Selasa, 21 Mei 2013

EFESUS 5:32-33



BAB I
Pendahuluan
LATAR BELAKANG TEKS EFESUS 5:32-33
            Peristiwa yang terjadi pada (Ef 5:22-32), dilatar belakangi oleh budaya Romawi-Yunani kuno yang menggangap dan memandang seorang wanita memiliki kedudukan lebih rendah daripada laki-laki. Dan juga kaum Yahudi yang diaspora, yang menggangap bahwa wanita adalah kafir. Hal ini bisa kita lihat dari kebiasan doa ucapan syukur pagi orang Yahudi, “aku bersukur bahwa Allah tidak membuatnya kafir, budak atau perempuan.”[1]
            Strata rendah bagi kaum perempuan inilah, yang memicu pergerakan wanita untuk berjuang atas hak mereka sebagai seorang wanita, hal ini diperlihatkan oleh masyarakat kota Efesus misalnya memuja ‘Ibu Akbar’ di kuil Artemis. Sehingga kita bisa melihat bagaimana perkembangan daerah-daerah itu menjadi benteng hak-hak wanita,[2] walau pada hakekatnya pada zaman kuno wanita tetap mengalami penindasan dan pelecehan dari kaum laki-laki.
KONTEKS SEBELUM
            Pada ayat (30) Paulus menekankan ajaran doktrin kesatuan sebagai orang percaya, hal ini bisa dilihat juga dalam doa Yesus untuk murid-murid, (Yoh 17:11). Paulus ingin mengajarkan bahwa kita adalah satu tubuh. Seharusnya kita harus menjadi pribadi yang saling melengkapi dan menghargai keberadan pribadi lain, dalam segala aspek. Hal ini juga diajarkan Paulus dalam kesatuan tubuh (I Kor 12:12).
KONTEKS SESUDAH
            Pada bagian selanjutnya Paulus mengajarkan tentang kedudukan seorang anak dan keharusnya untuk menghormati orang tua mereka. Paulus memberikan pengajarannya didasarkan atas kasih Tuhan, sehingga para pembacanya mengerti bagaimana sebuah ajaran yang semestinya di dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
BAB II
ISI
Ayat 32 Penguraian Makna Analogi 
Efesus 5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Pada poin pertama Paulus mengungapkan tentang makna analogi, yang diungkapkan oleh Paulus, pada bagian awal ia mengatakan ‘rahasia ini besar’. Terjemahan (BIS) dikatakan demikian ‘Ayat tersebut mengandung arti yang dalam, bahasa Yunani musth,rion musterion rahasia (sesuatu yang tersembunyi dahulu, tetapi sekarang dinyatakan) Paulus mengatakan hal ini menunjuk kepada situasi pembaca pada saat itu, dimana para pembaca sudah tidak memiliki gambaran hubungan yang baik dengan Kristus. Karena kesatuan telah disalah tafsirkan oleh golongan-golongan tertentu di Efesus. Hal ini bisa kita lihat dari ungkapan Paulus ‘tetapi yang aku maksud’ hubungan antara Kristus dan jemaat.[3] Dikarenakan telah rusaknya juga hubungan suami istri. Dikarenakan budaya Yunani-Romawi, sehingga Paulus memberikan pengajaran yang benar tentang hubungan suami istri yang sebenarnya seperti ajaran kitab Taurat (Kej 2:24). Paulus ingin menunjukan satu rahasia dulu, tentang kesalahan pemahaman mereka, dalam memahami cinta yang sebenarnya yang kitab Taurat ajarkan. Bukan hanya sekedar cinta suami istri tetapi kesatuan kasih yang dilakukan oleh Yesus sebagai mempelai pria bagi jemaat.
Paulus memperlihatkan bagaimana Kitab Taurat memberikan penjelasan yang kongkrit tentang ajaran Firman Allah, yang memberikan pengajaran kesatuan yang hakiki, dalam hubungan rumah tangga. Dengan mendiskripsikan ajaran kesatuan dalam rumah tangga oleh Paulus, Paulus ingin mengajarkan satu makna inti yang lebih penting dari sebuah hubungan rumah tangga yang benar dengan mempararelkan hubungan itu dengan ajarannya kesatuan Kristus dengan jemaat. Hubungan yang erat antara jemaat dengan Kristus sebagai mempelai laki-laki (Yoh 3:29), bagaimana sukacita untuk tetap mencintai dalam kesatuan dengan Allah seperti sukacita mempelai dalam harapannya cinta pertama mereka, itulah yang menujuk kepada maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Ayat 33a Ajaran Untuk Di Mengerti
            Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku’ pada bagian ini Paulus kembali, memberikan relevansi ajaran utnuk jemaat Efesus atas hubungan suami istri yang benar di gambarkan juga dengan hubungan Kristus dengan jemaat. Lalu Paulus menarik kembali kesimpulan untuk hubungan suami istri yang telah rusak di Efesus. Jika kita melihat dan meneliti kata ‘berlaku’ kaqV kata diartikan ‘menurut sesuai dengansama seperit,[4] dari kata dasar kata, preposition accusative from kata,. dimana makna kata ini adalah kata menuduh atau kesamaan dengan subjek kalimat. Subjek kalimat sendiri berbicara tentang hubungan yang sempurna yang dilakukan oleh Kristus dengan jemaat.
            Maka kesimpulan yang diambil oleh Paulus adalah mengembalikan ajaran kesempurnaan hubungan yang dilakukan oleh Yesus Kristus kepada jemaat, untuk mereka taati agar mereka mengerti bahwa firman Tuhan juga telah mengajarkan tentang hubungan yang baik. Hal ini berbicara tentang kesatuan yang hakiki yang saling menghormati, bukan karena sex di dalam dimensi pernikahan tetapi lebih kepada kesatuan yang fundamental antara satu pribadi dengan pribadi yang satu yang saling menolong.
AYAT 33 b AJARAN UNTUK DI TAATI
33 b Kasihilah istrimu seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya.
            Pada bagian terakhir adalah implikasi dari ajaran Paulus untuk mereka dapat mentaati dalam kehidupan rumah tangga. Kami akan memperlihatkan bagimana hubungan yang di ajarkan oleh Paulus, mengubah konsep budaya Yunani-Romawi kono tentang wanita. Dimana Paulus memberikan tempat kepada pasangan suami istri saling terkait dan membutuhkan :
1Suami                                     3 dirimu sendiri                        
                          2 Kasihilah Istri            
5 Menghormati                      4 Istri
       Bagan di atas ini adalah bentuk hukum timbal balik yang Paulus ajarkan, kepada jemaat Efesus. Dimana Paulus menunjuk ajaran kitab taurat (Kej 2:24). Tentang kesatuan pribadi yang berbeda yang menjadi satu daging. Hukum (1) kasihilah  dalam (KJV) memakai kata love bahasa Yunani  avgapa,w agapaomengasihi menyatakan kasih (verb imperative present active 3rd person singular)pada bagian pertama Paulus memberikan perintah dan ajaran kepada laki-laki untuk dapat mengasihi, Paulus menuntut laki-laki untuk dapat bertindak mengasihi secara terus menerus karena ia sebagai kepala dan tolak ukur kasih adalah ‘diri sendiri, dengan kasih diri sendiri Paulus juga mengajarkan dan menuntut para wanita, untuk menghormati fobe,w ¿fobe,omaiÀ phobeo diartikan ‘takut akan’segan’ menghormati’ kata ini menujuk kepada satu penghormatan yang muncul dari kekasihnya berdasarkan Kristus (ayat 21),[5] inilah ajaran kasih suami istri yang sebenarnya dan yang ideal untuk dilakukan oleh jemaat Efesus.
BAB III
Kesimpulan
            Sebagai orang-orang kudus dalam pasal 5 yang diistilahkan sebagai anak-anak terang harus hidup dalam kasih. Dalam bahasan ini Rasul Paulus mengajarkan kasih itu digambarkan sebagai kasih Kristus kepada jemaat, sebagaimana hubungan suami dan istri yang saling berkaitan, suami harus mengasihi istri seperti dirinya sendiri dan istri harus menghormati suami sebagai kepala keluarga berdasarkan Kasih Kristus kepada jemaat-Nya.
DAFTAR PUSTAKA

Abineno, J. L CH.,
2001                Tafsiran Alkitab surat Efesus. Jakarta : BPK  Gunung Mulia.
Barclay, William,
2012                Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Efesus. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Newman Jr, Barclay M., 
Kamus Yunani-Indonesia. Jakarta : BPK Gunung Mulia
Stott, John R. W.,
2003                Efesus. Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih.



[1] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Efesus (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012),
[2] John R. W. Stott, Efesus (Jakarta : Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2003), 214
[3] John R. W. Stott, Efesus..., 216
[4] Barclay M. Newman Jr,  Kamus Yunani-Indonesia (Jakarta : BPK Gunung Mulia), 85
[5] J. L CH. Abineno, Tafsiran Alkitab surat Efesus (Jakarta : BPK  Gunung Mulia, 2001), 218

0 komentar:

Posting Komentar