BAB I
Pendahuluan
LATAR BELAKANG TEKS EFESUS 5:32-33
Peristiwa yang terjadi pada (Ef
5:22-32), dilatar belakangi oleh budaya Romawi-Yunani kuno yang menggangap dan
memandang seorang wanita memiliki kedudukan lebih rendah daripada laki-laki. Dan
juga kaum Yahudi yang diaspora, yang menggangap bahwa wanita adalah kafir. Hal
ini bisa kita lihat dari kebiasan doa ucapan syukur pagi orang Yahudi, “aku
bersukur bahwa Allah tidak membuatnya kafir, budak atau perempuan.”[1]
Strata rendah bagi kaum perempuan
inilah, yang memicu pergerakan wanita untuk berjuang atas hak mereka sebagai
seorang wanita, hal ini diperlihatkan oleh masyarakat kota Efesus misalnya
memuja ‘Ibu Akbar’ di kuil Artemis. Sehingga kita bisa melihat bagaimana
perkembangan daerah-daerah itu menjadi benteng hak-hak wanita,[2] walau
pada hakekatnya pada zaman kuno wanita tetap mengalami penindasan dan pelecehan
dari kaum laki-laki.
KONTEKS SEBELUM
Pada ayat (30) Paulus menekankan
ajaran doktrin kesatuan sebagai orang percaya, hal ini bisa dilihat juga dalam
doa Yesus untuk murid-murid, (Yoh 17:11). Paulus ingin mengajarkan bahwa kita adalah satu tubuh.
Seharusnya kita harus menjadi pribadi yang saling melengkapi dan menghargai
keberadan pribadi lain, dalam segala aspek. Hal ini juga diajarkan Paulus dalam
kesatuan tubuh (I Kor 12:12).
KONTEKS SESUDAH
Pada bagian selanjutnya Paulus
mengajarkan tentang kedudukan seorang anak dan keharusnya untuk menghormati
orang tua mereka. Paulus memberikan pengajarannya didasarkan atas kasih Tuhan,
sehingga para pembacanya mengerti bagaimana sebuah ajaran yang semestinya di
dalam Tuhan kita Yesus Kristus.
BAB II
ISI
Ayat 32 Penguraian Makna Analogi
Efesus 5:32 Rahasia ini besar, tetapi yang aku
maksudkan ialah hubungan Kristus dan jemaat.
Pada poin pertama Paulus mengungapkan tentang makna
analogi, yang diungkapkan oleh Paulus, pada bagian awal ia mengatakan ‘rahasia
ini besar’. Terjemahan (BIS) dikatakan demikian ‘Ayat tersebut
mengandung arti yang dalam, bahasa Yunani musth,rion musterion ‘rahasia
(sesuatu yang tersembunyi dahulu, tetapi sekarang dinyatakan) Paulus mengatakan hal ini
menunjuk kepada situasi pembaca pada saat itu, dimana para pembaca sudah tidak
memiliki gambaran hubungan yang baik dengan Kristus. Karena kesatuan telah
disalah tafsirkan oleh golongan-golongan tertentu di Efesus. Hal ini bisa kita
lihat dari ungkapan Paulus ‘tetapi yang aku maksud’ hubungan antara
Kristus dan jemaat.[3]
Dikarenakan telah rusaknya juga hubungan suami istri. Dikarenakan budaya
Yunani-Romawi, sehingga Paulus memberikan pengajaran yang benar tentang
hubungan suami istri yang sebenarnya seperti ajaran kitab Taurat (Kej 2:24). Paulus
ingin menunjukan satu rahasia dulu, tentang kesalahan pemahaman mereka, dalam
memahami cinta yang sebenarnya yang kitab Taurat ajarkan. Bukan hanya sekedar
cinta suami istri tetapi kesatuan kasih yang dilakukan oleh Yesus sebagai
mempelai pria bagi jemaat.
Paulus memperlihatkan bagaimana Kitab Taurat
memberikan penjelasan yang kongkrit tentang ajaran Firman Allah, yang
memberikan pengajaran kesatuan yang hakiki, dalam hubungan rumah tangga. Dengan
mendiskripsikan ajaran kesatuan dalam rumah tangga oleh Paulus, Paulus ingin
mengajarkan satu makna inti yang lebih penting dari sebuah hubungan rumah
tangga yang benar dengan mempararelkan hubungan itu dengan ajarannya kesatuan
Kristus dengan jemaat. Hubungan yang erat antara jemaat dengan Kristus sebagai
mempelai laki-laki (Yoh 3:29), bagaimana sukacita untuk tetap mencintai dalam
kesatuan dengan Allah seperti sukacita mempelai dalam harapannya cinta pertama
mereka, itulah yang menujuk kepada maksudkan ialah hubungan Kristus dan
jemaat.
Ayat 33a Ajaran Untuk Di Mengerti
‘Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku’ pada bagian ini Paulus kembali, memberikan relevansi
ajaran utnuk jemaat Efesus atas hubungan suami istri yang benar di gambarkan
juga dengan hubungan Kristus dengan jemaat. Lalu Paulus menarik kembali
kesimpulan untuk hubungan suami istri yang telah rusak di Efesus. Jika kita
melihat dan meneliti kata ‘berlaku’ kaqV kata ‘ diartikan ‘menurut
sesuai dengan’ sama seperit,[4]
dari kata dasar kata, preposition accusative from kata,. dimana makna kata
ini adalah kata menuduh atau kesamaan dengan subjek kalimat. Subjek kalimat
sendiri berbicara tentang hubungan yang sempurna yang dilakukan oleh Kristus
dengan jemaat.
Maka kesimpulan yang diambil oleh Paulus adalah mengembalikan
ajaran kesempurnaan hubungan yang dilakukan oleh Yesus Kristus kepada jemaat,
untuk mereka taati agar mereka mengerti bahwa firman Tuhan juga telah
mengajarkan tentang hubungan yang baik. Hal ini berbicara tentang kesatuan yang
hakiki yang saling menghormati, bukan karena sex di dalam dimensi pernikahan
tetapi lebih kepada kesatuan yang fundamental antara satu pribadi dengan
pribadi yang satu yang saling menolong.
AYAT 33 b AJARAN UNTUK DI TAATI
33 b Kasihilah istrimu
seperti dirimu sendiri dan istri hendaklah menghormati suaminya.
Pada
bagian terakhir adalah implikasi dari ajaran Paulus untuk mereka dapat mentaati
dalam kehidupan rumah tangga. Kami akan memperlihatkan bagimana hubungan yang
di ajarkan oleh Paulus, mengubah konsep budaya Yunani-Romawi kono tentang
wanita. Dimana Paulus memberikan tempat kepada pasangan suami istri saling
terkait dan membutuhkan :





2
Kasihilah Istri

Bagan di atas ini adalah bentuk hukum
timbal balik yang Paulus ajarkan, kepada jemaat Efesus. Dimana Paulus menunjuk
ajaran kitab taurat (Kej 2:24). Tentang kesatuan pribadi yang berbeda yang
menjadi satu daging. Hukum (1) kasihilah dalam (KJV) memakai kata love bahasa Yunani avgapa,w agapao ‘mengasihi
menyatakan kasih (verb imperative
present active 3rd person singular)’ pada bagian pertama Paulus memberikan perintah dan ajaran
kepada laki-laki untuk dapat mengasihi, Paulus menuntut laki-laki untuk dapat
bertindak mengasihi secara terus menerus karena ia sebagai kepala dan tolak
ukur kasih adalah ‘diri sendiri, dengan kasih diri sendiri Paulus juga
mengajarkan dan menuntut para wanita, untuk menghormati fobe,w
¿fobe,omaiÀ phobeo diartikan ‘takut akan’segan’ menghormati’ kata ini menujuk kepada
satu penghormatan yang muncul dari kekasihnya berdasarkan Kristus (ayat 21),[5]
inilah ajaran kasih suami istri yang sebenarnya dan yang ideal untuk dilakukan
oleh jemaat Efesus.
BAB III
Kesimpulan
Sebagai orang-orang kudus dalam pasal 5 yang diistilahkan sebagai
anak-anak terang harus hidup dalam kasih. Dalam bahasan ini Rasul Paulus
mengajarkan kasih itu digambarkan sebagai kasih Kristus kepada jemaat,
sebagaimana hubungan suami dan istri yang saling berkaitan, suami harus
mengasihi istri seperti dirinya sendiri dan istri harus menghormati suami
sebagai kepala keluarga berdasarkan Kasih Kristus kepada jemaat-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
Abineno, J. L
CH.,
2001 Tafsiran Alkitab surat Efesus.
Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Barclay,
William,
2012 Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Efesus. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Newman Jr,
Barclay M.,
Kamus Yunani-Indonesia.
Jakarta : BPK Gunung Mulia
Stott, John R.
W.,
2003 Efesus. Jakarta : Yayasan
Komunikasi Bina Kasih.
[1] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari : Efesus
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012),
[2] John R. W. Stott, Efesus (Jakarta
: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2003), 214
[3] John R. W. Stott, Efesus..., 216
[4] Barclay M. Newman Jr, Kamus Yunani-Indonesia (Jakarta : BPK
Gunung Mulia), 85
[5] J. L CH. Abineno, Tafsiran
Alkitab surat Efesus (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2001), 218
0 komentar:
Posting Komentar