Kamis, 16 Mei 2013

EKSPOSISI MATIUS 24:15-28



BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Injil Matius ditulis oleh Matius sendiri yang juga disebut Lewi seorang pemungut cukai. Ia adalah seorang pemungut cukai. Ia juga merupakan salah satu dari 12 murid Yesus (Mat. 9:9).[1] Injil Matius ditulis sebelum runtuhnya Bait Allah di Yerusalem tahun 70. Karena hal itu dalam kitab Matius masih dinubuatkan oleh Yesus (Mat. 24). Jadi, besar kemungkinan bahwa injil Matius ditulis sekitar tahun 60-65.[2] Matius pasal 24-25 merupakan suatu nubuatan tentang akhir zaman. Yang dimulai dari nubuatan mengenai bait Allah yang akan diruntuhkan (24:1-2), Yesus memberitahukan bahwa penderitaan akan terjadi (24:3-14).  Matius 24:15-28 juga merupakan suatu bagian dari nubuatan mengenai akhir zaman. Ayat 15-18 menubuatkan tentang kota Yerusalem yang akan di hancurkan.[3] Dimana akan berdiri pembinasa keji di tempat kudus (Bait Allah), karena Yerusalem terkenal dengan keberadaan Bait Allah. Dan hal inilah yang telah dituliskan oleh nabi Daniel dalam kitab Daniel (Dan 9:27; 11:31; 12:11).
Ayat 19-22, Yesus menubuatkan tentang kesusahan pada waktu Yerusalem dihancurkan, setelah Bait Allah hancur maka akan terjadi banyak kesusahan di Yerusalem. Jemaat Kristen di sana akan mengalami banyak penderitaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ayat 23-26, Yesus menubuatkan tentang kristus atau mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu. Ditengah kesesakan atau penderitaan yang dialami di Yerusalem, muncul nabi-nabi palsu atau mesias-mesias palsu yang seolah-olah mereka hendak memberi pembebasan atau pertolongan dengan tanda-tanda atau mujizat. Ayat 27-28, menubuatkan tentang waktu kedatangan-Nya. Kedatangan ini akan sama seperti kilat yang memancar dari sebelah timur sampai kebarat. Ini disampaikan Yesus dalam khotbahnya di bukit Zaitun, setelah Ia keluar dari Bait Allah.[4]

Konteks Sebelum
Mat. 24:15-28 ini merupakan nubuatan Yesus yang disampaikan ketika ia berada di Yerusalem di Bukit Zaitun. Sebelum Yesus tiba di Yerusalem Ia menyembuhkan dua orang buta ketika Ia keluar dari Yerikho. Ada banyak orang yang berbondong-bondong datang kepadanya dan diantaranya 2 orang buta tersebut (20:29-34). Dimana ketika orang buta itu mendengar bahwa Yesus lewat mereka berteriak untuk memanggil Yesus  dan memohon kesembuhan kepada mereka. Dan Yesus pun menjamah mereka, dan akhirnya mereka sembuh.dari sana Yesus dan murid-murid melanjutkan perjalanan dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun. Disana Yesus dielu-elukan oleh orang banyak dan mereka (Yesus dan murid-murid) masuk ke Yerusalem (21:1-11).
Ada banyak hal yang Yesus lakukan dalam pelayanan-Nya. Yesus mengajar orang banyak di Yerusalem juga di Bait Allah. Ada orang yang senang dan ada juga orang yang tidak senang dengan keberadaan Yesus serta pengajaran yang Ia sampaikan juga mujizat yang Ia tunjukkan. Bahkan orang banyak menanyakan juga kuasa Yesus. Oleh karena itu Yesus mengecam orang-orang yang menolak Dia, para ahli-ahli taurat dan orang-orang farisi.
Yesus keluar dari Bait Allah dan menubuatkan keruntuhan Bait Allah Yerusalem. Pada saat itu duduklah Yesus diatas bukit Zaitun dan bercakap-cakap bersama-sama murid-murid-Nya. Yesus mengingatkan mereka agar tetap waspada, karena aka nada banyak penderitaan yang mereka alami, dan akan ada nabi-nabi palsu yang muncul. Orang yang bertahan maka akan selamat. Peringatan ini berawal dari pertanyaan murid-murid mengenai tanda kedatangan-Nya dan tanda kesudahan zaman. Mat.24:15-28 ini merupakan kelanjutan dari pengajaran atau nubuatan Yesus kepada murid-murid. Ini masih merupakan jawaban dari pertanyaan murid-murid mengenai akhir zaman.

Konteks Sesudah
Ayat 15-28 sangatlah berhubungan dengan ayat sesudahnya. Ayat 15-28 menceritakan mengenai kehancuran dan siksaan yang terjadi di Yerusalem, dan hal-hal yang akan terjadi pada masa kehancuran tersebut. Aya 29-30 merupakan kelanjutan dari ayat sebelumnya. Dimana kegelapan akan meliputi bumi dan tanda Anak Manusia akan datang akan tampak. Yesus mengajar lewat perumpamaan tentang pohon ara dan tidak akan ada seorang pun yang mengetahui waktunya.
Nubuatan tentang akhir zaman terus diberitahukan dan hingga pada pasal 25 dan di tutup dengan penghakiman terakhir. Dimana setiap orang akan dihakimi menurut perbuatannya masing-masing. Setelah pasal 25 dilanjut pada pasal 26 pemberitaan akan penderitaan Yesus dan rencana untuk membunuh Yesus. Akhirnya injil Matius di tutup dengan terangkatnya Yesus ke surga dengan meninggalkan murid-murid dengan suatu amanat untuk menjangkau dunia dan segala isinya  untuk dibawa kepada Kristus.
  BAB II
PEMBAHASAN
Matius 24:15-28 akan di bahas 4 hal tentang nubuatan kehancuran Yerusalem dan kesudahan zaman, dimana hal ini disampaikan Yesus di bukit Zaitun kepada murid-murid-Nya antara lain:
·           Yesus bernubuat tentang kota Yerusalem yang akan dihancurkan (15-18).
·           Yesus bernubuat tentang kesusahan pada waktu Yerusalem dihancurkan (19-22).
·           Yesus bernubuat tentang kristus palsu dan nabi palsu (23-26).
·           Yesus bernubuat tentang waktu kedatangan-Nya (27-28).
 Yesus bernubuat tentang kota Yerusalem yang akan dihacurkan (15-18).
Ayat 15 "Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel -- para pembaca hendaklah memperhatikannya.
Di sini dinubuatkan bagaimana permulaan kehancuran Yerusalem, kota, tempat suci, bahkan bangsa mereka.[5] Yerusalem merupakan salah satu kota tempat termasyur di dunia. Yerusalem dipandang sebagai kota suci oleh tiga penganut agama monoteis agama Yahudi, Kristen, Islam.[6] Yerusalem menjulang tinggi di punggung bukit pegunungan Yehuda, kira 50 Km dari Laut tengah dan 30 Km sebelah barat ujung utara Laut Mati. Di Yerusalem ada kumpulan gedung-gedung yang seluruhnya membentuk bait suci dan ini juga menunjuk kepada tempat kudus[7]
Kata pembinasa keji dalam bahasa asli dijelaskan dengan kata βδελυγμα της έρημωσεως.  Βδελυγμα, noun neuter singular acusative yang adalah kata benda netral tunggal sebagai obyek penderita/ obyek langsung, yang artinya sesuatu yang dijijikkan (oleh Allah); kekejian berarti segala yang berhubungan dengan penyembahan berhala. της έρημωσεως penghancuran, pembinasa ini merupakan noun feminim singular genitive yaitu kata benda dengan jenis kelamin wanita tunggal berkasus genetif menyatakan milik. Jadi, pembinasa keji di sini menggambarkan sesuatu hal jijik yang menyebabkan kebinasaan atau pembinasa yang keji. Dalam bahasa Indonesia sehari-hari dijelaskan dengan “kejahatan yang menghancurkan”.
Pembinasa keji merupakan peristilahan LXX yang menerjemahkan Daniel 9:27; 12:11; 11:31. Di mana Dan. 9:27; 12:11 lebih bersifat eskatologis, Dan. 11:31 merupakan suatu nubuatan pengotoran ibadah oleh Anthiokus, yang merupakan pertanda pembinasa terakhir.[8] Umat Kristen Yahudi yang melihat hal itu harus mengungsi dari kota suci segera setelah melihat “pembinasa keji” itu. Dalam ayat ini Bait Allah disebutkan sebagai “tempat yang kudus” dan sebagai “benteng tempat perlindungan mereka”. Bait Allah tempat di mana orang-orang Yahudi yang setia kepada Tuhan berkumpul. Jadi, pembinasa keji itu berdiri di Bait Allah, sesuatu yang menjijikan.
Lynne dalam buku tafsiran kitab Daniel, ia menjelaskan mengenai pembinasa keji dalam Dan. 11:31 ini menunjuk kepada Anthiokus Epifanes yang hendak me-Yunani-kan orang-orang Yahudi, sehingga tentara-tentaranya menghapuskan baik korban sehari-hari maupun semua persembahan, korban perayaan dalam ibadah orang Yahudi. Dan Epifanes juga melarang orang-orang Yahudi untuk melaksanakan tuntutan hukum taurat Musa dan banyak orang yang tidak mau taat kepada larangan-Nya itu akan dibunuh.[9]
Sesuatu yang dikatakan sebagai pembinasa keji yaitu dimana orang-orang Yahudi tidak diperbolehkan untuk beribadat. Namun, di dalam Bait Allah tepat di mezbah bakaran didirikan patung Zeus oleh Epifanes. Karena hal ini merupakan hal yang mengerikan bagi orang Yahudi terutama yang setia pada Tuhan dan sangat menyedihkan hati. Orang Yahudi sangat tidak senang dan merasa jijik dengan penyembahan berhala. Dalam Luk. 21:20 dikatakan apabila kamu melihat Yerusalem di kepung oleh tentara-tentara, ini sama seperti yang dituliskan dalam kitab Daniel mengenai tentara-tentara Epifanes yang mengepung Yerusalem.
Craig Blomberg menjelaskan “pembinasa keji” dengan kata “The abomination that causes desolation” yang juga dapat diartikan “a desolating sacrilege” Craig blomberg menjelaskan “the abomination that causes desolation”, diartikan seorang yang menghancurkan lewat hujatan,  penghancuran kepada sesuatu yang dianggap keramat; menurut pembinasa keji di sini adalah penghancur. Mereka menghancurkan atau membantai tempat kudus menghapuskan korban-korban dan menegakkan kekejian.[10]
Ayat 16 maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan.
Ayat ini menjelaskan bagaimana/ apa yang harus dilakukan orang-orang yang ada pada saat melihat peristiwa itu (pembinasa keji). Setiap orang yang di Yudea (nama yang menunjuk kepada daerah Palestina, Samaria, Galilea, dll) harus melarikan diri ke pegunungan. Jakob menjelaskan dalam bukunya bahwa Yesus menyuruh penduduk di Yudea mengungsi ke pegunungan bila “pembinasa keji berdiri di tempat yang tidak sepatutnya”.[11] Melarikan diri di sini dalam bahasa asli bukan hanya memiliki arti melarikan diri tetapi juga menjauhi. Dan dalam terjemahan NIV dijelaskan dengan kata flee yang artinya mengambil langkah seribu. Jadi, setiap orang Yudea yang melihat pada waktu itu haruslah menjauhi/ melarikan diri dan atau mengambil langkah seribu ke pegunungan. Mengapa harus di gunung?. Pegunungan mempunyai arti yang besar dalam ilmu bumi dan sejarah Palestina. Kata gunung-gunung, pegunungan berulang kali disebut dalam kitab suci. Dari gunung kelihatan pemandangan, pengaruh pegunungan terhadap curah hujan membuatnya menjadi lambang kesuburan, menjadi tempat merumput, berburu. Gunung-gunung juga selalu dihubungkan dengan kuil-kuil kafir. Karena daerah pegunungan sukar dijelajahi, maka sering menjadi tempat pelarian.[12] Oleh karena inilah sehingga orang-orang di Yudea melarikan diri ke pegunungan.
Ayat 17-18, Orang yang sedang di peranginan di atas rumah janganlah ia turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya, (18) dan orang yang sedang di ladang janganlah ia kembali untuk mengambil pakaiannya.
Dalam bahasa Indonesia sehari-hari (BIS) dikatakan “orang yang berada di atas atap rumah jangan turun untuk mengambil sesuatu dari dalam rumah orang yang di ladang jangan kembali untuk mengambil jubahnya”. Ini berarti orang yang berada di atap rumah/ peranginan ketika mengetahui hal tersebut janganlah ia turun untuk mengambil barang dari dalam rumah. Sama halnya dengan yang berada di ladang janganlah kembali untuk mengambil pakaian atau jubahnya. Mengapa?. pada saat itu rumah‑rumah mempunyai atap yang datar. Disamping itu, atap dari rumah yang satu berhubungan dengan atap dari rumah yang lain, terus sampai ke pintu gerbang kota.
 Kata ‘janganlah ia turun’ artinya adalah: orang harus lari ke pintu gerbang kota tanpa turun dari atap, yaitu dengan lari dari atap yang satu ke atap yang lain.  Rumah pada saat itu mempunyai tangga baik di luar maupun di dalam. Kata‑kata ‘janganlah ia turun’ artinya adalah: janganlah turun melalui tangga yang ada di dalam untuk mengambil banrang‑barang, tetapi turunlah melalui tangga luar dan langsung lari ke luar kota.[13] Matthew memberi 2 alasan yang dapat diterima secara logika yaitu, Pertama karena waktu yang digunakan untuk mengemasi barang-barang akan menunda pelariannya. Ketika kematian sudah berada diambang pintu, penundaan sangat berbahaya. Kedua karena membawa pakaian, barang, perhiasaan hanya akan membebani dan menghambat pelariannya.[14] Jadi, lebih baik menyelamatkan nyawa yang adalah lebih berharga dan merupakan bait Allah dalam diri manusia dari pada menyelamatkan harta yang bersifat semu atau sementara di dunia.

·           Yesus bernubuat tentang kesusahan pada waktu Yerusalem dihancurkan (19-22).
Ayat 19 Celakalah ibu-ibu yang sedang hamil atau yang menyusukan bayi pada masa itu.
Celakalah dalam bahasa aslinya ditulis dengan kata ουαι ini merupakan injection yaitu kata seru yang menunjukkan rasa sakit atau ketidak senangan artinya adalah celaka/kecelakaan. NIV menjelaskan kata ini dengan How dreadful, yaitu betapa menakutkan yang berarti sesuatu yang ngeri. Ngeri bagi ibu-ibu yang sedang hamil atau menyusui. Mengapa dikatakan celaka? Karena bagaimana seorang ibu yang sedang hamil atau yang sedang menyusui dapat berlari dengan cepat dan menempuh jarak yang jauh.
Ayat 20 Berdoalah, supaya waktu kamu melarikan diri itu jangan jatuh pada musim dingin dan jangan pada hari Sabat.
Kata berdoalah dalam bahasa asli dijelaskan dengan kata πρροσεευχεσθε merupakan kata kerja orang ke-2 tunggal jamak present medium imperative, (kalian sedang terus-menerus berdoa). Menyatakan suatu kegiatan doa yang sedang dan terus-menerus dilakukan sepanjang waktu dan menjadi kenyataan. Doa bagi orang Kristen orang yang percaya adalah obat yang mujarab untuk semua sakit. Berdoa adalah suatu tindakan/ kunci dari kehidupan murid-murid pada saat itu. Semakin banyak masalah yang kita hadapi maka haruslah semakin banyak berdoa. Mengapa mereka harus berdoa? Pertama, supaya waktu melarikan diri itu jangan pada musim itu jangan pada musim dingin, saat di mana siang hari terasa lebih pendek, cuaca dingin, dan jalanan kotor sehingga membuat perjalanan menjadi tidak nyaman. Kedua, agar jangan pada hari sabat. Bagi orang Yahudi tidak dapat melakukan pekerjaan pada hari sabat. Janganlah melarikan diri pada hari sabat, karena hari sabat merupakan hari perhentian dari pekerjaan duniawi dan ini melanggar titah ke-empat.[15]Jangan pada hari sabat”, ini mengaju kepada kesulitan perjalanan (memperoleh tempat menginap, makan, kebutuhan lainnya).
Pada hari sabat wilayah di mana orang Yahudi melaksanakan pembatasan-pembatasan.[16] Dan hal lain yang menjadi penghalang untuk melarikan diri, ini juga dapat menunjuk kepada ketidaknyamanan dan tidak mudah lagi orang benar bila di paksa untuk meninggalkan suatu pekerjaan hari sabat, supaya dapat menanti-nantikan Tuhan tanpa gangguan.[17] Pdt. Budi menjelaskan tidak beda jauh dengan hal di atas, Musim dingin, karena ini akan menyukarkan pengungsian dan tak memungkinkan lari cepat! Hari Sabat, karena dalam perjalanan mereka tidak akan bisa membeli makanan dan keperluan‑keperluan mereka yang lain (ingat bahwa pada hari itu mereka dilarang untuk berjual beli, sehingga pasti tidak ada toko yang buka).[18]
Ayat 21, Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Ayat 22 Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat.
            Dalam  Alkitab bahasa Indonesia sehari-hari (BIS) ditulis, ayat 21, Pada hari-hari yang mengerikan itu akan ada kesusahan besar seperti yang belum pernah terjadi sejak permulaan dunia sampai saat ini, dan tidak pula akan terjadi lagi. Ayat 22, Sekiranya Allah tidak memperpendek waktunya; maka tidak ada seorang pun yang selamat. Tetapi karena umat-Nya, Allah memperpendek masa itu. Dijelaskan bahwa kesusahan besar yang terjadi merupakan suatu kesusahan yang belum pernah terjadi dan tidak akan terjadi lagi di bumi ini. Dan jikalau Allah tidak memperpendek masa itu maka tidak seorang pun yang akan selamat.
            Kata siksaan dalam bahasa aslinya menggunakan kata θλῖψις yang artinya penindasan. Ini menunjuk kata benda feminin tunggal nominatif yaitu sebagai subyek kalimat yang artinya penindasan itu. Kata ini selain diartikan dengan penindasan, tetapi juga kesusahan. Kata dahsyat dalam bahasa aslinya berasal dari kata megale, yang artinya adalah besar. Jadi siksaan yang dashyat ini dalam bahasa aslinya artinya penindasan itu besar. Bagi orang Yahudi yang merasakan penganiayaan, dimana pada masa itu hidup tanpa Bait Allah merupakan masa siksaan seperti  yang belum pernah dialami bangsa itu.[19]
Mattehw Henry menjelaskan ini menunjuk kepada Yerusalem, dan hal ini benar-benar dahsyat, ketika wabah sampar dan kelaparan mengamuk di dalam kota itu. Dan bukan hanya itu, terjadi pula perpecahan dan pengelompokan, sehingga orang saling membunuh. Sementara di luar kota pasukan Romawi sudah bersiap-siap untuk menelan mereka,bukan hanya karena mereka orang Yahudi tetapi juga merupakan orang Yahudi yang memberontak.[20] Sedangkan YKBK menjelaskan ini merupakan penderitaan eskatologis, yang menimpa angkatan ini (23-26). Kedashyatan dan kekejian yang terjadi pada perang Yahudi itu tidak dapat digambarkan, walaupun itu tidak dapat digambarkan, walaupun sejak itu sudah lebih banyak terjadi kekejian seperti itu.[21] Siksaan dalam ay 21 sama dengan ‘kesesakan yang dahsyat’ dalam Luk 21:23b, dan terlihat dari Luk 21 itu bahwa bagian ini masih berhubungan dengan kehancuran Yerusalem.[22]
Kata disingkat dalama bahasa aslinya ialah εκολοβώθησαν yang artinya di singkat. Merupakan kata kerja orang ke-3 jamak presnet indikatif aktif menggambarkan suatu kegiatan yag]ng terus-meneru berlangsung. Penindasan ini terus berlangsung dan akan banyak yang meninggal atau tidak selamat akibat siksaan itu. Namun, karena umat-Nya, Allah memperpendek masa itu. Sehingga, masa ini tidak membawa kecelakaan yang besar bagi orang-orang pada masa itu. Di sini kasih Allah tampak, meskipun Ia sudah menghukum bangsa, Ia tetap melihat dan memperhitungkan orang-orang pilihannya. Matthew Henry juga mengungkapkan hal yang sama. Pada masa malapetaka besar, Allah menyatakan kebaikan hati-Nya kepada orang-orang pilihan yang tersisa, yang adalah permata-Nya. Mereka ini yang akan menjadi harta-Nya yang istimewa, yang akan di jaga ketika keadaan semakin buruk. Penyingkatan waktu malapetaka besar ini merupakan kemurahan hati Allah yang dianugerahkan demi roang-orang pilihan.[23]

·         Yesus bernubuat tentang kristus palsu dan nabi palsu (23-26).
Ayat 23, Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Ayat 24, Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. Ayat 25, Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu
Pada saat terjadi kesusahan dan penindasan yang keras tersebut, maka akan ada orang berkata Mesias di sini, Mesias di sana. Dan jikalau memang kita menemukan hal tersebut janganlah kita percaya. Pada masa-masa genting seperti ini akan banyak orang akan menawarkan jasa pembebasan atau selalu ada pembebas-pembebas palsu. Kata Mesias berasal dari kata Χριστος yang artinya mesias. Kata ini merupakan kata benda maskulin tunggal dengan kasus nominatif sebagai subyek dalam kalimat yaitu mesias itu. Selain dari mesias dapat juga diartikan sebagai Kristus. Kata ini berarti Dia yang diurapi. Kata Kristus adalah nama diri Tuhan Yesus sedangkan Mesias adalah sebutan kehormatan. Dikatakan mesias palsu atau kristus palsu karena memang mereka tidak mendapat urapan dari pihak manapun.
Setelah peristiwa menyengsarakan itu, Yesus berulang kali memperingatkan untuk berhati-hati supaya tidak disesatkan oleh mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu yang senantiasa menjanjikan pembebasan. Hal ini diperingatkan berulang-ulang kali, maka oleh karena itu ini merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Agar jangan ketika siksaan yang merupakan pencobaan bagi umat Kristen atau pengikut Kristus datang dan menimpa, kita langsung menyerah dan ketika ada pertolongan yang sepertinya menolong langsung di terima dan meninggalkan Kristus.
Pada masa penganiayaan itu, Allah akan membiarkan hidup baik orang benar maupun orang jahat. Mereka akan sama-sama mengalami penganiayaan besar itu. Dan dalam situasi itu akan memanfaatkan situasi itu seraya berupaya untuk sedapat mungkin menyesatkan kaum yang terpilih. Di tengah-tengah penderitaan tersebut, ada  banyak orang yang tanpa mengenal lelah berupaya membujuk saudara-saudara sebangsanya supaya mengingkari Kristus Yesus. Ada banyak orang yang menunjukkan penggenapan pengharapan mesianis ke kiri dan ke kanan dan haruslah kita jangan percaya.. Tujuan mereka ialah membujuk orang agar melepaskan Yesus Kristus.. Maka hendaklah kaum pilihan Allah berhati-hati.[24]
Yesus mengatakan “camkanlah”, kata ini berasal dari kata ιδου yang arti sesungguhnya yaitu perhatikanlah yang merupakan ijection atau kata seru/ menyela. Kata idou ini mempunyai arti yang banyak yaitu lihatlah, namun, memang, ingatlah, ada, di sini ada. Jadi di sini diperintahkan untuk memperhatikan dengan sungguh. Sehingga ketika memang hal diatas benar-benar terjadi, maka tidak akan tersesat dan tidak percaya dengan apa yang mereka tawarkan atau tunjukan.
Ayat 26, Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: Lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya.
Hal ini berbicara tentang munculnya mesias palsu, yang telah dinubuatkan oleh Yesus sendiri. Hal ini membuat banyak orang yang akan disesatkan dengan nubuat-nubuat mereka.[25] Setiap tindakan para nubuat palsu diawali dengan mujizat-mujizat atas kebutuhan mereka, yaitu pembebas atau penolong mereka dari siksaan tersebut.
Ini juga berbicara tentang kadar iman para orang percaya yang mulai lemah, dan tidak adanya iman yang sungguh2 dalam pengenalan akan Kristus, karena setiap orang datang dan mencari mesias hanya karena kebutuhan dan apa yang menjadi masalah mereka, kedatangan mesias palsu sebagai pemimpin hanya membuat perpecahan dikalangan pengikut Kristus, karena kepentingan mereka sendiri.[26] Masa siksaan yang berat merupakan masa di mana kita juga menjaga dan meningkatkan hubungan dengan Allah, kewaspadaan yang tinggi dari diri kita masing-masing.
Dalam ayat ini ada dua kali penulisan “jangan”, ini menunjukkan bahwa kata ini sangat penting. Kata jangan berasal dari kata με, yang artinya janganlah. Merupakan sebuah partikel yang menjelaskan mengenai penyangkalan (particle negative). Jadi, di sini Yesus memperingati agar ketika ada orang yang mengatakan ia ada di sana atau ada di padang gurun kita janganlah percaya dan turut bersama mereka. Merupakan suatu penekanan untuk tidak turut dan percaya kepadanya. Janganlah kita percaya kepada semua yang mereka omongkan karena mereka itu adalah para pembohong, karena penyelamatan dan pertolongan yang mereka tawarkan tidak pernah ada.[27]

·           Yesus bernubuat tentang waktu kedatangan-Nya (27-28).
Ayat 27, Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia.
Disini Yesus berbicara mengenai kedatangan-Nya yang kedua kali. Ini merupakan penjelasan bagaimana sebenarnya kedatangan dari anak Manusia yang sesungguhnya, kedatangan Anak Manusia seperti kilat memancar. Kedatangan anak Manusia itu seperti kilat yang keluar dari sebelah timur tetapi cahayanya sampaiu ke barat. Ini merupakan batas yang sangat jauh dan telah melintasi satu garis yang memberi efek kepada banyak daerah.
Kilat memancar, dalam bahasa asli kata memancar diartikan dengan kata keluar, merupakan kata kerja orang ke-3 tunggal dengan kasus sedang dan terus menerus dilakukan sudah dilakukan dan pasti. Dan kata kilat selain dari kilat juga mempunyai arti cahaya. Jadi, frasa ini mempunyai arti cahaya yang pasti dan sudah keluar dan terus menerus keluar. Frasa melontarkan cahayanya, dalam bahasa aslinya yaitu ϕαινεται yang artinya bercahaya. Merupakan kata kerja orang ke-3 tunggal present pasive indikatif, menyatakan suatu pekerjaan yang dilakukan secara pasif secara terus menerus sudah dan pasti dilakukan, sudah bercahaya secara pasif dan bercahaya terus menerus. Kata ini tidak hanya diartikan sebagai cahaya, tetapi juga bersinar, kelihatan, tampak, mucul, mengenal, keputusan. Jadi, dari kalimat seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, ini menggambarkan bahwa kedatangan anak Manusia seperti cahaya yang sedang dan terus menerus keluar dari sebelah timur dan bercahaya secara pasif terus menerus hingga ke barat. Di sini Yesus berbicara mengenai kedatangan-Nya yang kedua kali secara langsung. Yang dikenal dengan Parousia yaitu kedatangan Yesus kedua kalinya, kembalinya Kristus dalam kemuliaan sungguh menarik. Kata ini biasanya menjelaskan suatu kedatangan yang di dalamnya mengandung otoritas dan kekuasaan.[28] Kedatangan kedua mengandung kebenaran hakiki dan bukan percerai-beraian, melainkan pemerintahan Allah yang universal dan kekal.
Kedatangan sang Anak Manusia sangat berbeda dengan kedatangan para nabi atau mesias palsu yang datang di padang gurun atau di bilik yang datang dalam roh ketakutan, anak Manusia datang dengan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, dan ketertiban. Injil yang datang bisa dikenali dengan 2 tanda: Pertama, penyebaran yang cepat. Injil akan terbang seperti kilat. Begitulah Injil akan diberitakan dan disebarkan. Injil itu adalah terang (Yoh. 3:19), bukan cahaya yang tiba-tiba memancarkan cahaya lalu lenyap, melainkan seperti terang matahari, terang siang hari.[29] Injil adalah terang dari sorga seperti kilat dari langit yang datang secara tiba-tiba dan mengejutkan bagi dunia yang belum mengenalnya. Seperti kilat Injil menyebar jauh dan luas, cepat dan tak terbendung yang datang dari timur. Kedatangan Kristus dikatakan muncul dari timur (Wah. 7:2) dan melontarkan cahahanya hingga ke barat.[30] Kedua, hal semakin istimewa tentang Injil iaalah keberhasilannya yang aneh di tempat-tempat penyebarannya. Berhasil menghimpun banyak orang, bukan oleh paksaan tetapi oleh naluri alamiah dan kecondongan hati.
Pada kedatanganNya yang ke 2, maka Yesus akan langsung terlihat oleh semua orang (bdk. Wah 1:7), sehingga tidak perlu lagi ada pemberitahuan (seperti dalam ay 23,2). Ada perbedaan antara kedatangan Yesus yang pertama dan kedua:  pada kedatangan pertama, Ia datang pada satu tempat tertentu dan diketahui oleh beberapa orang saja, sehingga perlu pemberitahuan dari orang satu ke orang lain, se­hingga makin lama makin banyak yang mengetahui tentang Dia (bdk. Yoh 1:41,45  4:29). Pada kedatangan yang kedua, kedatanganNya langsung akan terlihat oleh semua orang, sehingga tidak perlu lagi ada orang yang memberitahu ataupun diberitahu.[31]
 Ayat 27 menjelaskan bagaimana kelak kedatangan anak Manusia yang semua orang tidak mengetahuinya sama sekali. Dan kedatangan-Nya membawa dampak yang besar bagi seluruh bumi, bukan hanya orang yang ada di sekitarnya yang akan merasakan tetapi juga orang yang jauh dari jangkauan manusia mendapat efek yang besar yaitu cahayanya sampai kepada mereka. Dan dapat merasakan kedatangan anak Manusia tersebut. Dari sini dapat di tarik kesimpulan bahwa semua orang akan merasakan kedatangan anak Manusia.
Ayat 28, Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."
            Ayat ini menjelaskan bahwa kesukaan burung nazar yaitu kepada bangkai. Dan ayat ini bukan menjelaskan mengenai bangkai manusia secara langsung atau harafiah atau mati. Kata bangkai dalam bahasa asli di tulis dengan πτῶμα artinya bangkai. Merupakan kata benda neuter tunggal nominatif sebagai subyek atau pokok kalimat. Kata ini khusus menunjuk kepada sesuatu yang dibunuh dengan kekerasan. Burung nazar merupakan jenis burung yang suka memakan bangkai atau daging yang sudah mati atau dapat disebut dengan burung elang. Maka, di mana terdapat bangkai atau daging yang sudah mati maka di situ pula akan berkumpul atau berkerumun burung pemakan bangkai tersebut.
Menurut David Hill dalam bukunya mengatakan bahwa kata bangkai disini menunjuk kepada dua pandangan yaitu pertama pengorbanan tubuh Yesus, kedua tentang kota Yerusalem yang dibungkus oleh kekaisaran Romawi. [32] Sama halnya yang di sampaikan pak Budi, ayat ini masih tetap berbicara tentang kehancuran Yerusalem,        ‘burung’ menggambarkan tentara Romawi. Alasannya: mereka kuat dan bengis, dan orang Romawi memang menggunakan simbol burung rajawali [Catatan: kata ‘burung nazar’ terjemahan hurufiahnya adalah ‘eagle’ (= burung rajawali)]. ’bangkai’ menggambarkan orang‑orang Yahudi / Yerusalem. Dan juga   Orang‑orang yang menganggap bahwa ayat ini menunjuk pada akhir jaman. Bangkai = Kristus, burung = semua manusia. Artinya: Sama seperti burung nazar pasti melihat bangkai (karena mata burung itu sangat tajam), demikian juga semua orang akan melihat Kristus pada kedatanganNya yang keduakalinya.[33] Untuk menyimpulkan ayat ini menguraikan secara metafora bagaimana semua orang akan ditarik menuju Kristus ketika kedatangan-Nya kembali. Sama seperti ketika burung berkumpulnya burung manyar untuk menelan suatu mayat atau bangkai binatang.[34] Ayat 28 ini berbicara mengenai ketika anak Manusia datang maka semua orang akan berkumpul untuk melihat Kristus yang telah datang. Dan semua orang dapat melihat hal tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan mengenai perikop ini yang berbicara mengenai nubuat Yesus tentang siksaan yang berat dan datangnya mesias dan nabi palsu. Dimana nubuatan ini disampaikan Yesus di bukit zaitun kepada orang-orang yang ada di sana termasuk murid-murid. Dari perikop ini yaitu ayat 15-18 ini, berbicara bagaimana kehancuran Yerusalem dan di tengah-tengah kehancuran itu akan ada siksaan yang berat dan bukan hanya itu ditengah siksaan yang ada akan muncul nabi-nabi palsu dan mesias palsu yang awalnya menawarkan kelepasan, pertolongan dan pembebasan. Di mana ada begitu banyak hal terjadi mulai dari kekejian di tempat suci, hingga pada bagaimana langkah yang harus di ambil oleh para pendengar. Yesus memberitahukan hal yang harus mereka lakukan dalam mengahadapi siksaan yang berat tersebut. Akhir dari nubuatan ini dijelaskan datangnya anak Manusia yang memberi dampak atau effek pada banyak orang. Dan kedatangan ini berbeda dengan datangnya mesias palsu.
Aplikasi.
Dari satu bagian Firman ini dari semua penjelasan di atas ada banyak pengajaran dan peringatan yang dapat kita terima.
Ø   Biarlah kita juga berhati-hati dengan segala sesuatu hal yang terjadi dari lingkungan kita tinggal dan hidupi. 
Ø  Hendaklah kiranya kita selalu banyak berdoa bukti dari kita berjaga-jaga dalam menjalani hari-hari.
Ø  Tetap tegar dalam mengalami pencobaan yang meskipun mungkin kita tidak mampu menghadapinya. Tetapi tetaplah berharap pada Tuhan.
Ø  Jangan mudah terpengaruh dengan apa pun yang dunia tawarkan, yang pada awalnya kelihatan menyenangkan, tetapi tetaplah berharap pada Tuhan.
Ø  Nantikanlah Tuhan dengan tekun dalam segala keberadaan dan keadaan yang ada.
Dengan demikian kita akan mampu bertahan dan menang bersama-sama dengan Allah di tengah penderitaan dan siksaan yang ada. Bukan hanya menghadapi penderitaan atau siksaan tetapi pada akhrinya kita siap untuk mengahadapi akhir zaman nantinya. Tidak ada yang mampu untuk menyesatkan kita.
Amin
Pernyataan pribadi:
Saya telah selesai membaca kitab-kitab Injil sinoptik selurunhya.

KEPUSTAKAAN
Barclay, William,
1983    Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius Pasal 11-28, Jakarta: BPK Gunung Mulia
Blomberg, Craig,
            1992    The New American Commentary Matthew, Nshville: Broadman Press.
Henry, Matthew,
 2008   Tafsiran Injil Matius 15-28, Surabaya: Momentum
Hill, David,
1981    The New Century Bible Comentarty, The Gospel Of Matthew, England: United States Of America
Newel, Lynne,
1990    Kitab Daniel, Malang: Saat
Pasaribu, Marulak,
 2005   Eksposisi Injil Sinoptik, Malang: Gandum Mas
Tulluan, Ola,
 1999,  Introduksi Perjanjian Baru, Batu: Dept. Literatur YPPII
Van Jakob Bruggen,
2006    Markus: Injil Menurut Petrus, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Wongso, Peter,
            2000,   Hikayat Yesus, Malang: Saat.
-------------------,
2008    Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, Matius-Wahyu, Jakarta: YKBK,
-------------------,
2008    Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid I-II, Jakarta: YKBK .
-------------------,
2008    The Wycliffe Bible Commentary, Malang: Gandum Mas



[1] Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru, (Batu: Dept. Literatur YPPII, 1999), 34
[2] Ibid., 35
[3] Peter Wongso, Hikayat Yesus, (Malang: Saat, 2000), 264
[4] Marulak Pasaribu, Eksposisi Injil Sinoptik, (Malang: Gandum Mas, 2005), 293
[5] Matthew Henry, Tafsiran Injil Matius 15-28, (Surabaya: Momentum, 2008), 1231
[6] -----, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid II, (Jakarta: YKBK, 2008), 570
[7] -----, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid I, … 140
[8] -----, The Wycliffe Bible Commentary, (Malang: Gandum Mas, 2008), 106.
[9] Lynne Newel, Kitab Daniel, (Malang: Saat, 1990), 360
[10]Craig Blomberg, The New American Commentary Matthew, (Nshville: Broadman Press, 1992), 358
[11] Jakob Van Bruggen, Markus: Injil Menurut Petrus, (Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2006), 487
[12] ----- Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid I ... 350
[13]   File:///E:/Mat. 24 Ayat 15-28.Htm
[14] Matthew henry, Tafsiran Injil Matius 15-28 ... 1236
[15]Ibid., 1239
[16] -----, The Wycliffe Bible Commentary ... 107
[17] Matthew Henry, Tafsiran Injil Matius 15-28,  ... 1240
[19] Jakob Van Bruggen, Markus: Injil Menurut Petrus, ... 491
[20] Matthew Henry, Tafsiran Injil Matius 15-28, ... 1241
[21][21] -----, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, Matius-Wahyu, (Jakarta: YKBK, 2008), 113
[23] Matthew henry, Tafsiran Injil Matius 15-28 ... 1234
[24] Jakob Van Bruggen, Markus: Injil Menurut Petrus, ... 493
[25] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius Pasal 11-28, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1983) 493
[26] Ibid.,  493
[27] Matthew henry, Tafsiran Injil Matius 15-28, ... 1234
[28] William barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius Pasal 11-28 ... 494.
[29] Matthew henry, Tafsiran Injil Matius 15-28, ... 1244
[30] Ibid., 1245
[32] David Hill, The New Century Bible Comentarty, The Gospel Of Matthew, (England: United States Of America, 1981), 322
[34] Craig Blomberg, The New American Commentary Matthew, ... 361

0 komentar:

Posting Komentar