BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Injil Matius ditulis
oleh Matius sendiri yang juga disebut Lewi seorang pemungut cukai. Ia adalah
seorang pemungut cukai. Ia juga merupakan salah satu dari 12 murid Yesus (Mat.
9:9).[1]
Injil Matius ditulis sebelum runtuhnya Bait Allah di Yerusalem tahun 70. Karena
hal itu dalam kitab Matius
masih dinubuatkan oleh Yesus (Mat.
24).
Jadi, besar kemungkinan bahwa injil Matius
ditulis sekitar tahun 60-65.[2] Matius pasal 24-25
merupakan suatu nubuatan tentang akhir zaman. Yang dimulai dari nubuatan
mengenai bait Allah yang akan diruntuhkan (24:1-2), Yesus memberitahukan bahwa
penderitaan akan terjadi (24:3-14). Matius
24:15-28 juga merupakan suatu bagian dari nubuatan mengenai akhir zaman. Ayat
15-18 menubuatkan tentang kota Yerusalem yang akan di hancurkan.[3]
Dimana akan berdiri pembinasa keji di tempat kudus (Bait Allah), karena
Yerusalem terkenal dengan keberadaan Bait Allah. Dan hal inilah yang telah dituliskan
oleh nabi Daniel dalam kitab Daniel (Dan 9:27; 11:31; 12:11).
Ayat 19-22,
Yesus menubuatkan tentang kesusahan pada waktu Yerusalem dihancurkan, setelah Bait
Allah hancur maka akan terjadi banyak kesusahan di Yerusalem. Jemaat Kristen di
sana akan mengalami banyak penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ayat 23-26, Yesus menubuatkan tentang kristus
atau mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu. Ditengah kesesakan atau penderitaan yang dialami di Yerusalem, muncul
nabi-nabi palsu atau mesias-mesias palsu yang seolah-olah mereka hendak memberi
pembebasan atau
pertolongan dengan tanda-tanda atau mujizat. Ayat 27-28, menubuatkan tentang
waktu kedatangan-Nya. Kedatangan ini akan sama seperti kilat yang memancar
dari sebelah timur sampai kebarat. Ini disampaikan Yesus
dalam khotbahnya di bukit Zaitun, setelah Ia keluar dari Bait Allah.[4]
Konteks Sebelum
Mat.
24:15-28 ini merupakan nubuatan Yesus yang disampaikan ketika ia berada di
Yerusalem di Bukit Zaitun. Sebelum Yesus tiba di Yerusalem Ia menyembuhkan dua orang buta ketika Ia keluar dari
Yerikho. Ada banyak orang yang berbondong-bondong datang kepadanya dan
diantaranya 2 orang buta tersebut (20:29-34). Dimana ketika orang buta itu
mendengar bahwa Yesus lewat mereka berteriak untuk memanggil Yesus dan memohon kesembuhan kepada mereka. Dan
Yesus pun menjamah mereka, dan akhirnya mereka sembuh.dari sana Yesus
dan murid-murid melanjutkan
perjalanan dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun.
Disana Yesus dielu-elukan oleh orang banyak dan mereka (Yesus dan murid-murid)
masuk ke Yerusalem (21:1-11).
Ada
banyak hal yang Yesus lakukan dalam pelayanan-Nya. Yesus mengajar orang banyak
di Yerusalem juga di Bait Allah. Ada orang yang senang dan ada juga orang yang
tidak senang dengan keberadaan Yesus serta pengajaran yang Ia sampaikan juga
mujizat yang Ia tunjukkan. Bahkan orang banyak menanyakan juga kuasa Yesus. Oleh
karena itu Yesus mengecam orang-orang yang menolak Dia, para ahli-ahli taurat
dan orang-orang farisi.
Yesus
keluar dari Bait Allah dan menubuatkan keruntuhan Bait Allah Yerusalem. Pada
saat itu duduklah Yesus diatas bukit Zaitun dan bercakap-cakap bersama-sama
murid-murid-Nya. Yesus mengingatkan mereka agar tetap waspada, karena aka nada
banyak penderitaan yang mereka alami, dan akan ada nabi-nabi palsu yang muncul.
Orang yang bertahan maka akan selamat. Peringatan ini berawal dari pertanyaan
murid-murid mengenai tanda kedatangan-Nya dan tanda kesudahan zaman.
Mat.24:15-28 ini merupakan kelanjutan dari pengajaran atau nubuatan Yesus
kepada murid-murid. Ini masih merupakan jawaban dari pertanyaan murid-murid
mengenai akhir zaman.
Konteks Sesudah
Ayat
15-28 sangatlah berhubungan dengan ayat sesudahnya. Ayat 15-28 menceritakan
mengenai kehancuran dan siksaan yang terjadi di Yerusalem, dan hal-hal yang
akan terjadi pada masa kehancuran tersebut. Aya 29-30 merupakan kelanjutan dari
ayat sebelumnya. Dimana kegelapan akan meliputi bumi dan tanda Anak Manusia
akan datang akan tampak. Yesus mengajar lewat perumpamaan tentang pohon ara dan
tidak akan ada seorang pun yang mengetahui waktunya.
Nubuatan
tentang akhir zaman terus diberitahukan dan hingga pada pasal 25 dan di tutup
dengan penghakiman terakhir. Dimana setiap orang akan dihakimi menurut
perbuatannya masing-masing. Setelah pasal 25 dilanjut pada pasal 26 pemberitaan
akan penderitaan Yesus dan rencana untuk membunuh Yesus. Akhirnya injil Matius
di tutup dengan terangkatnya Yesus ke surga dengan meninggalkan murid-murid
dengan suatu amanat untuk menjangkau dunia dan segala isinya untuk dibawa kepada Kristus.
BAB II
PEMBAHASAN
Matius
24:15-28 akan di bahas 4 hal tentang nubuatan kehancuran Yerusalem dan
kesudahan zaman, dimana hal ini disampaikan Yesus di bukit Zaitun kepada
murid-murid-Nya antara lain:
·
Yesus bernubuat
tentang kota Yerusalem yang akan dihancurkan (15-18).
·
Yesus bernubuat
tentang kesusahan pada waktu Yerusalem dihancurkan (19-22).
·
Yesus bernubuat
tentang kristus palsu dan nabi palsu (23-26).
·
Yesus bernubuat
tentang waktu kedatangan-Nya (27-28).
Yesus bernubuat tentang kota Yerusalem yang akan
dihacurkan (15-18).
Ayat 15 "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji
berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel --
para pembaca hendaklah memperhatikannya.
Di
sini dinubuatkan bagaimana permulaan kehancuran Yerusalem, kota, tempat suci,
bahkan bangsa mereka.[5]
Yerusalem merupakan salah satu kota tempat termasyur di dunia. Yerusalem
dipandang sebagai kota suci oleh tiga penganut agama monoteis agama Yahudi,
Kristen, Islam.[6]
Yerusalem menjulang tinggi di punggung bukit pegunungan Yehuda, kira 50 Km dari
Laut tengah dan 30 Km sebelah barat ujung utara Laut Mati. Di Yerusalem ada
kumpulan gedung-gedung yang seluruhnya membentuk bait suci dan ini juga
menunjuk kepada tempat kudus[7]
Kata
pembinasa keji dalam bahasa asli dijelaskan dengan kata βδελυγμα της έρημωσεως. Βδελυγμα,
noun neuter singular acusative yang adalah kata benda netral tunggal
sebagai obyek penderita/ obyek langsung, yang artinya sesuatu yang dijijikkan
(oleh Allah); kekejian berarti segala yang berhubungan dengan penyembahan
berhala. της έρημωσεως penghancuran, pembinasa ini merupakan
noun feminim singular genitive yaitu kata benda dengan jenis kelamin wanita
tunggal berkasus genetif menyatakan milik. Jadi,
pembinasa keji di sini menggambarkan sesuatu hal jijik yang menyebabkan
kebinasaan atau pembinasa yang keji. Dalam bahasa Indonesia sehari-hari
dijelaskan dengan “kejahatan yang menghancurkan”.
Pembinasa
keji merupakan peristilahan LXX yang menerjemahkan Daniel 9:27; 12:11; 11:31.
Di mana Dan. 9:27; 12:11 lebih bersifat eskatologis, Dan. 11:31 merupakan suatu
nubuatan pengotoran ibadah oleh Anthiokus, yang merupakan pertanda pembinasa
terakhir.[8] Umat
Kristen Yahudi yang melihat hal itu harus mengungsi dari kota suci segera
setelah melihat “pembinasa keji” itu. Dalam ayat ini Bait Allah disebutkan sebagai
“tempat yang kudus” dan sebagai “benteng tempat perlindungan mereka”. Bait
Allah tempat di mana orang-orang Yahudi yang setia kepada Tuhan berkumpul.
Jadi, pembinasa keji itu berdiri di Bait Allah, sesuatu yang menjijikan.
Lynne
dalam buku tafsiran kitab Daniel, ia menjelaskan mengenai pembinasa keji dalam
Dan. 11:31 ini menunjuk kepada Anthiokus Epifanes yang hendak me-Yunani-kan
orang-orang Yahudi, sehingga tentara-tentaranya menghapuskan baik korban
sehari-hari maupun semua persembahan, korban perayaan dalam ibadah orang
Yahudi. Dan Epifanes juga melarang orang-orang Yahudi untuk melaksanakan
tuntutan hukum taurat Musa dan banyak orang yang tidak mau taat kepada
larangan-Nya itu akan dibunuh.[9]
Sesuatu
yang dikatakan sebagai pembinasa keji yaitu dimana orang-orang Yahudi tidak
diperbolehkan untuk beribadat. Namun, di dalam Bait Allah tepat di mezbah
bakaran didirikan patung Zeus oleh Epifanes. Karena hal ini merupakan hal yang
mengerikan bagi orang Yahudi terutama yang setia pada Tuhan dan sangat menyedihkan
hati. Orang Yahudi sangat tidak senang dan merasa jijik dengan penyembahan
berhala. Dalam Luk. 21:20 dikatakan apabila kamu melihat Yerusalem di kepung
oleh tentara-tentara, ini sama seperti yang dituliskan dalam kitab Daniel
mengenai tentara-tentara Epifanes yang mengepung Yerusalem.
Craig
Blomberg menjelaskan “pembinasa keji” dengan kata “The abomination that causes desolation” yang juga dapat diartikan “a desolating sacrilege” Craig
blomberg menjelaskan “the abomination that causes desolation”, diartikan
seorang yang menghancurkan lewat hujatan,
penghancuran kepada sesuatu yang dianggap keramat; menurut pembinasa
keji di sini adalah penghancur. Mereka menghancurkan atau membantai tempat
kudus menghapuskan korban-korban dan menegakkan kekejian.[10]
Ayat 16 maka orang-orang yang di Yudea haruslah
melarikan diri ke pegunungan.
Ayat
ini menjelaskan bagaimana/ apa yang harus dilakukan orang-orang yang ada pada
saat melihat peristiwa itu (pembinasa keji). Setiap orang yang di Yudea (nama
yang menunjuk kepada daerah Palestina, Samaria, Galilea, dll) harus melarikan
diri ke
pegunungan. Jakob menjelaskan
dalam bukunya bahwa Yesus menyuruh penduduk di Yudea mengungsi ke pegunungan
bila “pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya”.[11] Melarikan
diri di sini dalam bahasa asli bukan hanya memiliki arti melarikan diri tetapi
juga menjauhi. Dan dalam terjemahan NIV dijelaskan dengan kata flee yang artinya mengambil langkah
seribu. Jadi, setiap orang Yudea yang melihat pada waktu itu haruslah menjauhi/
melarikan diri dan atau mengambil langkah seribu ke pegunungan. Mengapa harus di gunung?. Pegunungan
mempunyai arti yang besar dalam ilmu bumi dan
sejarah Palestina. Kata gunung-gunung, pegunungan berulang kali disebut dalam
kitab suci. Dari gunung kelihatan pemandangan, pengaruh pegunungan terhadap
curah hujan membuatnya menjadi lambang kesuburan, menjadi tempat merumput,
berburu. Gunung-gunung juga selalu dihubungkan dengan kuil-kuil kafir. Karena
daerah pegunungan sukar dijelajahi, maka sering menjadi tempat pelarian.[12]
Oleh karena inilah sehingga orang-orang di Yudea melarikan diri ke pegunungan.
Ayat 17-18, Orang yang
sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil
barang-barang dari rumahnya, (18) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia
kembali untuk mengambil pakaiannya.
Dalam bahasa Indonesia sehari-hari (BIS)
dikatakan “orang yang berada di atas atap rumah jangan turun untuk mengambil
sesuatu dari dalam rumah orang yang di ladang jangan kembali untuk mengambil
jubahnya”. Ini berarti orang yang berada di atap rumah/ peranginan ketika
mengetahui hal tersebut janganlah ia turun untuk mengambil barang dari dalam
rumah. Sama halnya dengan yang berada di ladang janganlah kembali untuk
mengambil pakaian atau jubahnya. Mengapa?. pada saat itu rumah‑rumah mempunyai atap yang datar. Disamping itu, atap
dari rumah yang satu berhubungan dengan atap dari rumah yang lain, terus sampai
ke pintu gerbang kota.
Kata ‘janganlah ia turun’ artinya adalah:
orang harus lari ke pintu gerbang kota tanpa turun dari atap, yaitu dengan lari
dari atap yang satu ke atap yang lain. Rumah pada saat itu
mempunyai tangga baik di luar maupun di dalam. Kata‑kata ‘janganlah ia turun’
artinya adalah: janganlah turun melalui tangga yang ada di dalam untuk
mengambil banrang‑barang, tetapi turunlah melalui tangga luar dan langsung lari
ke luar kota.[13]
Matthew memberi 2 alasan yang dapat diterima secara logika yaitu, Pertama karena waktu yang digunakan
untuk mengemasi barang-barang akan menunda pelariannya. Ketika kematian sudah
berada diambang pintu, penundaan sangat berbahaya. Kedua karena membawa
pakaian, barang, perhiasaan hanya akan membebani dan menghambat pelariannya.[14] Jadi,
lebih baik menyelamatkan nyawa yang adalah lebih berharga dan merupakan bait
Allah dalam diri manusia dari pada menyelamatkan harta yang bersifat semu atau
sementara di dunia.
·
Yesus bernubuat tentang kesusahan pada waktu Yerusalem
dihancurkan (19-22).
Ayat 19 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau
yang menyusukan bayi pada masa itu.
Celakalah dalam bahasa aslinya ditulis
dengan kata ουαι ini merupakan injection yaitu kata seru yang menunjukkan rasa
sakit atau ketidak senangan artinya adalah celaka/kecelakaan. NIV menjelaskan
kata ini dengan How dreadful, yaitu
betapa menakutkan yang berarti sesuatu yang ngeri. Ngeri bagi ibu-ibu yang sedang
hamil atau menyusui. Mengapa dikatakan
celaka? Karena bagaimana seorang ibu yang sedang hamil atau yang sedang
menyusui dapat berlari dengan cepat dan menempuh jarak yang jauh.
Ayat 20 Berdoalah,
supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan
pada hari Sabat.
Kata berdoalah dalam bahasa asli
dijelaskan dengan kata πρροσεευχεσθε merupakan
kata kerja orang ke-2 tunggal jamak present medium imperative, (kalian sedang
terus-menerus berdoa). Menyatakan suatu kegiatan doa yang sedang dan
terus-menerus dilakukan sepanjang waktu dan menjadi kenyataan. Doa bagi orang
Kristen orang yang percaya adalah obat yang mujarab untuk semua sakit. Berdoa
adalah suatu tindakan/ kunci dari kehidupan murid-murid pada saat itu. Semakin
banyak masalah yang kita hadapi maka haruslah semakin banyak berdoa. Mengapa mereka harus berdoa? Pertama, supaya waktu melarikan diri itu
jangan pada musim itu jangan pada musim dingin, saat di mana siang hari terasa
lebih pendek, cuaca dingin, dan jalanan kotor sehingga membuat perjalanan
menjadi tidak nyaman. Kedua, agar
jangan pada hari sabat. Bagi orang Yahudi tidak dapat melakukan pekerjaan pada
hari sabat. Janganlah melarikan diri pada hari sabat, karena hari sabat merupakan
hari perhentian dari pekerjaan duniawi dan ini melanggar titah ke-empat.[15] “Jangan pada hari sabat”, ini mengaju
kepada kesulitan perjalanan (memperoleh tempat menginap, makan, kebutuhan
lainnya).
Pada hari sabat
wilayah di mana orang Yahudi melaksanakan pembatasan-pembatasan.[16] Dan
hal lain yang menjadi penghalang untuk melarikan diri, ini juga dapat menunjuk
kepada ketidaknyamanan dan tidak mudah lagi orang benar bila di paksa untuk
meninggalkan suatu pekerjaan hari sabat, supaya dapat menanti-nantikan Tuhan
tanpa gangguan.[17]
Pdt. Budi menjelaskan tidak beda jauh dengan hal di atas, Musim dingin, karena ini akan menyukarkan
pengungsian dan tak memungkinkan lari cepat! Hari Sabat, karena dalam perjalanan mereka tidak akan bisa membeli
makanan dan keperluan‑keperluan mereka yang lain (ingat bahwa pada hari itu
mereka dilarang untuk berjual beli, sehingga pasti tidak ada toko yang buka).[18]
Ayat 21, Sebab pada masa itu
akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal
dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Ayat 22 Dan sekiranya
waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang
selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan
dipersingkat.
Dalam Alkitab bahasa Indonesia sehari-hari (BIS)
ditulis, ayat 21, Pada hari-hari yang mengerikan
itu akan ada kesusahan besar seperti yang belum pernah terjadi sejak permulaan
dunia sampai saat ini, dan tidak pula akan terjadi lagi. Ayat 22, Sekiranya Allah tidak
memperpendek waktunya; maka tidak ada seorang pun yang selamat. Tetapi karena
umat-Nya, Allah memperpendek masa itu. Dijelaskan bahwa kesusahan besar yang terjadi merupakan suatu kesusahan
yang belum pernah terjadi dan tidak akan terjadi lagi di bumi ini. Dan jikalau
Allah tidak memperpendek masa itu maka tidak seorang pun yang akan selamat.
Kata
siksaan dalam bahasa aslinya menggunakan kata θλῖψις yang artinya penindasan. Ini menunjuk kata benda feminin
tunggal nominatif yaitu sebagai subyek kalimat yang artinya penindasan itu. Kata ini selain
diartikan dengan penindasan, tetapi juga kesusahan. Kata dahsyat dalam bahasa
aslinya berasal dari kata megale, yang artinya adalah besar. Jadi siksaan yang dashyat ini
dalam bahasa aslinya artinya penindasan itu besar. Bagi orang Yahudi yang
merasakan penganiayaan, dimana pada masa itu hidup tanpa Bait Allah merupakan
masa siksaan seperti yang belum pernah
dialami bangsa itu.[19]
Mattehw Henry
menjelaskan ini menunjuk kepada Yerusalem, dan hal ini benar-benar dahsyat,
ketika wabah sampar dan kelaparan mengamuk di dalam kota itu. Dan bukan hanya
itu, terjadi pula perpecahan dan pengelompokan, sehingga orang saling membunuh.
Sementara di luar kota pasukan Romawi sudah bersiap-siap untuk menelan
mereka,bukan hanya karena mereka orang Yahudi tetapi juga merupakan orang
Yahudi yang memberontak.[20]
Sedangkan YKBK menjelaskan ini merupakan penderitaan eskatologis, yang menimpa
angkatan ini (23-26). Kedashyatan dan kekejian yang terjadi pada perang Yahudi
itu tidak dapat digambarkan, walaupun itu tidak dapat digambarkan, walaupun
sejak itu sudah lebih banyak terjadi kekejian seperti itu.[21] Siksaan dalam ay 21 sama dengan ‘kesesakan yang dahsyat’ dalam
Luk 21:23b, dan terlihat dari Luk 21 itu bahwa bagian ini masih
berhubungan dengan kehancuran Yerusalem.[22]
Kata disingkat dalama bahasa aslinya ialah εκολοβώθησαν yang artinya di singkat.
Merupakan kata kerja orang ke-3 jamak presnet indikatif aktif menggambarkan
suatu kegiatan yag]ng terus-meneru berlangsung. Penindasan ini terus
berlangsung dan akan banyak yang meninggal atau tidak selamat akibat siksaan
itu. Namun, karena umat-Nya, Allah memperpendek masa itu. Sehingga, masa ini
tidak membawa kecelakaan yang besar bagi orang-orang pada masa itu. Di sini
kasih Allah tampak, meskipun Ia sudah menghukum bangsa, Ia tetap melihat dan
memperhitungkan orang-orang pilihannya. Matthew Henry juga mengungkapkan hal
yang sama. Pada masa malapetaka besar, Allah menyatakan kebaikan hati-Nya
kepada orang-orang pilihan yang tersisa, yang adalah permata-Nya. Mereka ini
yang akan menjadi harta-Nya yang istimewa, yang akan di jaga ketika keadaan
semakin buruk. Penyingkatan waktu malapetaka besar ini merupakan kemurahan hati
Allah yang dianugerahkan demi roang-orang pilihan.[23]
·
Yesus bernubuat tentang kristus palsu dan nabi palsu
(23-26).
Ayat
23, Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini,
atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Ayat 24, Sebab Mesias-mesias
palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda
yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka
menyesatkan orang-orang pilihan juga. Ayat 25, Camkanlah, Aku sudah
mengatakannya terlebih dahulu kepadamu
Pada saat
terjadi kesusahan dan penindasan yang keras tersebut, maka akan ada orang
berkata Mesias di sini, Mesias di sana. Dan jikalau memang kita menemukan hal
tersebut janganlah kita percaya. Pada masa-masa genting seperti ini akan banyak
orang akan menawarkan jasa pembebasan atau selalu ada pembebas-pembebas palsu. Kata
Mesias berasal dari kata Χριστος
yang artinya mesias. Kata ini merupakan kata benda maskulin tunggal dengan
kasus nominatif sebagai subyek dalam kalimat yaitu mesias itu. Selain dari
mesias dapat juga diartikan sebagai Kristus. Kata ini berarti Dia yang diurapi.
Kata Kristus adalah nama diri Tuhan Yesus sedangkan Mesias adalah sebutan
kehormatan. Dikatakan mesias palsu atau kristus palsu karena memang mereka
tidak mendapat urapan dari pihak manapun.
Setelah
peristiwa menyengsarakan itu, Yesus berulang kali memperingatkan untuk
berhati-hati supaya tidak disesatkan oleh mesias-mesias palsu dan nabi-nabi
palsu yang senantiasa menjanjikan pembebasan. Hal ini diperingatkan
berulang-ulang kali, maka oleh karena itu ini merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan. Agar jangan ketika siksaan yang merupakan pencobaan bagi umat
Kristen atau pengikut Kristus datang dan menimpa, kita langsung menyerah dan
ketika ada pertolongan yang sepertinya menolong langsung di terima dan meninggalkan
Kristus.
Pada masa
penganiayaan itu, Allah akan membiarkan hidup baik orang benar maupun orang
jahat. Mereka akan sama-sama mengalami penganiayaan besar itu. Dan dalam
situasi itu akan memanfaatkan situasi itu seraya berupaya untuk sedapat mungkin
menyesatkan kaum yang terpilih. Di tengah-tengah penderitaan tersebut, ada banyak orang yang tanpa mengenal lelah
berupaya membujuk saudara-saudara sebangsanya supaya mengingkari Kristus Yesus.
Ada banyak orang yang menunjukkan penggenapan pengharapan mesianis ke kiri dan
ke kanan dan haruslah kita jangan percaya.. Tujuan mereka ialah membujuk orang
agar melepaskan Yesus Kristus.. Maka hendaklah kaum pilihan Allah berhati-hati.[24]
Yesus mengatakan
“camkanlah”, kata ini berasal dari
kata ιδου yang arti sesungguhnya
yaitu perhatikanlah yang merupakan ijection atau kata seru/ menyela. Kata idou
ini mempunyai arti yang banyak yaitu lihatlah, namun, memang, ingatlah, ada, di
sini ada. Jadi di sini diperintahkan untuk memperhatikan dengan sungguh. Sehingga
ketika memang hal diatas benar-benar terjadi, maka tidak akan tersesat dan
tidak percaya dengan apa yang mereka tawarkan atau tunjukan.
Ayat 26, Jadi, apabila
orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke
situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya.
Hal
ini berbicara tentang munculnya mesias palsu, yang telah dinubuatkan oleh Yesus
sendiri. Hal ini membuat banyak orang yang akan disesatkan dengan nubuat-nubuat
mereka.[25] Setiap
tindakan para nubuat palsu diawali dengan mujizat-mujizat atas kebutuhan
mereka, yaitu pembebas atau penolong mereka dari siksaan tersebut.
Ini
juga berbicara tentang kadar iman para orang percaya yang mulai lemah, dan
tidak adanya iman yang sungguh2 dalam pengenalan akan Kristus, karena setiap
orang datang dan mencari mesias hanya karena kebutuhan dan apa yang menjadi masalah
mereka, kedatangan mesias palsu sebagai pemimpin hanya membuat perpecahan
dikalangan pengikut Kristus, karena kepentingan mereka sendiri.[26]
Masa siksaan yang berat merupakan masa di mana kita juga menjaga dan
meningkatkan hubungan dengan Allah, kewaspadaan yang tinggi dari diri kita
masing-masing.
Dalam
ayat ini ada dua kali penulisan “jangan”,
ini menunjukkan bahwa kata ini sangat penting. Kata jangan berasal dari kata με, yang artinya janganlah. Merupakan
sebuah partikel yang menjelaskan mengenai penyangkalan (particle negative).
Jadi, di sini Yesus memperingati agar ketika ada orang yang mengatakan ia ada
di sana atau ada di padang gurun kita janganlah percaya dan turut bersama
mereka. Merupakan suatu penekanan untuk tidak turut dan percaya kepadanya.
Janganlah kita percaya kepada semua yang mereka omongkan karena mereka itu
adalah para pembohong, karena penyelamatan dan pertolongan yang mereka tawarkan
tidak pernah ada.[27]
·
Yesus bernubuat tentang waktu kedatangan-Nya (27-28).
Ayat 27, Sebab sama
seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke
barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
Disini Yesus berbicara mengenai
kedatangan-Nya yang kedua kali. Ini merupakan penjelasan bagaimana sebenarnya
kedatangan dari anak Manusia yang sesungguhnya, kedatangan Anak Manusia seperti
kilat memancar. Kedatangan anak Manusia itu seperti kilat yang keluar dari
sebelah timur tetapi cahayanya sampaiu ke barat. Ini merupakan batas yang
sangat jauh dan telah melintasi satu garis yang memberi efek kepada banyak
daerah.
Kilat
memancar, dalam bahasa asli kata memancar
diartikan dengan kata keluar, merupakan kata kerja orang ke-3 tunggal dengan
kasus sedang dan terus menerus dilakukan sudah dilakukan dan pasti. Dan kata
kilat selain dari kilat juga mempunyai arti cahaya. Jadi, frasa ini mempunyai
arti cahaya yang pasti dan sudah keluar dan terus menerus keluar. Frasa
melontarkan cahayanya, dalam bahasa aslinya yaitu ϕαινεται yang artinya bercahaya. Merupakan kata kerja orang ke-3
tunggal present pasive indikatif, menyatakan suatu pekerjaan yang dilakukan
secara pasif secara terus menerus sudah dan pasti dilakukan, sudah bercahaya
secara pasif dan bercahaya terus menerus. Kata ini tidak hanya diartikan
sebagai cahaya, tetapi juga bersinar, kelihatan, tampak, mucul, mengenal,
keputusan. Jadi, dari kalimat seperti
kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, ini
menggambarkan bahwa kedatangan anak Manusia seperti cahaya yang sedang dan
terus menerus keluar dari sebelah timur dan bercahaya secara pasif terus menerus
hingga ke barat. Di sini Yesus berbicara mengenai kedatangan-Nya yang kedua
kali secara langsung. Yang dikenal dengan Parousia yaitu kedatangan Yesus kedua
kalinya, kembalinya Kristus dalam kemuliaan sungguh menarik. Kata ini biasanya
menjelaskan suatu kedatangan yang di dalamnya mengandung otoritas dan
kekuasaan.[28]
Kedatangan kedua mengandung kebenaran hakiki dan bukan percerai-beraian,
melainkan pemerintahan Allah yang universal dan kekal.
Kedatangan sang Anak Manusia sangat
berbeda dengan kedatangan para nabi atau mesias palsu yang datang di padang
gurun atau di bilik yang datang dalam roh ketakutan, anak Manusia datang dengan
roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban. Injil yang datang bisa
dikenali dengan 2 tanda: Pertama, penyebaran
yang cepat. Injil akan terbang seperti kilat. Begitulah Injil akan diberitakan
dan disebarkan. Injil itu adalah terang (Yoh. 3:19), bukan cahaya yang
tiba-tiba memancarkan cahaya lalu lenyap, melainkan seperti terang matahari,
terang siang hari.[29]
Injil adalah terang dari sorga seperti kilat dari langit yang datang secara
tiba-tiba dan mengejutkan bagi dunia yang belum mengenalnya. Seperti kilat
Injil menyebar jauh dan luas, cepat dan tak terbendung yang datang dari timur.
Kedatangan Kristus dikatakan muncul dari timur (Wah. 7:2) dan melontarkan
cahahanya hingga ke barat.[30] Kedua, hal semakin istimewa tentang
Injil iaalah keberhasilannya yang aneh di tempat-tempat penyebarannya. Berhasil
menghimpun banyak orang, bukan oleh paksaan tetapi oleh naluri alamiah dan kecondongan
hati.
Pada kedatanganNya
yang ke 2, maka Yesus akan langsung terlihat oleh semua orang (bdk.
Wah 1:7), sehingga tidak perlu lagi ada pemberitahuan (seperti dalam
ay 23,2). Ada perbedaan antara kedatangan Yesus yang pertama dan kedua: pada kedatangan
pertama, Ia datang pada satu tempat tertentu dan diketahui oleh beberapa orang
saja, sehingga perlu pemberitahuan dari orang satu ke orang lain, sehingga
makin lama makin banyak yang mengetahui tentang Dia (bdk. Yoh 1:41,45 4:29). Pada kedatangan yang kedua, kedatanganNya
langsung akan terlihat oleh semua orang, sehingga tidak perlu lagi ada orang
yang memberitahu ataupun diberitahu.[31]
Ayat 27 menjelaskan bagaimana kelak kedatangan
anak Manusia yang semua orang tidak mengetahuinya sama sekali. Dan
kedatangan-Nya membawa dampak yang besar bagi seluruh bumi, bukan hanya orang
yang ada di sekitarnya yang akan merasakan tetapi juga orang yang jauh dari
jangkauan manusia mendapat efek yang besar yaitu cahayanya sampai kepada
mereka. Dan dapat merasakan kedatangan anak Manusia tersebut. Dari sini dapat
di tarik kesimpulan bahwa semua orang akan merasakan kedatangan anak Manusia.
Ayat
28, Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."
Ayat ini menjelaskan bahwa kesukaan
burung nazar yaitu kepada bangkai. Dan ayat ini bukan menjelaskan mengenai
bangkai manusia secara langsung atau harafiah atau mati. Kata bangkai dalam
bahasa asli di tulis dengan πτῶμα artinya
bangkai. Merupakan kata benda neuter tunggal nominatif sebagai subyek atau
pokok kalimat. Kata ini khusus menunjuk kepada sesuatu yang dibunuh dengan
kekerasan. Burung nazar merupakan jenis burung yang suka memakan bangkai atau
daging yang sudah mati atau dapat disebut dengan burung elang. Maka, di mana
terdapat bangkai atau daging yang sudah mati maka di situ pula akan berkumpul
atau berkerumun burung pemakan bangkai tersebut.
Menurut David
Hill dalam bukunya mengatakan bahwa kata bangkai disini menunjuk kepada dua
pandangan yaitu pertama pengorbanan
tubuh Yesus, kedua tentang kota
Yerusalem yang dibungkus oleh kekaisaran Romawi. [32]
Sama halnya yang di sampaikan pak Budi, ayat ini masih
tetap berbicara tentang kehancuran Yerusalem, ‘burung’ menggambarkan tentara
Romawi. Alasannya: mereka kuat dan bengis, dan orang Romawi memang menggunakan
simbol burung rajawali [Catatan: kata ‘burung nazar’ terjemahan hurufiahnya
adalah ‘eagle’ (= burung rajawali)]. ’bangkai’ menggambarkan orang‑orang
Yahudi / Yerusalem. Dan juga Orang‑orang
yang menganggap bahwa ayat ini menunjuk pada akhir jaman. Bangkai = Kristus,
burung = semua manusia. Artinya: Sama seperti burung nazar pasti melihat
bangkai (karena mata burung itu sangat tajam), demikian juga semua orang akan
melihat Kristus pada kedatanganNya yang keduakalinya.[33] Untuk menyimpulkan ayat
ini menguraikan secara metafora bagaimana semua orang akan ditarik menuju
Kristus ketika kedatangan-Nya kembali. Sama seperti ketika burung berkumpulnya
burung manyar untuk menelan suatu mayat atau bangkai binatang.[34] Ayat 28 ini berbicara
mengenai ketika anak Manusia datang maka semua orang akan berkumpul untuk
melihat Kristus yang telah datang. Dan semua orang dapat melihat hal tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan
mengenai perikop ini yang berbicara mengenai nubuat Yesus tentang siksaan yang
berat dan datangnya mesias dan nabi palsu. Dimana nubuatan ini disampaikan
Yesus di bukit zaitun kepada orang-orang yang ada di sana termasuk murid-murid.
Dari perikop ini yaitu ayat 15-18 ini, berbicara bagaimana kehancuran Yerusalem
dan di tengah-tengah kehancuran itu akan ada siksaan yang berat dan bukan hanya
itu ditengah siksaan yang ada akan muncul nabi-nabi palsu dan mesias palsu yang
awalnya menawarkan kelepasan, pertolongan dan pembebasan. Di mana ada begitu
banyak hal terjadi mulai dari kekejian di tempat suci, hingga pada bagaimana
langkah yang harus di ambil oleh para pendengar. Yesus memberitahukan hal yang
harus mereka lakukan dalam mengahadapi siksaan yang berat tersebut. Akhir dari
nubuatan ini dijelaskan datangnya anak Manusia yang memberi dampak atau effek
pada banyak orang. Dan kedatangan ini berbeda dengan datangnya mesias palsu.
Aplikasi.
Dari satu bagian
Firman ini dari semua penjelasan di atas ada banyak pengajaran dan peringatan
yang dapat kita terima.
Ø Biarlah kita juga berhati-hati
dengan segala sesuatu hal yang terjadi dari lingkungan kita tinggal dan
hidupi.
Ø Hendaklah kiranya kita selalu banyak berdoa bukti dari kita berjaga-jaga
dalam menjalani hari-hari.
Ø Tetap tegar dalam mengalami pencobaan yang meskipun mungkin kita tidak
mampu menghadapinya. Tetapi tetaplah berharap pada Tuhan.
Ø Jangan mudah terpengaruh dengan apa pun yang dunia tawarkan, yang pada
awalnya kelihatan menyenangkan, tetapi tetaplah berharap pada Tuhan.
Ø Nantikanlah Tuhan dengan tekun dalam segala keberadaan dan keadaan yang
ada.
Dengan demikian kita akan mampu bertahan dan menang bersama-sama dengan
Allah di tengah penderitaan dan siksaan yang ada. Bukan hanya menghadapi
penderitaan atau siksaan tetapi pada akhrinya kita siap untuk mengahadapi akhir
zaman nantinya. Tidak ada yang mampu untuk menyesatkan kita.
Amin
Pernyataan pribadi:
Saya telah selesai
membaca kitab-kitab Injil sinoptik selurunhya.
KEPUSTAKAAN
Barclay, William,
1983 Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius
Pasal 11-28, Jakarta: BPK Gunung Mulia
Blomberg,
Craig,
1992 The New American Commentary Matthew, Nshville: Broadman Press.
Henry, Matthew,
2008 Tafsiran Injil Matius 15-28, Surabaya: Momentum
Hill,
David,
1981 The New Century Bible Comentarty, The Gospel
Of Matthew, England: United States Of America
Newel, Lynne,
1990 Kitab Daniel,
Malang: Saat
Pasaribu, Marulak,
2005 Eksposisi Injil Sinoptik, Malang: Gandum Mas
Tulluan,
Ola,
1999, Introduksi Perjanjian Baru, Batu: Dept.
Literatur YPPII
Van
Jakob Bruggen,
2006 Markus:
Injil Menurut Petrus, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Wongso,
Peter,
2000, Hikayat Yesus, Malang:
Saat.
-------------------,
2008 Tafsiran
Alkitab Masa Kini 3, Matius-Wahyu, Jakarta: YKBK,
-------------------,
2008 Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid I-II, Jakarta: YKBK .
-------------------,
2008 The Wycliffe Bible Commentary, Malang: Gandum Mas
[1] Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru, (Batu: Dept.
Literatur YPPII, 1999), 34
[2] Ibid., 35
[3] Peter Wongso, Hikayat Yesus, (Malang: Saat, 2000), 264
[11] Jakob Van Bruggen, Markus: Injil Menurut Petrus, (Jakarta:
Bpk Gunung Mulia, 2006), 487
[15]Ibid., 1239
[20] Matthew Henry, Tafsiran Injil Matius 15-28, ... 1241
[24] Jakob Van Bruggen, Markus: Injil Menurut Petrus, ... 493
[25] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius
Pasal 11-28, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983) 493
[26] Ibid., 493
[27] Matthew henry, Tafsiran Injil Matius 15-28, ... 1234
[28] William barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius
Pasal 11-28 ... 494.
[29] Matthew henry, Tafsiran Injil Matius 15-28, ... 1244
[30] Ibid., 1245
[32] David
Hill, The New Century Bible Comentarty,
The Gospel Of Matthew, (England: United States Of America, 1981), 322
0 komentar:
Posting Komentar