Kamis, 16 Mei 2013

PENGHARAPAN UMAT ALLAH



BAB I

PENDAHULUAN

Jika berbicara sebuah pengharapan, maka kita tidak akan lepas dari dua unsur yaitu : unsur yang pertama adalah yang memberi pengharapan dan penerima pengarapan itu sendiri. Karena tanpa dua unsur ini tidak akan pernah terbentuk sebuah pengharapan, dalam pembahasan makalah, penulis akan membahas tentang penantian sebuah pengharapan.
Unsur yang pertama pemberi pengharapan, yaitu Allah atau yang dikenal dalam pengidentitasan  kepada junjungan orang Israel adalah YHWH. Unsur yang kedua adalah bangsa Israel dari keturunan Abraham, dimana dua unsur ini adalah pribadi-pribadi yang sangat memiliki pengaruh yang sangat besar, bagi peradaban kuno bahkan sampai saat ini. Dimana keberadan mereka adalah sebuah titik dasar dari adanya peradaban manusia, dan sejarah yang ada. Allah adalah pemilik dari segala sesuatu yang ada di dunia ini, dan Ia sendiri adalah pemilik peradaban itu sendiri. Sedangkan Abraham adalah Bapa orang percaya dimana dari Abraham inilah terbentuknya sebuah agama besar yaitu agama Samawi.
Sebuah Pengharapan ini diawali dari sebuah inisiatif Allah atau YHWH kepada orang pilihan, yaitu Abram dengan berkata dalam “Kejadian 12:1, 2 Inisiatif Allah ini kepada orang pilihan Abram ditanggapi dengan baik. Abram melakukan dengan ketaatan yang penuh akan janji dari Allah, ia melihat bahwa pengharapan akan keturunan yang besar dan menjadikan satu bangsa yang besar. Dari keturunannya inilah yang menjadikan Abram taat.
Hipotesis Penulis, Akan janiji-janji inilah yang menjadi pengharapan bagi bangsa Israel atau kaum Yahudi sampai saat ini, bahkan hal ini juga diklaim oleh kaum-kaum yang diluar Israel tetapi yang telah dicangkokan karena keimanan kepada Allah Abram. Dengan demikian pengharapan ini sangat penting bagi orang-orang Yahudi dan kekristenan sampai saat ini.
Deskriptif Penulis
1.        Apakah itu Pengharapan ?                               
2.    Bagaimana Pengharapan itu terjadi ?
3.        Siapakah yang menerima Pengharapan ?
4.        Bagimanakan pengharapan itu bagi kaum dan keturunan Abram di Era sekarang ?

BAB II

DIFINISI DAN PENGERTIAN

Pengertian Pengharapan

Dari kata dasar : Ha·rap·an n 1 sesuatu yang (dapat) diharapkan: ia mempunyai ~ besar dapat memenangkan pertandingan itu atau sesuatu reword; 2 keinginan supaya menjadi kenyataan: [1]

Pengertian Israel

Israel (bahasa Ibrani מדינת ישראל  Medinat Yisra‘el) adalah sebuah negara di Timur Tengah yang dikelilingi Laut Tengah, Lebanon, Suriah, Yordania, Mesir dan gurun pasir Sinai. Selain itu dikelilingi pula dua daerah Otoritas Nasional Palestina: Jalur Gaza dan Tepi Barat. Dengan populasi sebesar 7,5 juta jiwa, Israel merupakan satu-satunya negara Yahudi di dunia.
Secara Geografis Israel terletak di sebelah timur Laut Mediterania, berbatasan dengan Libanon di sebelah utara, Suriah di sebelah timur laut, Yordania di sebelah timur, dan Mesir di sebelah barat daya. Wilayah kedaulatan Israel, tidak termasuk wilayah yang ditaklukkan semasa Perang Enam Hari tahun 1967 adalah sekitar 20.770 kilometer persegi dengan 2%-nya adalah air. Menurut hukum Israel, luas wilayah keseluruhan Israel, yang meliputi Yerusalem Timur dan Dataran Tinggi Golan adalah 22.072 kilometer persegi. [2]
Walaupun luasnya yang kecil, geografi Israel bermacam-macam, dari padang pasir Negev di bagian selatan sampai dengan barisan pegunungan Galilea dan Dataran Tinggi Golan di bagian utara. Sekitar 70% populasi Israel bertempat tinggal di bagian barat pesisir pantai Israel yang menghadap laut Mediterania. Salah satu ciri khas geografi Israel dan Semenanjung Sinai adalah terdapatnya makhtesh, yaitu suatu kawah yang disebabkan oleh erosi. Makhtesh terbesar di dunia adalah Kawah Ramon di Negev, yang berukuran 40 kilometer kali 8 kilometer.

MUNCULNYA PENGHARAPAN

            Jika ditinjau dari sudut pengaharapan itu sendiri, maka akan muncul siapa yang telah memberikan pengharapan, atau yang memunculkan pengharapan bagi umat plihan. Yaitu umat Israel sendiri. Munculnya sebuah pengharapan itu dari Allah atau YHWAH sendiri kepada umat pilihanNya.[3]
            Janji-janji itu dapat kita lihat dari berbagai segi, dimana janji Allah bersifat mutlak, janji-jani Allah diberikan kepada umat yang dipilihnya, untuk menjalankan misi Allah yang ada di dunia, dengan demikian timbullah sebuah pengharapan dari umat pilihan Allah, dimana pengharapan itu diceritakan secara turun-temurun kepada umat Israel,[4] dan memiliki benang merah dalam sebuah pengharapan. Disini penulis secara singkat akan memaparkan tentang janji Allah kepada umat Pilihan Allah :

ABRAHAM

Kepada Abram kita bisa melihat bagaimana janji AllahKejadian 12:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu 12:2 Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat.
Janji Allah kepada Abram, adalah janji kepemilikan tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan. dimana perjanjian Allah dengan Abram adalah perjanjian yang menyatakan bahwa keturunan Abram yang akan menjadi bangsa yang besar, dan menjadi bangsa pilihan Allah, yang seterusnya adalah janji kepada Yehuda dari garis keturunan Yakub.[5]

YAKUB/ YEHUDA

Sebuah benang merah yang tak putus dalam perjanjian dimana Yehuda dari keturunan Yakub, Allah juga memberikan perjanjian dimana kaum Yehuda dalam “Kej. 49:10 Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. Dinyatakan dalam penggenapan akan janji kerajan yang bersifat kekal hal ini bukan hanya berbicara tentang kerajan Daud tetapi bersifat kekal dan tak terkelahkan dalam garis mesias.[6]

ORANG ISRAEL DAN YAHUDI

            Kepada umatnya Allah juga memberikan janji, di tengah-tengah penderitan bangsa Israel, Allah memberikan harapan sebagai angin segar di saat-saat keletihan mereka, dalam menantikan seorang raja yang dapat memimpin dan dapat menaklukkan semua bangsa-bangsa. Maka Allah memberikan janji Eskatologi tentang dunia baru dan langit baru dimana mereka tidak akan mengalami penderitan. Yesaya 66:22 Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap.[7]
Inilah janji-janji Allah yang Allah utarakan bagi umat pilihan yang menjadi, pengharapan yang kuat bagi uamat Israel, dengan hal demikian kita bisa menyimpulkan bahwa pengharapan itu muncul karena Allah, pengharapan Israel adalah inisiatif Allah sendiri sebagai bentuk kekuasan Allah dan pengembangan misi Allah dimana, semua orang mengenal bahwa Allah YHWH adalah Allah yang berkuasa bagi semua umat manusia.

PENYERTAN ALLAH

            Menjalani pengharapan-pengharapan Israel, Allah juga tidak tinggal diam tetapi Allah selalu menyertai, bahkan kekuasan Allah menyertai bangsa pilihanya untuk mencapai pengharapanya. Allahlah yang menjadi pahlawan mereka untuk memerangi musuh-musuhny, Kel 15:3 TUHAN itu pahlawan perang; TUHAN, itulah nama-Nya.
            Disetiap pencapaian pengharapan, YHWH menujukan dengan cara yang berbeda-beda, berdasarkan karya dari diri YHWH sendiri. Tetapi juga melihat kebutuhan-kebutuhan dari umat YHWH. Sehingga dengan demikian karya Allah bukan hanya untuk umat pilihan tetapi Allah juga ingin menujukan kepada bangsa-bangsa pembela Allah Israel dan semua bangsa dapat sujud menyembah Dia sebagai pencipta (Yosua 2:24, Kejadian 14:20, Keluaran 23:31).[8]  

PENYERTAAN TANAH PERJANJIAN

Pengenapan pengharapan dalam bagian tanah perjanjian sebenarnya sudah terlihat dari Allah membebaskan orang Israel dari tanah Mesir, dimana Allah membebaskan penduduk Israel dari tanah Mesir dengan 10 tulah, Keluaran 15:1 Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian ini bagi TUHAN yang berbunyi: "Baiklah aku menyanyi bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. Sehingga hal ini selalu di serukan oleh para nab, hal ini di ungkapkan oleh Roger Garaudy.[9]
Tetapi jauh lebih besar Allah memakai Yosua, untuk menjadi pemimpin bagi bangsa Israel dimana pengharapan Israel tentang tanah perjanjian digenapi. Yosua 2:24 Kata mereka kepada Yosua: "TUHAN telah menyerahkan seluruh negeri ini ke dalam tangan kita, bahkan seluruh penduduk negeri itu gemetar menghadapi kita." Bangsa Israel menduduki tanah perjanjian ditengah-tengah kepemimpinan Yosua 11:6.[10]

TANGGAPAN ISRAEL

            Peran Allah dalam menyertai umat untuk mencapai pengharapan yang dijanjikan oleh Allah sendiri tidak berjalan mulus, respon bangsa pilihan tidak serta merta menaati dengan tindakan ketaatan tetapi bangsa Israel lebih banyak bersungut-sungut dengan orang pilihan Allah, dan mereka melawan semua yang telah ditetapkan Allah.[11]
            Pengharapan akan tanah perjanjian, dalam perjalan menuju tanah perjanjian dimana, Allah sendiri selalu ikut campur dengan misi Allah, yang sedang dijalani oleh umat Israel dengan pernyataan yang nyata. Seperti halnya Allah menyertai bangsa Israel dengan tiang awan dan tiang api. Bahkan dalam kecukupan jasmani Allah memberikan manna dari surga yang bisa dikonsumsi oleh umat pilihan Allah. Tetapi pada kenyatan hal itu semua tidak cukup dirasakan oleh bangsa Israel, Keluaran 15:24, 16:12 Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?
            Allah dalam kasih dan penggenapan pengharapan itu, Allah tetap meyakinkan bangsa Israel, dengan menjawab apa yang di inginkan oleh bangsa Israel. Bahkan janji tongkat kerajaan yang diberikan Allah, untuk bangsa Israel juga tidak sabar agar mereka semua menuntut kepada Samuel untuk mengangkat seorang raja ” I Samuel 8:5 dan berkata kepadanya: "Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain." Lalu Allah juga menjawab semua permintan dari umatnya I Samuel  8:22 TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka." Kemudian berkatalah Samuel kepada orang-orang Israel itu: "Pergilah, masing-masing ke kotanya."
            Walau pada akhirnya, Saul sebagai raja telah membuat sakit hati Tuhan. Dengan tindakan-tindakan yang tidak sepatutnya Saul lakukan, yang pada akhirnya bangsa itu harus mengalami kekalahan berperang dengan orang Pilistin, dan umat Allah diporak-porandakan oleh bangsa yang tidak bersunat itu dan tahta nya harus berakhir karena kedurhakaanya.[12]
            Begitu juga dengan Mesias yang akan memberikan satu keselamatan bagi bangsa Israel juga mereka tidak mau percaya, tentang keberadaan Yesus Kristus sebagai Mesias, karena penyesatan-penyesatan dalam pemahaman kebenaran yang telah diungkapkan oleh Allah, mereka tidak meyakini adanya Yesus sebagai mesias yang menyelamatkan mereka, karena Yesus dianggap tidak memeliki ciri seperti demikian :
  1. [13]Yehezkiel 1:26-28,9,10:1-2  Di atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatan seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia. Dari yang menyerupai pinggangnya ke bawah aku lihat seperti api yang dikelilingi sinar. Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan Tuhan. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.  Orang yang berpakaian lenan yang mempunyai alat penulis di sisinya ( seluruh jemaat Tuhan/Allah diberi tanda T pada dahinya yang merupakan simbol SALIB kekristenan pada masa yang akan datang).  Yehezkiel 10.
Maka orang Yahudi menolak karena Yesus dianggap tidak memiliki kriteria yang seperti demikian. Dengan tegas umat Yahudi tidak mau menerima walau Yesus telah mati sebagai Qurban. Kisah Para Rasul  3:14 Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu bani Israel tetap memfitnah dan tidak mau menerima risalah Yesus.[14]

HARAPAN UMAT ISRAEL

            Secara garis besar, bangsa Israel adalah bangsa yang keras kepala mereka. Adalah umat yang selalu memberontak dan selalu ingin melihat segala sesuatu dengan cara instan, bahkan dalam sebuah konsep penghayatan kepada Allah, penulis menyimpulkan bahwa mereka dalam menghayati Allah mereka ingin menghayati Allah secara fisual, dimana kita bisa melihat bahwa umat Allah, dalam pemberontakanya kepada Allah selalu menduakan Allah dengan patung-patung buatan tangan mereka.
            Sehingga berbicara tentang pengharapan umat Israel, ingin selalu cepat mencapai pengharapan, apa yang dijanjikan Allah, dan pengharapan-pengharapan yang diberikan kepada umat pilihan maka bangsa ini ingin dan selalu mendapat semua secara cepat, dan pengharapan itu secara cepat terealisasikan pengharapan itu kepada mereka. Dengan terealisasikan pengharapan itu mereka baru mempercayai bahwa Allah itu ada bagi mereka.

Umat Pilihan

            Pengharapan Israel dengan menjadikan bangsa Israel menjadi umat pilihan. Seperti terdapat dalam Yehezkiel 20:5 dan katakanlah kepadanya: Beginilah firman Tuhan ALLAH: Pada hari Aku memilih Israel, Aku bersumpah kepada keturunan kaum Yakub dan menyatakan diri kepada mereka di tanah Mesir; Aku bersumpah kepada mereka: Akulah TUHAN Allahmu!
Pemilihan Israel sebagai bangsa pilihan Allah ini diklaim oleh mereka, sampai pada akhirnya mereka menggangap mereka adalah bangsa yang terbaik. Sehingga bangsa lain adalah bangsa rendah atau bangsa yang menajiskan, mereka menyalahartikan pemilihan Allah terhadap mereka. Pemilihan Allah kepada bangsa Israel pada hakekatnya bukan menjadikan bangsa Israel bangsa yang egosi, atau menjadikan bangsa yang tamak, seperti yang diungkapkan dalam kitab adat mereka yaitu talmud, karena Allah tidak mencintai satu bangsa dan membinasakan bangsa lain.[15]
Tetapi yang jelas bahwa pemilihan Allah kepada mereka, hanya satu tujuan bahwa mereka menjadi bangsa yang dapat memberikan contoh, kepada banyak bangsa dalam cara bertindak, beribadah kepada Allah, dan cara-cara yang lain yang telah diajarkan Allah dalam kitab Taurat. Dimana Allah berkehendak bahwa semua orang dapat masuk kedalam kerajaan baru yang akan penulis uraikan pada bagian yang selanjutnya.

Politik

            Pada bagian politik juga perjanjian Allah kepada umat Israel bahwa tongkat kerajan Allah tidak akan pernah runtuh dari Yehuda. Kejadian 49:10 Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.
            Dimana dari keturunan Yehudalah sewaktu-waktu akan memunculkan seorang pemimpin yang sempurna yang akan membawa mereka kedalam kedamain, kekuasan, ketentraman, dan kesempurnaan politik yang tidak akan pernah tergantikan oleh bangsa lain. Inilah janji yang sangat di nanti-nanti oleh bangsa Israel dalam hal penantian yang pembebas yang akan membebasan dari tekanan-tekanan kerajaan-kerajaan yang ada disekitar mereka.
            Pengharapan inilah yang sangat diharapkan oleh bangsa Israel, dimana saat bangsa Israel mengalami tekanan dari kerajaan-kerajaan yang menjajah mereka dan menindas mereka. Mereka sangat berharap dapat lepas, seperti halnya saat mereka ditindas oleh bangsa Yunani dimana mereka mengalami tekanan yang sangat berat dibawah kepemimpinan Agustus, disinilah ia berharap benar-benar ingin lepas dari penjajahan bangsa Yunai. Bahkan dengan pemahaman bahwa akan ada keturunan Yehuda yang akan membebaskan mereka. Yang mendirikan kerajaan yang bersifat adikuasa inilah ia moral Yesus Kristus sebagai Mesias dalam hal pembebas mereka. Dalam hal dosa, karena kerajan Mesias bukan di bumi ini tetapi kerajaan.[16]

Keselamatan

Bahkan dalam konsep  keselamatan dimana orang Israel menantikan kedatangan sang Mesias, [17]Mesias (berasal dari bahasa Ibrani mashiah) berarti "yang diurapi". Di dalam bahasa Yunani, kata mesias diterjemahkan dengan kata kristos, dan dari situlah dikenal sebutan Kristus yang menjadi salah satu gelar Yesus. Sebutan mesias berakar dari pengertian Yahudi mengenai seorang tokoh pada masa depan yang akan datang sebagai wakil Allah untuk membawa keselamatan bagi umat Yahudi. Konsep mesianik ini dikenal juga di dalam agama-agama yang berakar dari Abraham, yakni kekristenan dan Islam. Di dalam kekristenan, Yesus Kristus dianggap sebagai mesias yang telah dinanti-nantikan untuk membawa keselamatan dari Allah kepada manusia.
Nabi Yesaya sendiri telah menubuatkan tentang janji Allah kepada bangsa Israel akan janjiNya melalui nabi Yesaya 65:17 "Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati. Yesaya 66:22 Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap.[18]
Di mana ini juga menjadi satu pengharapan bagi bangsa Israel tentang pernyataan umat pilihan, yang secara otomatis dalam anggapan mereka bahwa mereka akan menerima satu pengharapan keselamatan yang dari Allah. Dengan demikian pernyataan bumi baru dan langit baru ini didasarkan karena keberdosan manusia pertama Adam dan Hawa yang telah jatuh dalam dosa.[19]
Sehingga Allah mengatakan demikian “Kejadian 3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Dalam permusuhan keturunan Adam ular sebagai setan ini. Berakibat bumi rusak dan nubuatan Yesaya akan janji sang penolong yang akan memberikan keselamatn dan bumi yang baru dan langit yang baru.
Itulah pengharapan-pengharapan yang sedang dinantikan oleh bangsa Israel dengan sangat yakin bahwa dengan hal itu mereka akan dapat menerimanya dengan baik sampai pada akhirnya, pengarapan itu mereka dapat rasakan secara nyata. Pada hakekatnya pengarapan dari tiga sisi yaitu :Umat Pilihan, Keselamatan, Politik memiliki satu ke-realisasian yang sama dan benang merah pada satu pribadi sang Mesias amin.

SARAT MENCAPAI PENGHARAPAN

            Untuk pencapaian pengharapan Allah tidak hanya memberikan tanpa ada yang harus di ikuti, tetapi Allah memberikan saran agar mereka semua dapat mencapai apa yang di harapkan. Demikianlah sarat-sarat Allah :
Ø  Hukum Utama yaitu Hukum Allah Keluaran 20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. 20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. 20:4, 20:5, 20:6, 20:7.
Ø  Hukum Praktika 20:12-17 yang harus dilakukan hari lepas hari, inilah sarat-sarat dalam pemenuhan sebuah pengharapan dari umat pilihan Allah.
Sedangkan dalam hukum penggenapan yang YHWH lakukan, adalah sebuah tindakan yang tidak lari dari sebuah hukum yang telah diberikan Allah kepada Musa. Seperti halnya yang dilakukan oleh Yosua :
Ø  Hukum penggenapan Janji Yosua 1:7, 1:8 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi.
Demikianlah sarat-sarat dalam mencapai pengharapan yang Allah berikan kepada umat pilihan Allah, jika umat Allah tidak menuruti yang diperintahkan Allah, maka campur tangan Allah tidak menyertai mereka dan mereka akan jelas-jelas binasa.

BAB III

PENUTUP

Jika Kita melihat kembali, tentang pengharapan yang ada. Yang Allah nyatakan bagi umat pilihan yaitu : bangsa Israel. Pada bagian pengharapan di mana YHWH memiliki peranan yang utama dan mutlak. Karena dimana pemberi pengharapan, dan yang bertindak dalam pengharapan itu sendiri adalah Allah. Sedangkan umat plihan  Allah hanya tinggal melakukan apa yang telah ditentukan oleh Allah sendiri.
Sedangkan kita bisa melihat tentang perjalanan dari subuah pengharapan, dimana bangsa Israel. Tidak selamanya melakukan apa yang telah diperintahkan oleh pemberi pengharapan sendiri. Dengan demikian kita bisa mengerti bahwa antara pemberi pengharapan dan penerima pengharapan, yang dapat kita simpulkan dalam pengenapan pengharapan adalah, orientasi waktu dan kedegilan hati, yang tidak mau taat. Yang selalu mau meminta cepat tanpa melihat waktu dari pemberi pengharapan. Sedangkan waktu yang cukup jauh untuk melihat pengharapan-pengharapan yang didapat oleh bangsa pilihan, menjadikan bangsa pilihan ini memberontak dan mengeraskan diri mereka terhadap Allah sehingga, umat pilihan melanggar semua yang ditetapkan Allah.

Makna Teologis   

            Bagi penulis sendiri melihat sebuah pengharapan yang diberikan Allah kepada umat pilihaan, dan cara umat pilihan menantikan sebuah pengharapan yang bersifat nyata ini dengan berbagai macam dimana, mereka ada yang menanti dengan penuh pengharapan yang baik dan selalu mengikuti semua apa yang diperintahkan oleh Allah , sedangkan di pihak yang lain ada yang menantikan sebuah pengharapan dengan kekecewan. Dikarenakan rentan waktu dari pemberi pengharapan dan penerima pengharapan sehingga mereka berpaling kepada allah lain dimana bisa memenuhi hasrat mereka.
            Bagi penulis dan mahasiswa Misiologia, penulis berharap dengan adanya makalah yang diuraikan secara singkat ini memberikan satu pemahaman baru, bahwa sebuah pengharapan yang diberikan oleh Allah tidak akan pernah berhenti dengan satu kekecewan atau, sebuah pengharapan itu akan pasti terjadi. Tinggal kita harus hidup dengan cara yang seturut dengan perintah Allah. Pada masa kita sebagai Israel yang dicangkokkan kita harus tetap setia menantikan langit baru dan bumi baru dalam terang Kristus.

DAFTAR PUSTAKA

­­­­­_________ , Kamus besar bahasa Indonesia (Kbbi Elektronik)
Hinson F.David,
            1991          Sejarah Israel pada Zaman Alkitab, Jakarta : Gunung Mulia.
Garaudy Roger,
            2000          Mitos dan politik Israel, Jakarta : Gema Insani.
Kaiser C.Walter, Jr.
            2000          Teologia Perjanjian Lama, Malang : Gandum Mas.
Kraus J.H.
            1983          Umat Allah dalam Perjanjian Lama, Jakarta :Gunung Mulia.
Marjan Muhamad Madji,
            1990          Isa Manusia apa bukan, Jakarta : Gema Insani Pres.
 Tasmara Toto,
            2010          Yahudi Mengapa mereka Berprestas, Jakarta : Prpustakan Nasional.
Walvoord John.F,
            1996          Penggenapan Nubuat Masa kini-Zaman Akhir, Malang : Gandum Mas.
Alamat Webset
www.Wikipedia Israel.com
www.Wekpledia Mesias.htm. com
www.blogger pengharapan dari Allah Israel.html///.com
www. Sejarah Pengharapan Israel.index.php///.htm.com
www. Article pengharapan Israel .php///.htm. com
www. wikipedia bahasa indonesia Mesias.htm//.com


         [1] Kamus besar bahasa Indonesia
         [2] www. Wikipedia Israel.com
         [3] www.blogger, pengharapan dari Allah Israel.html///.com
         [4] Walter C. Kaiser, Jr. Teologia Perjanjian Lama,(Malang : Gandum Mas, 2000), 120-121
         [5] John F. Walvoord, Penggenapan Nubuat Masa kini-Zaman Akhir, (Malang : Gandum Mas, 1996), 44
         [6] John F. Walvoord, Penggenapan Nubuat Masa kini-Zaman Akhir , ... 108
         [7] Blogger. Eskatologi pengharapan israel. com
          [8] www. Sejarah Pengharapan Israel.index.php///.htm.com
         [9]Roger Garaudy, Mitos Dan Politik Israel, (Jakarta : Gema Insani, 2000), 5
         [10] www. Article pengharapan Israel .php///.htm. com
         [11] John F. Walvoord, Penggenapan Nubuat Masa kini-Zaman Akhir, ....  87
         [12] Walter C. Kaiser, Jr. Teologia Perjanjian Lama, 190
         [13] www. Wekpledia Mesias.htm. com
         [14] Muhamad Madji Marjan, Isa Manusia Apa Bukan, (Jakarta : Gema Insani Pres, 1990), 113
         [15] Toto Tasmara, Yahudi Mengapa mereka Berprestasi, (Jakarta : Prpustakan Nasional, 2010), 26
         [16] John F. Walvoord, Penggenapan Nubuat Masa kini-Zaman Akhir, ... 123-124
         [17] www. wikipedia bahasa indonesia Mesias.htm//.com
         [18] H. J. Kraus, Umat Allah dalam Perjanjian Lama, (Jakarta :Gunung Mulia, 1983), 48
         [19] David F. Hinson, Sejarah Israel pada Zaman Alkitab, (Jakarta : Gunung Mulia, 1991),92

0 komentar:

Posting Komentar