal itu semua tidak cukup dirasakan oleh bangsa Israel, Keluaran
15:24, 16:12 Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka:
"Apakah yang akan kami minum?
Allah dalam kasih dan penggenapan
pengharapan itu, Allah tetap meyakinkan bangsa Israel, dengan menjawab apa yang
di inginkan oleh bangsa Israel. Bahkan janji tongkat kerajaan yang diberikan
Allah, untuk bangsa Israel juga tidak sabar agar mereka semua menuntut kepada
Samuel untuk mengangkat seorang raja ” I Samuel 8:5 dan berkata kepadanya:
"Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka
angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada
segala bangsa-bangsa lain." Lalu Allah juga menjawab semua permintan dari
umatnya I Samuel 8:22 TUHAN berfirman
kepada Samuel: "Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja
bagi mereka." Kemudian berkatalah Samuel kepada orang-orang Israel itu:
"Pergilah, masing-masing ke kotanya."
Walau
pada akhirnya, Saul sebagai raja telah membuat sakit hati Tuhan. Dengan
tindakan-tindakan yang tidak sepatutnya Saul lakukan, yang pada akhirnya bangsa
itu harus mengalami kekalahan berperang dengan orang Pilistin, dan umat Allah
diporak-porandakan oleh bangsa yang tidak bersunat itu dan tahta nya harus
berakhir karena kedurhakaanya.[12]
Begitu juga dengan Mesias yang akan
memberikan satu keselamatan bagi bangsa Israel juga mereka tidak mau percaya,
tentang keberadaan Yesus Kristus sebagai Mesias, karena penyesatan-penyesatan
dalam pemahaman kebenaran yang telah diungkapkan oleh Allah, mereka tidak
meyakini adanya Yesus sebagai mesias yang menyelamatkan mereka, karena Yesus dianggap
tidak memeliki ciri seperti demikian :
- [13]Yehezkiel 1:26-28,9,10:1-2 Di atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatan seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia. Dari yang menyerupai pinggangnya ke bawah aku lihat seperti api yang dikelilingi sinar. Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan Tuhan. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman. Orang yang berpakaian lenan yang mempunyai alat penulis di sisinya ( seluruh jemaat Tuhan/Allah diberi tanda T pada dahinya yang merupakan simbol SALIB kekristenan pada masa yang akan datang). Yehezkiel 10.
Maka orang Yahudi menolak karena Yesus
dianggap tidak memiliki kriteria yang seperti demikian. Dengan tegas umat
Yahudi tidak mau menerima walau Yesus telah mati sebagai Qurban. Kisah Para
Rasul 3:14 Tetapi kamu telah menolak
Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu bani
Israel tetap memfitnah dan tidak mau menerima risalah Yesus.[14]
HARAPAN UMAT ISRAEL
Secara garis besar, bangsa Israel adalah
bangsa yang keras kepala mereka. Adalah umat yang selalu memberontak dan selalu
ingin melihat segala sesuatu dengan cara instan, bahkan dalam sebuah konsep
penghayatan kepada Allah, penulis menyimpulkan bahwa mereka dalam menghayati
Allah mereka ingin menghayati Allah secara fisual, dimana kita bisa melihat
bahwa umat Allah, dalam pemberontakanya kepada Allah selalu menduakan Allah
dengan patung-patung buatan tangan mereka.
Sehingga
berbicara tentang pengharapan umat Israel, ingin selalu cepat mencapai
pengharapan, apa yang dijanjikan Allah, dan pengharapan-pengharapan yang
diberikan kepada umat pilihan maka bangsa ini ingin dan selalu mendapat semua
secara cepat, dan pengharapan itu secara cepat terealisasikan pengharapan itu
kepada mereka. Dengan terealisasikan pengharapan itu mereka baru mempercayai
bahwa Allah itu ada bagi mereka.
Umat Pilihan
Pengharapan Israel dengan menjadikan bangsa Israel menjadi umat
pilihan. Seperti terdapat dalam Yehezkiel 20:5 dan
katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Pada hari Aku memilih
Israel, Aku bersumpah kepada keturunan kaum Yakub dan menyatakan diri kepada
mereka di tanah Mesir; Aku bersumpah kepada mereka: Akulah TUHAN Allahmu!
Pemilihan Israel sebagai bangsa pilihan
Allah ini diklaim oleh mereka, sampai pada akhirnya mereka menggangap mereka
adalah bangsa yang terbaik. Sehingga bangsa lain adalah bangsa rendah atau
bangsa yang menajiskan, mereka menyalahartikan pemilihan Allah terhadap mereka.
Pemilihan Allah kepada bangsa Israel pada hakekatnya bukan menjadikan bangsa
Israel bangsa yang egosi, atau menjadikan bangsa yang tamak, seperti yang diungkapkan
dalam kitab adat mereka yaitu talmud, karena Allah tidak mencintai satu bangsa
dan membinasakan bangsa lain.[15]
Tetapi yang jelas bahwa pemilihan Allah
kepada mereka, hanya satu tujuan bahwa mereka menjadi bangsa yang dapat
memberikan contoh, kepada banyak bangsa dalam cara bertindak, beribadah kepada
Allah, dan cara-cara yang lain yang telah diajarkan Allah dalam kitab Taurat.
Dimana Allah berkehendak bahwa semua orang dapat masuk kedalam kerajaan baru
yang akan penulis uraikan pada bagian yang selanjutnya.
Politik
Pada bagian
politik juga perjanjian Allah kepada umat Israel bahwa tongkat kerajan Allah
tidak akan pernah runtuh dari Yehuda. Kejadian 49:10
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan
dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan
takluk bangsa-bangsa.
Dimana dari
keturunan Yehudalah sewaktu-waktu akan memunculkan seorang pemimpin yang
sempurna yang akan membawa mereka kedalam kedamain, kekuasan, ketentraman, dan
kesempurnaan politik yang tidak akan pernah tergantikan oleh bangsa lain. Inilah
janji yang sangat di nanti-nanti oleh bangsa Israel dalam hal penantian yang
pembebas yang akan membebasan dari tekanan-tekanan kerajaan-kerajaan yang ada
disekitar mereka.
Pengharapan inilah
yang sangat diharapkan oleh bangsa Israel, dimana saat bangsa Israel mengalami
tekanan dari kerajaan-kerajaan yang menjajah mereka dan menindas mereka. Mereka
sangat berharap dapat lepas, seperti halnya saat mereka ditindas oleh bangsa
Yunani dimana mereka mengalami tekanan yang sangat berat dibawah kepemimpinan
Agustus, disinilah ia berharap benar-benar ingin lepas dari penjajahan bangsa
Yunai. Bahkan dengan pemahaman bahwa akan ada keturunan Yehuda yang akan
membebaskan mereka. Yang mendirikan kerajaan yang bersifat adikuasa inilah ia
moral Yesus Kristus sebagai Mesias dalam hal pembebas mereka. Dalam hal dosa,
karena kerajan Mesias bukan di bumi ini tetapi kerajaan.[16]
Keselamatan
Bahkan dalam konsep keselamatan dimana orang Israel menantikan
kedatangan sang Mesias, [17]Mesias
(berasal dari bahasa Ibrani
mashiah) berarti "yang diurapi". Di dalam bahasa Yunani,
kata mesias diterjemahkan dengan kata kristos, dan dari situlah dikenal
sebutan Kristus yang menjadi salah satu gelar Yesus.
Sebutan mesias berakar dari pengertian Yahudi
mengenai seorang tokoh pada masa depan yang akan datang sebagai wakil Allah untuk membawa
keselamatan bagi umat Yahudi. Konsep mesianik ini dikenal juga di dalam
agama-agama yang berakar dari Abraham, yakni kekristenan dan Islam. Di dalam
kekristenan, Yesus Kristus dianggap sebagai mesias yang telah dinanti-nantikan
untuk membawa keselamatan dari Allah kepada manusia.
Nabi Yesaya sendiri telah menubuatkan
tentang janji Allah kepada bangsa Israel akan janjiNya melalui nabi Yesaya
65:17 "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang
baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi
dalam hati. Yesaya 66:22 Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru
yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN,
demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap.[18]
Di mana ini juga menjadi satu pengharapan
bagi bangsa Israel tentang pernyataan umat pilihan, yang secara otomatis dalam
anggapan mereka bahwa mereka akan menerima satu pengharapan keselamatan yang
dari Allah. Dengan demikian pernyataan bumi baru dan langit baru ini didasarkan
karena keberdosan manusia pertama Adam dan Hawa yang telah jatuh dalam dosa.[19]
Sehingga Allah mengatakan demikian “Kejadian
3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau
akan meremukkan tumitnya." Dalam permusuhan keturunan Adam ular sebagai
setan ini. Berakibat bumi rusak dan nubuatan Yesaya akan janji sang penolong
yang akan memberikan keselamatn dan bumi yang baru dan langit yang baru.
Itulah pengharapan-pengharapan yang
sedang dinantikan oleh bangsa Israel dengan sangat yakin bahwa dengan hal itu
mereka akan dapat menerimanya dengan baik sampai pada akhirnya, pengarapan itu
mereka dapat rasakan secara nyata. Pada hakekatnya pengarapan dari tiga sisi
yaitu :Umat Pilihan, Keselamatan, Politik memiliki satu ke-realisasian yang
sama dan benang merah pada satu pribadi sang Mesias amin.
SARAT MENCAPAI PENGHARAPAN
Untuk pencapaian pengharapan Allah
tidak hanya memberikan tanpa ada yang harus di ikuti, tetapi Allah memberikan
saran agar mereka semua dapat mencapai apa yang di harapkan. Demikianlah
sarat-sarat Allah :
Ø Hukum
Utama yaitu Hukum Allah Keluaran 20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa
engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. 20:3 Jangan ada padamu
allah lain di hadapan-Ku. 20:4, 20:5, 20:6, 20:7.
Ø Hukum
Praktika 20:12-17 yang harus dilakukan hari lepas hari, inilah sarat-sarat
dalam pemenuhan sebuah pengharapan dari umat pilihan Allah.
Sedangkan dalam hukum penggenapan yang
YHWH lakukan, adalah sebuah tindakan yang tidak lari dari sebuah hukum yang
telah diberikan Allah kepada Musa. Seperti halnya yang dilakukan oleh Yosua :
Ø Hukum
penggenapan Janji Yosua 1:7, 1:8 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan
sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah
diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau
ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi.
Demikianlah sarat-sarat dalam mencapai
pengharapan yang Allah berikan kepada umat pilihan Allah, jika umat Allah tidak
menuruti yang diperintahkan Allah, maka campur tangan Allah tidak menyertai
mereka dan mereka akan jelas-jelas binasa.
BAB III
PENUTUP
Jika Kita melihat
kembali, tentang pengharapan yang ada. Yang Allah nyatakan bagi umat pilihan
yaitu : bangsa Israel. Pada bagian pengharapan di mana YHWH memiliki peranan
yang utama dan mutlak. Karena dimana pemberi pengharapan, dan yang bertindak
dalam pengharapan itu sendiri adalah Allah. Sedangkan umat plihan Allah hanya tinggal melakukan apa yang telah
ditentukan oleh Allah sendiri.
Sedangkan kita
bisa melihat tentang perjalanan dari subuah pengharapan, dimana bangsa Israel.
Tidak selamanya melakukan apa yang telah diperintahkan oleh pemberi pengharapan
sendiri. Dengan demikian kita bisa mengerti bahwa antara pemberi pengharapan
dan penerima pengharapan, yang dapat kita simpulkan dalam pengenapan
pengharapan adalah, orientasi waktu dan kedegilan hati, yang tidak mau taat.
Yang selalu mau meminta cepat tanpa melihat waktu dari pemberi pengharapan.
Sedangkan waktu yang cukup jauh untuk melihat pengharapan-pengharapan yang
didapat oleh bangsa pilihan, menjadikan bangsa pilihan ini memberontak dan
mengeraskan diri mereka terhadap Allah sehingga, umat pilihan melanggar semua yang
ditetapkan Allah.
Makna Teologis
Bagi
penulis sendiri melihat sebuah pengharapan yang diberikan Allah kepada umat
pilihaan, dan cara umat pilihan menantikan sebuah pengharapan yang bersifat
nyata ini dengan berbagai macam dimana, mereka ada yang menanti dengan penuh
pengharapan yang baik dan selalu mengikuti semua apa yang diperintahkan oleh
Allah , sedangkan di pihak yang lain ada yang menantikan sebuah pengharapan
dengan kekecewan. Dikarenakan rentan waktu dari pemberi pengharapan dan
penerima pengharapan sehingga mereka berpaling kepada allah lain dimana bisa
memenuhi hasrat mereka.
Bagi
penulis dan mahasiswa Misiologia, penulis berharap dengan adanya makalah yang
diuraikan secara singkat ini memberikan satu pemahaman baru, bahwa sebuah pengharapan
yang diberikan oleh Allah tidak akan pernah berhenti dengan satu kekecewan
atau, sebuah pengharapan itu akan pasti terjadi. Tinggal kita harus hidup
dengan cara yang seturut dengan perintah Allah. Pada masa kita sebagai Israel
yang dicangkokkan kita harus tetap setia menantikan langit baru dan bumi baru
dalam terang Kristus.
DAFTAR PUSTAKA
_________ , Kamus
besar bahasa Indonesia (Kbbi
Elektronik)
Hinson F.David,
1991 Sejarah Israel pada
Zaman Alkitab, Jakarta : Gunung Mulia.
Garaudy Roger,
2000 Mitos dan politik
Israel, Jakarta : Gema Insani.
Kaiser C.Walter, Jr.
2000 Teologia Perjanjian
Lama, Malang : Gandum Mas.
Kraus J.H.
1983 Umat Allah dalam
Perjanjian Lama, Jakarta :Gunung Mulia.
Marjan Muhamad Madji,
1990 Isa Manusia apa bukan,
Jakarta : Gema Insani Pres.
Tasmara Toto,
2010 Yahudi Mengapa mereka
Berprestas, Jakarta : Prpustakan Nasional.
Walvoord John.F,
1996 Penggenapan Nubuat Masa
kini-Zaman Akhir, Malang : Gandum Mas.
Alamat Webset
www.Wikipedia
Israel.com
www.Wekpledia
Mesias.htm. com
www.blogger
pengharapan dari Allah Israel.html///.com
www.
Sejarah Pengharapan Israel.index.php///.htm.com
www.
Article pengharapan Israel .php///.htm. com
www.
wikipedia bahasa indonesia Mesias.htm//.com
0 komentar:
Posting Komentar