Jumat, 24 Mei 2013

Apakah Allah tidak adil (roma pasal 9-11)



BAB I

PENDAHULUAN

Surat  ini dialamatkan kepada orang-orang kudus di Roma, “kamu sekalian yang tinggal Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus” (1:7). Paulus menulis surat Roma ini karena Paulus merasa tergerak untuk melayani diantara orang-orang kudus di Roma (1:10-11), dan supaya melalui kunjungannya mereka saling menguatkan (1:12-13). Kemungkinan juga Paulus mendengar bahwa di dalam jemaat sedang mengalami masalah, sehingga dalam surat ini Paulus ingin menasehati mereka (16:17-19). Jika dilihat dari pasal 1-12, kitab Roma berisikan banyak doktrin, kemudian pada pasal selanjutnya Paulus menuliskan tentang aplikasi praktis dari apa yang sudah diajarkan di pasal 1-12. Tentulah dari apa yang ditulis dari kitab Roma, Paulus ingin menerangkan pokok-pokok dasar dari iman Kristen.[1] Dengan demikian, jemaat Roma semakin mengerti tentang iman Kristen.
Ketika Paulus menulis surat ini dalam kondisi marah tetapi marah disini bukan berarti dia benci kepada orang-orang percaya tetapi ini menandahkan kehancuran hatinya yang sangat mendalam. Karena keadaan jemaat yang tidak benar lagi dihadapan Tuhan, dan sesama. Bahkan Paulus tidak pernah mengingkari bahwa orang-orang Yahudi adalah orang-orang pilihan Allah, dimana Allah mengangkat mereka menjadi anak-anak-Nya dan memberikan perjanjian kepada mereka, tetapi pada hakekatanya umat pilihan bukan hanya kepada bangsa Israel tetapi yang sesungguhnya tidak pernah terbatas pada suatu bangsa  melainkan pada semua bangsa dan manusia yang dibenarkan yaitu mereka yang setia kepada Allah.[2]
            Pada pasal 8 sampai pada pasal 11 merupakan pasal-pasal yang dapat dikatakan sangat sulit untuk dimengerti dan dibahas. Pada pasal-pasal ini kita dapat melihat bagaimana usaha Paulus untuk mengatasi setiap permasalahn yang terjadi dalam umat Yahudi dimana Allah melalui kasih-Nya, Ia datang untuk menyelamatkan manusia dari dosa tetapi yang membingungkan disini adalah Jemaat Roma menolak akan hal itu padahal mereka adalah orang-orang yang dipilih Allah untuk mendapatkan kehidupan yang kekal itu.[3] Bahkan orang-orang Yahudi sudah mengetahui bahwa bahwa satu-satunya jalan kepada Allah adalah iman yang telah disampaikan oleh nabi-nabi sebelumnya dan hasil usaha manusia adalah sia-sia tetapi pada kenyataanya mereka terus berusaha melakukan segala sesuatu agar mereka mendapatkan keselamatan itu sedangkan kita tahu sendiri bahwa bangsa lain menerima tawaran Allah.
            Paulus memberi garis besar tindakan Allah kepada umat pilihan-Nya pada masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang dimana pada masa lalu, bangsa Israel menjauhkan diri dari Allah dan tidak mengambil kesempatan yang Allah berikan kepada mereka dan pada masa sekarang, bangsa Israel menolak akan kedatangan Sang Mesias sebagai Juruselamat mereka kemudian pada masa yang akan datang, bangsa Israel akan menerima Mesias sebagai Juruselamat mereka.[4]
            Dalam teks ini, Paulus berusaha untuk menyelesaikan masalah mengapa orang Israel menolak akan Mesias dengan memulainya dengan suatu kemarahan namun kemarahan ini menandahkan kesedihan Paulus yang mendalam karena sifat orang Israel yang tidak benar lagi dihadapan Tuhan bahkan Paulus sendiri mau menyerahkan hidupnya demi bangsa Israel.[5]
Latar Belakang Teks Roma 9
            Pada konteks Roma pasal 9 ini adalah bagian penting dari apologet Paulus, dimana Paulus memberikan jawaban kepada dua pembacanya, atas pemilihan Allah yang telah berubah kepada orang-orang diluar Yahudi. Hal ini bisa kita lihat dari ungkapan Paulus tentang keadilan Allah. Atas pertanyan mereka, ’Ayat 9:14 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil!
            Ungkapan inilah sebagai bentuk kasus tungal dari pasal ke-9 dimana kita bisa melihat latar belakang masalahnya. Dari pertanyan-pertanyan orang-orang Yahudi ini, Paulus memberikan argumentasi pemilihan Allah melalui sudut peranakan Abraham sampai kepada esau dan Yakub. Agar orang Yahudi menyadari apa yang telah Allah lakukan bukan berdasarkan dari kebaikan manusia. Sedangkan dari sudut orang Yunani Paulus memberikan penegasan kepada mereka bahwa Allah memilih mereka, menjadi umat pilihanya.
 
  

BAB II

ANALISA TEKS

Perlunya pasal 9-11

1.      Melihat situasi gereja mula-mula yang didominasi orang non Yahudi, khususnya di kota Roma, pertanyaan logis yang muncul adalah “Mengapa bangsa Yahudi sebagai umat Allah di PL justru banyak yang tidak selamat, padahal injil sudah dijanjikan sebelumnya dalam PL (1:2; 3:21) dan diberitakan pertama-tama kepada orang Yahudi (1:16)?” Bagaimana situasi ini bisa diharmonisasikan dengan kesetiaan Allah terhadap janji-Nya kepada bangsa Yahudi sebagai umat Allah?
2.      Paulus dalam bagian sebelumnya telah menyinggung bahwa hak-hak istimewa bangsa Yahudi telah diaplikasikan kepada orang percaya (anak-anak Abraham – ps. 4; anak-anak Allah – 8:14-17; penerimaan Roh Kudus – 8:14-17; pewaris kemuliaan Allah – 5:2; 8:18-30), pertanyaan logis yang muncul adalah “Apakah itu berarti bahwa posisi bangsa Yahudi digantikan oleh gereja?” Bagaimana dengan posisi bangsa Yahudi sekarang dalam konteks era keselamatan yang baru?
3.      Konklusi: jawaban terhadap problem ketidakpercayaan bangsa Yahudi dan posisi mereka sekarang dalam skema sejarah keselamatan.

 

KONTEKS DEKAT

Pada keonteks sebelumnya, kita dapat melihat dimana Paulus menasihatkan jemaat di Roma bahwa mereka harus hidup didalam Roh dan kebenaran. Pada 8: 1-39, Rasul Paulus mengatakan bahwa orang yang telah dimedekakan didalam Kristus harus hidup didalam Roh dan kebenaran. Mereka yang hidup didalam kebenaran tidak lagi melakukan keinginan daging karena hal ini merupakan suatu perseturuan bagi Allah (7-8) dan Rasul Paulus mengatakan bahwa orang yang dikatakan sebagai anak-anak Allah adalah orang yang tidak mengikuti atau melakukan keinginan daging tetapi sebaliknya yaitu melakukan keinginan Roh (6). Jika kita hidup didalam Roh yang telah melepaskan kita dari cengkraman maut maka kita akan dikatakan sebagai anak dan dengan demikian kita adalah ahli waris artinya kita berhak menerima janji-janji-Nya (ay. 2, 17).
Selanjutnya pada ay. 18-39, Rasul Paulus meyakinkan akan semua jemaat yang ada di Roma bahwa:
1.      Didalam penderitaan yang kita alami, jangan pernah berhenti untuk berharap dan bersandar kepada Tuhan karena kita diselamatkan dalam pengharapan dan kemuliaan Tuhan akan dinyatakan kepada orang yang berpengharapan kepada Dia ketika ia dalam penderitaan dan didalam penderitaan itu, Allah turut bekerja untuk memberikan yang terbaik yaitu dibenarkan oleh Allah.
2.      Dengan iman, kita yakin bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus, entah itu penindasan, kesesakan, penganiayaan, kelaparan, ketelanjangan atau mahluk-mahluk lain karena orang yang telah dimerdekakan atau diselamatkan oleh Allah melalui penderitaan-kematian Yesus diatas kayu salib adalah didalam kontrol Allah dan orang-orang inilah yang akan keluar sebagai pemenang.

KONTEKS JAUH

Pasal 9:30-33 sebaiknya dipahami sebagai introduksi bagi pasal10:1-21 daripada sebagai konklusi pasal 9:1-29. Pendapat ini didukung oleh beberapa fakta:
(1)         Frase “jika demikian, apakah yang akan kita katakan?” seringkali dipakai untuk memulai suatu bagian yang baru (4:1; 6:1; 7:7; 8:31; 9:14).
(2)         Kata “kebenaran” (9:30, 31; 10:3, 4, 5, 6) atau “percaya/beriman” (9:30, 32, 33; 10:4, 6, 8, 10, 11, 14, 16, 17) yang sering muncul di 9:30-10:21 hampir tidak ditemukan di 9:1-29.
(3)         Inclusio tentang kontras antara inklusi bangsa Yunani dan ekslusi bangsa Yahudi di 9:30-32 dan 10:20-21.

Bagian ini terdiri dari dua pemikiran besar. Pasal 9:30-10:13 membahas tentang kegagalan bangsa Yahudi dalam memahami Yesus sebagai kulminasi sejarah keselamatan (penggenapan kebenaran). Pasal 10:14-21 membuktikan bahwa kegagalan tersebut tidak dapat ditoleransi, karena PL sendiri telah mengajarkan hal tersebut. Ayat 9:30-33 Keselamatan bangsa Yunani dan kegagalan bangsa Yahudi. Pertanyaan retorik di 9:30 merupakan antisipasi Paulus terhadap apa yang telah ia sampaikan. Sebelumnya ia menjelaskan bahwa selamat atau tidaknya seseorang adalah murni pilihan Allah (9:6-13, 24-29). Sekarang ia lebih melihat hal itu dari perspektif insani. Para sarjana menganggap bagian ini merupakan inti dari keseluruhan 9:30-10:21.

Ayat 30 Bangsa Yunani menerima kebenaran Allah (secara forensik, bukan etis) karena kemurahan Allah (mereka tidak mencari, tapi mendapatkan) dan melalui iman mereka. Ayat 31-33     Situasi yang kontras terjadi pada mayoritas bangsa Yahudi. Mereka mencari kebenaran, tetapi justru tidak mendapatkan. Mengapa? Karena mereka mencari kebenaran berdasarkan perbuatan, bukan iman; Karena mereka tidak percaya kepada Yesus, padahal Ia adalah batu pondasi bagi pembangunan umat yang baru. Bangsa Yahudi seharusnya mendasarkan kebenaran mereka pada iman di atas pondasi ini.

Ayat 10:1-3 Bagian ini bukan hanya sekedar pengulangan dari 9:30-33, meskipun ide utama keduanya sama. Dalam bagian ini Paulus secara khusus menyoroti kegagalan bangsa Yunani. Dengan kata lain, 10:1-3 merupakan elaborasi dari 9:32-33. Alur pemikiran Paulus dalam bagian ini diindikasikan dengan rentetan kata sambung “ga,,r”. Ayat 1 Paulus kembali mengekspresikan keterkaitannya secara emosional dengan orang-orang sebangsanya. Ia sangat ingin supaya mereka diselamatkan. Ayat 2    Mengapa ia sangat merindukan keselamatan bangsa Yahudi? Karena mereka sebenarnya sangat giat bagi Allah, hanya saja semangat itu tidak disertai dengan pengetahuan yang benar. Ayat 3         Mengapa semangat itu tidak disertai pengetahuan yang benar? Karena mereka tidak tunduk pada kebenaran menurut versi Allah.

BAB III

OTLAIN TEKS ROMA 9:1-29

Ayat 1-5 Dukacita Paulus Karena Orang Yahudi

Ayat 6-13 Ungkapan Paulus atas rencana-Nya
Ayat 14-18 Otoritas Allah akan pilihan-Nya
Ayat 19-21 Analogi Paulus tentang ciptaan
Ayat 22-29 Kehendak dan Pilihan Allah

A.    Ayat 1-5 Dukacita Paulus Karena Orang Yahudi

9:1 Aku mengatakan kebenaran dalam Kristus, aku tidak berdusta. Suara hatiku turut bersaksi dalam Roh Kudus, 9:2 bahwa aku sangat berdukacita dan selalu bersedih hati. 9:3 Bahkan, aku mau terkutuk dan terpisah dari Kristus demi saudara-saudaraku, kaum sebangsaku secara jasmani. 9:4 Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji. 9:5 Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!
            Pada ayat 1 ini, Paulus menunjukkan perhatian dan keistimewaan bangsa Yahudi. Hal ini perlu dilakukan karena Paulus dianggap rasul untuk bangsa Yunani, seringkali bersikap negatif terhadap bangsa Yahudi dengan doktrin anugerahnya. Cara pandang Paulus terhadap bangsa Yahudi di (Rom 2:1-3:8), juga bisa dianggap mendukung kesan negatif tersebut. Sehingga pada ayat 1 Paulus ingin menyatakan perhatianya, dengan menyatakan kebenaran dan suara hatinya. Kata kebenaran sendiri menggunakan avlh,qeia aletheia objectively, dalam KJV diartikan True, Truly, truth, Verity yang berarti (benar, sungguh-sungguh, kebenaran, kebenaran). Menggunakan kata kerja singuler Accusative.
            Dimana Paulus menyatakan tentang kebenaran yang objektif di dalam Roh kudus, sebagai seorang yang sedang menderita dan mengalami kesedihan, hal itu ditekankan (ayat 2) berdukacita dan selalu bersedih hati, dalan KJV sangat sedih great (kata kerja) dan dukacita grief (Kata benda). Pada dua ayat ini mengadung arti keperibadian Paulus yang telah mengetahui kebenaran secara objektif tetapi hatinya sangat sedih dan dukacita tiap-tiap hari. Pada (ayat 3) penjelasan yang dialami, dan peryatan Paulus secara klimkas dengan mengatakan ‘aku mau terkutuk’ dalam bahasa aslinya avna,qema anathema (ks) terkutuk, kata ini juga berarti a thing devoted to God without hope of being redeemed, (suatu hal mempersembahkan kepada Tuhan tanpa harapan ditebus), Yang berarti Paulus menyatakan satu tindakan mempersembahkan dirinya agar tidak ditebus untuk sebangsaku dalam hal ini Israel karena jelas bahwa Paulus dari suku Bunyamin. Peryatan kesedihan ini juga diutarakan oleh Van den end bahwa kesedihan yang diungkapkan oleh Paulus adalah satu kesedihan yang tak henti-hentinya dimana kesedihan itu teramat dalam di dalam hati Paulus.[6]
                Kesedihan ini berlatar belakang bahwa Paulus melihat bahwa, tentang keberadan bangsa pilihan Allah, dimana ia telah melihat tentang murka Allah kepada bangsa pilihan ini. [7](ayat 4-5) Paulus melihat bagaimana bangsa Israel adalah kaum yang sangat istimewa, dimana dari bangsa inilah Allah mengajarkan tentang kekudusan bahkan bangsa inilah yang menggangap umat yang kudus, dari umat bangsa yang lain karena Allah telah memilih mereka.[8]Bapa-bapa mereka melahirkan keturunan sang Mesias. Bahkan bagaimana Allah telah memilih mereka menjadi anak kesayangan dari bangsa-bangsa lain, dimana muzizat dan hikmat yang besar karean ia telah dipilih.[9] yang seharusnya dari semua itu Allahlah yang harus dipermuliakan.
            Pada bagian ini Paulus ingin memberikan jawaban, dengan cara pemaparan tentang perasaan dirinya, akan kedudukan Israel sebagai umat pilihan. Dimana orang-orang Yahudi yang menuntut tentang keselamatan yang diperoleh diluar Yahudi. Sehingga kita bisa menyimpulkan sendiri dari jawaban Paulus,[10] tentang hakekat hatinya dimana kita bisa melihat dari teks selanjutnya.

B.     Ayat 6-13 Ungkapan Paulus atas rencana-Nya

9:6 Akan tetapi firman Allah tidak mungkin gagal. Sebab tidak semua orang yang berasal dari Israel adalah orang Israel, 9:7 dan juga tidak semua yang terhitung keturunan Abraham adalah anak Abraham, tetapi: "Yang berasal dari Ishak yang akan disebut keturunanmu." 9:8 Artinya: bukan anak-anak menurut daging adalah anak-anak Allah, tetapi anak-anak perjanjian yang disebut keturunan yang benar. 9:9 Sebab firman ini mengandung janji: "Pada waktu seperti inilah Aku akan datang dan Sara akan mempunyai seorang anak laki-laki." 9:10 Tetapi bukan hanya itu saja. Lebih terang lagi ialah Ribka yang mengandung dari satu orang, yaitu dari Ishak, bapa leluhur kita. 9:11 Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya 9:12 dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda," 9:13 seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau."
Peryatan Paulus, kepada orang-orang Yahudi tentang firman Allah, LAI pada (ayat 6) ‘ gagal’ dalam bahasa aslinya, evkpi,ptw ekpipto untuk gagal, jadi kami lebih setuju dengan terjemahan yang lebih mendekati ‘mengatakan bahwa bukan janji Allah sudah tidak berlaku lagi’ bukanya firman Allah seolah-olah gagal. Hal ini bisa kita lihat dengan tujuan Paulus kepada orang Yahudi di Roma. Bahwa Paulus ingin menegaskan bahwa Firman Allah, bukanya tidak berlaku lagi.[11] Dengan menjelaskan bukti bahwa tidak semua orang dari Israel adalah orang Israel.
Paulus juga melanjutkan dengan bukti-buktinya tentang pemilihan. Paulus memberikan jawab dengan memaparkan tentang sejarah orang Yahudi dari perjanjian lama. (Ayat 7) sebagai bentuk ungkapan Paulus dimana, hal ini berbicara tentang kehidupan Abraham yang mempunyai dua anak Ismael dan Ishak. Dimana pemilihan Allah itu jatuh kepada Ishak anak yang lahir dari Sara bukan Hagar. Bahkan Paulus memberikan penegasan tentang pemilihan Allah adalah keturunan Ishak, ‘keturunan’  kale,w kaleo plant germinates yang berarti lebih kepada satu asal, yaitu Ishak. Bahwa hal ini menujuk kepada hak priogratif Allah untuk pemilihan, yang dikehendaki Allah.
Pada pasal tujuh ini Paulus ingin menekankan tentang perbedaan ‘keturunan’ (seperma = ‘benih’) hal ini juga menujukan lingkungan luas semua orang yang lahir dari Abraham, tetapi pada bagian ayat selanjutnya tentang (seperma) hal itu berbicara tentang keturunan abraham dalam lingkup kecil atau lingkup yang terbatas, dimana contoh itu diambil dari Ishak dan Ismael dan tentang pemilihan Allah.[12]
Pada (ayat 8) sebagai bentuk kesimpulan dari pemaparan sejarah tentang pemilihan Ishak dan Ismael, bahwa bukan anak yang dilahirkan dari daging adalah anak-anak Allah tetapi anak-anak yang telah diperjanjian. Paulus memberikan penjelasan tentang benang merah, tentang arti janji yang sesungguhnya. Dimana Paulus ingin agar kaum Yahudi yang ada di Roma menjadari tentang keberadan mereka, bahwa mereka telah dilahirkan dari keturunan Ishak.  Maka mereka menggap mereka pasti akan mendapatkan janji dari Allah tanpa mengikuti perintah pemberi.
 Tetapi Paulus dengan tegas bahwa hal itu tidak, tetapi pada kaum perjanjian yang taat  akan menerima janji Allah. Dimana bukan Ismael lahir dari keinginan manusia, sedangkan Ishak dari Allah begitu juga dengan pemilihan dan penerima janji.[13] Di dalam terjemahan (NAS) but the children of the promise are regarded as descendants (hanyalah  anak-anak janji dihormati [seperti] keturunan). evpaggeli,a (epaggelia) dengan kasus genitive dimana janji kepemilikan adalah kaum perjanjian, bukan keturunan yang di tekankan oleh kaum Yahudi.
            Paulus juga meneruskan dengan sejarah Israel, bagaimana Allah menyatakan kepada bangsa Israel bagaimana nenek moyang mereka Abraham, (ayat 9) dimana Firman Allah itu memilik janji tentang Sara akan melahirkan, (Kejadian 17:21). Dimana ketika Malaikat Allah memberikan janji kepada Sara akan kelahiranya. Bahwa ketika mereka akan datang untuk kedua kalinya pada saat itulah Sara akan megandung  dan melahirkan seorang anak laki-laki ‘dalam arti menerima janji’
            Pada (ayat 10) Paulus masih meneruskan secara teratur tentang benang merah dalam janji Allah. Yaitu pernikahan Ishak dan Ribka. Dimana bangsa Israel begitu tahu dimana janji Allah melalui leluhur mereka, yaitu Ishak dimana dari keturunan Ishak inilah terbentuklah bangsa Israel kenapa Paulus menggungkapkan dengan kata lebih terang lagi koi,th koite (kjv) conceived (mengandung; ngerti). Bahwa mereka tahu tentang keberadan mereka sebagai orang Israel/Yahudi.
            Ayat 11 dan 12 Paulus menegaskan tentang doktrinya tentang pemilihan, dari Allah tanpa campur tangan manusia. Paulus menjelaskan pemilihan Allah sebelum nenek moyang mereka dilahirkan. ‘belum dilahirkan dan belum melakukan apa-apa’ pra,ssw prasso yang kjv artikan having done atau belum mempunyai, atau belum mampu bertindak  dengan kata kerja V__AAPMPG yang berarti sebelum anak itu melakukan tindakan Allah telah memilih mereka dalam mentukan perjanjianya, Paulus ingin menegaskan kembali bahwa pemilihan itu bukan di dasarkan karena perbuatan baik, tetapi semua tergantung dari Allah yang memberikan perjanjian kepada umatnya, atau orang pilihanya. Bagaimana paulus menjelaskan tentang Firman Allah kepada Ribka “anak yang tua akan menjadi hamba bagi yang muda ‘
            Ikatan perjanjian Allah jatuh kepada anak yang muda, yaitu Yakub. Jelas bahwa Paulus memberikan runtut cerita kepada orang-orang yang dituju oleh Paulus, agar mereka tahu bahwa semua itu, semata-mata karena Allah tidak ada andil sedikitpun dari manusia untuk menentukan pilihan Allah. Disinilah bahwa Allah tidak bergantung dari tindakan kita, tetapi Allah dalam menentukan pilihan itu muncul dari diri-Nya sendiri.
            Pada (ayat 13) menjadi penegasan yang sangat komplek tentang pemilihan Allah. Dimana Allah mengasihi Yakub  kata mengasihi avgapa,w agapao yang berarti loved, mengasihi menggunakan kata kerja Aoris, Activ, Indicatif. Bagaimana hal ini menjelaskan bahwa Allah telah memilih mencintai dan telah selesai waktunya, sama halnya dengan Allah tidak memilih Esau. Dimana Paulus terus menekankan bahwa pemilihan Allah tidak dilihat dari perbuatan objek pilihan dan tidak tergantung Objek, tetapi pemilihan Allah itu. Didasarkan atas kasih Allah kepada pilihanya atau kepada objeknya. Alasanya pemelihan ini karena pemilihan Allah atas Israel tidak tergantung pada perbuatan manusia dan tidak tegantung pada mereka yang tidak taat hal itu tidak dapat meniadakan tujuan-tujuan Allah yang didasarkan atas pilihan Allah.[14]

C.    Ayat 14-18 Otoritas Allah Akan Pilihan-Nya

9:14 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Apakah Allah tidak adil? Mustahil! 9:15 Sebab Ia berfirman kepada Musa: "Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada siapa Aku mau bermurah hati." 9:16 Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. 9:17 Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: "Itulah sebabnya Aku membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi." 9:18 Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya.
Pada akhirnya Paulus, menggungkapkan dengan melihat semua itu, apakah yang hendak kita katakan kepada Allah apakah Allah tidak adil ? dengan tegas Paulus menyatakan Allah tetap adil  (Ayat 14) Allah tetap adil. Dalam bagian selanjutnya Paulus membuktikan bahwa pilihan Allah terutama tidak didasarkan pada sikap, tetapi pada kemurahan-Nya (band. ayat 16, 18). Seandainya semua diadili sesuai perbuatan, maka tidak ada yang layak dipilih (band. Roma 3:9-20, 23).[15]
Penegasan otoritas Allah, oleh Paulus kepada orang Yahudi dan non Yahudi di Roma. Dengan menggunakan orang-orang yang berpengaruh bagi orang Yahudi sendiri, dan orang yang di hormati oleh orang Yahudi dalam sejarah perjanjian lama. Dimana Allah berfirman tentang pilihan-Nya. Yang sekali lagi kami memaparkan bahwa pemilihan itu tidak bergantung dari perbuatan manusia dalam usahnaya mencapai sebuah perjanjian dengan Allah itu hanya dari Allah sendiri (Ayat 16).
Pada ayat 17 itu adalah sebuah perbandingan, yang Paulus ingin perlihatkan kepada orang Yahudi tentang kemurahan hati Allah dan murka Allah. Dimana Paulus mengankat 2 aktor yang sangat berpengaruh dalam sejarah Israel. Musa dan Firaun, dimana dua tokoh ini sama-sama seorang pembunuh, dengan perbedaan bahwa Musa hamba dan Firaun Raja. Bagaimana Allah memilih Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari jajahan Mesir, sedangkan Firaun dipilih untuk menyatakan kuasa Allah dengan kekerasan hatinya sendiri. Dimana peryatan tentang Firaun adalah seorang raja yang keras, bagaimana Allah membiarkan kekerasan itu hanya untuk menyatakan kemulianya.[16]  
Dimana kita bisa melihat bahwa, dalam hal ini Allah adalah adil dalam keputusanya yang tidak bisa diganggu gugat, oleh pemikiran dan pola manusia. Pada ayat 14 sampai 17 adalah bagian dari penekanan-penekanan Paulus akan kewibawan Allah. Dikarenakan pertanyan-pertanyan yang muncul dari keberadaan pemilihan Allah. Kita bisa melihat dari kata Paulus memperlihatkan  dari kata evndei,xwmai (endeiknumi) yang berarti demonstrate, show, showing, shown. verb subjunctive aorist middle 1 person singular. Paulus menjelaskan dengan tegas, bahwa Allah dengan nyata telah melakukan perbuatan kepada Firaun. Semua bangsa dan terkusus bangsa Yahudi melihat kekuasan dan perbuatan Allah yang maha besar.
            Pada bagian berikutnya kita bisa melihat 18 Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya. Pada Ayat 18 Paulus menujukan hak priogratif atau hak mutlak Allah, dari pertayan orang romawai tentang keadilan dan pilihan Allah. Dua bukti tentang pemilihan yang bersifat kasih dan murka Allah. Kita bisa melihat pada bagian yang pertama pemilihan Allah kepada Musa. LAI mengartikan dengan kata menaruh dengan kata dasar evleei eleeo {el-eh-eh'-o} bisa diartikan to experience mercy (untuk mengalami kemurahan) dengan kata kerja verb indicative present active 3rd person singular. Mengidifikasikan pemilihan Allah pada waktu itu dan sedang berlangsung secara aktif kepada orang pilihan, jelas bahwa tidak ada indikasi bahwa manusia ikut andil dalam meneuntukan pemilihan Allah. Bagian yang kedua dalam ayat 18 ini Paulus menjelaskan tentang pemilihan Firaun, LAI memakai kata ‘menegarkan’ dari kata dasar sklhru,nw skleruno to render obstinate, untuk memandang keras kepala. Kami memilih bagian ini menujukan bahwa pemilihan Allah kepada Firaun sama dengan pemilihan Musa. Tetapi disini kita juga bisa mengerti bahwa Allah melihat dan memandang, bagaimana Firaun adalah orang yang keras kepala. Yang tidak pernah mau berubah kita bisa melihat dalam sejarah keluarnya bangsa Israel (Keluaran 7-9).[17]
            Disini Paulus menegaskan keadilan Allah dalam pemilihan. Bahwa tidak ada faktor yang dapat membatasi Allah untuk menentukan pemilihan, tetapi Allah juga melihat bagaimana Allah menujukan murkanya kepada Firaun, bahwa ia memang tidak mau berubah sehingga Allah mengeraskan hati Firaun, dan menyatakan kuasa Allah memalui kekerasan hati Firaun. Hal inilah yang ingin ditegaskan kepada pendebat-pendebat Allah tentang keadilanya. Disini juga tercantum ajaran Paulus tentang predestinasi ganda, hanya ajaran itu. Bukanlah rumus terakhir dan terdalam mengenai cara Allah bertindak terhadap manusia.[18]
Ayat 19-21 Analogi Paulus tentang ciptaan
9:19 Sekarang kamu akan berkata kepadaku: "Jika demikian, apa lagi yang masih disalahkan-Nya? Sebab siapa yang menentang kehendak-Nya?" 9:20 Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?" 9:21 Apakah tukang periuk tidak mempunyai hak atas tanah liatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang biasa?
            Ayat 19 penegasan dari Paulus untuk kesesatan pikiran tentang keadilan dan pilihan Allah ? bagian yang kedua adalah pertanyan litorik dari Paulus kepada pola pemikiran mereka denagan kata ‘sebab siapa yang menantang mereka ?’ dari hal diatas Paulus ingin meruntuhkan, dasar pemikiran mereka tentang cara Allah yang salah.
Ayat 20 Secara logis, kelompok kami berpandangan bahwa analogi Paulus tentang pemilihan Allah, dengan menggunakan bejana tidak terlalu tepat bagi manusia, kami beralasan bahwa manusia adalah mahluk hidup yang bisa berpikir, tetapi kita jelas tahu bahwa bejana atau tanah liat adalah benda mati, yang tidak bisa memiliki kehendak untuk protes. Disinilah ketidak cocokan itu antara manusia dan tanah liat.[19] Tetapi Paulus menggunakan analogi dengan bejana ini, karena orang Yahudi mengerti bahwa tentang tanah liat telah diungkapkan oleh Nabi Yermia, karena ini adalah Firman Allah kepada nabi Yermia tentang pembuat bejana. Paulus ingin lebih membawa orang Yahudi untuk mengerti tentang benang merah rencana Allah, melalui sejarah dan tulisan-tulisan nabi dalam perjanjian Lama.
   Ayat 20 dan 21 ini Paulus ingin mengantisipasi pembaca terhadap padangan ketidak adilan Allah. Dengan kata-kata yang mengigatkan kepada sejarah Ayub, (Ayub 9:12, 40:2) Ia mempertanyakan Apakah kita pantas mengajukan pertanyan semacam itu, (Rom 9:20), kemudian ia kembali dengan mengutif perkatan Yesaya 29 : 16, 45:9. Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya mengapakah Engkau membentuk kami demikian (20-21).[20]
Dengan demikian Paulus ingin menjawab tentang keberatan-keberatan yang muncul tentang keadilan  Allah, agar mereka tahu bahwa apa yang dilakukan Allah, yang tidak kita jangkau bukan berarti ketidakadilan Allah, dalam menyatakan sebuah keadila-Nya. Dengan ini Paulus memberikan kisah sejarah Ayub agar mereka mengerti tentang cara Allah bagi umatNya.

D.    Ayat 22-29 Kehendak dan Pilihan Allah

9:22 Jadi, kalau untuk menunjukkan murka-Nya dan menyatakan kuasa-Nya, Allah menaruh kesabaran yang besar terhadap benda-benda kemurkaan-Nya, yang telah disiapkan untuk kebinasaan 9:23 justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya atas benda-benda belas kasihan-Nya yang telah dipersiapkan-Nya untuk kemuliaan, 9:24 yaitu kita, yang telah dipanggil-Nya bukan hanya dari antara orang Yahudi, tetapi juga dari antara bangsa-bangsa lain, 9:25 seperti yang difirmankan-Nya juga dalam kitab nabi Hosea: "Yang bukan umat-Ku akan Kusebut: umat-Ku dan yang bukan kekasih: kekasih." 9:26 Dan di tempat, di mana akan dikatakan kepada mereka: "Kamu ini bukanlah umat-Ku," di sana akan dikatakan kepada mereka: "Anak-anak Allah yang hidup." 9:27 Dan Yesaya berseru tentang Israel: "Sekalipun jumlah anak Israel seperti pasir di laut, namun hanya sisanya akan diselamatkan. 9:28 Sebab apa yang telah difirmankan-Nya, akan dilakukan Tuhan di atas bumi, sempurna dan segera." 9:29 Dan seperti yang dikatakan Yesaya sebelumnya: "Seandainya Tuhan semesta alam tidak meninggalkan pada kita keturunan, kita sudah menjadi seperti Sodom dan sama seperti Gomora."
            Ungkapan yang diutarakan pada bagian ayat 22-29 ini adalah bagian apoleget Paulus dalam mempertahankan tentang pemilihan Allah. Pada bagian ini Paulus lebih menekankan tentang hak dan kuasa Allah, bagi manusia. Paulus dengan tegas dalam suratnya tentang hak preogatif Allah bagi manusia. Bahkan Paulus tidak memberikan hak sedikitpun kepada mereka (orang yang menerima surat dan menentang) tentang hak Allah. Bahkan Paulus karena kasih kita ada, coba jika Allah tidak mengasihi, maka kita seperti sodom dan gomora yang dibinasakan tanpa sisa kehidupan.
            Kita bisa melihat perkatan Paulus  pada (ayat 22) kesabaran’ menggunakan kata makroqumi,a (makrothumia) Meaning: menggunakan dengan bentuk noun dative (Keterangan) feminine singular yang dapat diartikan patience, steadfastness, endurance, kesabaran, ketabahan, daya tahan, jika kita simpulkan dari analisa teks ini, maka kita tahu bahwa Paulus ingin menerangkan tentang kesabaran Allah. Kepada orang-orang yang dimurakai Allah. Kenapa dikatakan sabar. Jelaslah bahwa Allah ! yang diungkapkan Paulus adalah Allah yang kasih. Seperti penjelasan dari ayat-ayat sebelumya tentang kehidupan Firaun dimana Allah tidak langsung memberikan satu hukuman kepada Firaun. Tetapi Allah tetap memberikan kesabaranya untuk Firaun kembali, tetapi Firaun tetep mengeraskan hati, maka Allah murka kepadanya, bukan hanya menerangkan tentang kesabaran kepada Firaun tetapi juga menjelaskan secara jamak yang ditujukan. Kepada orang-orang pilihan yang juga memberontak kepada Allah, dengan pemberontakan mereka maka Allah akan menujukan kasih kepada orang-orang yang telah dipilihnya.
            Ayat 23 adalah peryatan dari kesabaran Allah kepada orang-orang yang seharusnya cepat menerima murka Allah. Dikatakan “justru untuk menyatakan kekayaan kemuliaan-Nya’ Kesabaranya Allah kepada orang-orang yang melawan Dia, semua itu hanya untuk menyatakan kekuasan dan kekayan akan kuasa-kuasa dan kasih Allah yang besar bagi orang pilihan. Damana orang-orang pilihan Allah dapat melihat betapa Allahnya umat pilihan adalah Allah yang besar dan berkuasa. Paulus pada akhirnya memberikan titik berat akan jawabanya, kepada kekuasan Allah kepada umat pilihan.
            Hal ini ditegaskan oleh Paulus, agar mereka tahu tentang tujuan akhir dari sebuah kesabaran Allah. Bagi benda-benda kesayanganya dan benda-benda kemurkanya, tetapi kita juga harus melihat bagaimana kesabaran Allah itu, harus lebih dahulu menyatakan jahatnya dosanya dan pembrontakan Israel. Dalam hal ini menjelaskan bagaimana kita tahu bahwa kesabaran Allah terlihat ketika ciptanya memberontak tetapi ia tetap mengasihi, sehingga kemulian dan ke agungnya terlihat oleh manusia.[21]
Bahkan kata pemilihan dan murka Allah bukan berarti Allah Murka dan membinasakan karena dari dirinya, tetapi kita juga harus tahu bagaimana Allah tidak memilih dan tidak menakdirkan manusia untuk kemurkan dan kebinasan, dan maut. Tetapi manusia itu sendiri yang memilih kemurkanya sendiri dan bukan belas kasihan, murka dan mautlah yang menimpa mereka, karena mereka menolak satu-satunya jalan kemurahan dan kehiduapan.[22]
            Pada Ayat 24 Paulus melanjutkan tentang peryatan kekuasan Allah yang ditujukan kepada orang-orang pilihan. Dengan menjelaskan siapa itu orang pilihan atau orang yang di panggil. “Paulus menegaskan dengan kata bukan hanya orang Yahudi  tetapi dari bangsa-bangsa lain. penjelasan secara jamak yang tentang panggilan ini. Menitik beratkan kepada penerima surat di Roma bukan orang Yahudi saja, agar mereka mengerti tentang keistimewan mereka dalam pemilihan Allah.[23]
            Bahkan juga Paulus menekankan tentang keistimewan panggilan mereka, dalam (ayat 25-26) dengan meggutif tulisan nabi Hosea tentang pemilihan diluar Israel (Hosea 1:10,).  Dimana dijelaskan bahwa Allah akan memilih bangsa-bangsa lain menjadi orang-orang pilihanya, denagan menjadikan mereaka umat-umat Allah. Itulah bentuk penegguhan Paulus akan keistimawan panggilan orang-orang bukan Yahudi. Hal ini juga dapat dikatakan tentang pemulihan akan umat pilihan dimana Allah memperbaharui pilihanya.[24] 
Di dalam penegasan  selanjutnya dimana Paulus, mengutarakan kembali bagaimana pemilihan Allah yang beralih kepada bangsa-bangsa lain. dikarenakan kedegilan umat pilihan. Hal ini ditegaskan oleh Paulus dengan mengutif  (Yesaya 10:22-23). Dikatakan “hanya sisanya yang diselamatkan, hal ini menujuk kepada umat pilihan yang mau meresponi tentang panggilan dan pemilihan Allah bagi dirinya.
Ditegaskan kembali oleh Paulus tentang semua firman Allah (Ayat 28) bahwa semua firman Allah akan digenapi  kita bisa melihat LAI memakai kata dilakukan. Dalam terjemahan aslinya memakai kata( sunteleo)  sunte,mnwn verb participle present active nominative masculine singular diartikan cut short, shorten, limityang diperpendek, memendekkan, membatasi’ dimana firman Allah akan digenapi sesegera mugkin setiap apa yang difirmankan. Dimana hal itu menujukan kata kerja aktif. Menujuk kepada suatu pekerjaan yang sekarang dilakukan oleh Allah.
Pada akhir penjelasan Paulus, di (Ayat 29) Paulus menekankan kembali tentang kasih Allah kepada orang Yahudi hal ini terlihat dari kutipan Paulus ‘"Seandainya Tuhan semesta alam tidak meninggalkan pada kita keturunan, (Yesaya 1:9) menujukan tentang kebangsan yang sama dengan pengutif kalimat baik Paulus dan Yesaya. Bahwa kasih karunia Allah tentang pilihan kepada umat Yahudi yang meresponi panggilanNya. Paulus mencoba merifiyou kembali tentang cerita murka Allah terhadap sodom dan Gomara yang diungkapkan oleh Yesaya. (Kejadian 19:28) dimana semua hal musnah tidak ada yang tersisa. Dimana penduduk asli sodom dan Gomora musnah tidak ada yang hidup untuk melanjutkan keturunan dari penduduk itu.[25]
Tetapi tidak dengan bangsa Yahudi dimana Allah tetap memberikan kepada umat pilihan kesempatan-kesempatan akan janji dan pemenuhan atas pilihan Allah kepada mereka. Dimana kesempatan itu diberikan kepada umat Allah yang mau meresponi pilihan Allah, itu sendiri. Kita bisa melihat bagaimana Paulus sangat detil memberikan penjelasan-penjelasan kepada pembaca surat Roma akan keberatan-keberatan mereka atas pilihan Allah kepada umatnya.

BAB IV

KESIMPULAN

            Dari semua yang telah kelompok paparkan, maka kami mengambil satu kesimpulan bahwa, Rasul Paulus berusaha menjelaskan akan pemilihan Allah atas mereka dimana Allah memilih keturunan mereka untuk melahirkan Sang Mesias yang akan menebus semua dosa manusia atau dengan kata lain Paulus memberikan penjelasan tentang benang merah dari arti janji yang sesungguhnya dimana Paulus ingin agar kaum Yahudi yang ada di Roma menjadari tentang keberadan mereka, bahwa mereka telah dilahirkan dari keturunan Ishak  bahkan Paulus juga menjelaskan dan menegaskan kepada mereka bahwa keselamatan bukan didapat atau diperoleh kerena usaha kita tetapi itu semua hanya didapat melalui kematian Yesus Kristus yang telah mati itu. Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya dan Ia telah menggenapi-Nya dengan kedatangan Mesias yang akan membawa orang-orang yang telah dipilih-Nya untuk datang kepada Allah.
            Pada akhir katanya, Ia menegaskan sekali lagi bahwa karena Kasih Allah yang sangat besar itu kepada manusia atau umat-Nya maka Ia relah memberikan Anak-Nya yang Tunggal untuk menebusa dosa kita semua umat manusia dan bagi mereka yang percaya kepada-Nya akan diselamatkan.

Makna Teologis

                Makna teologis dari hal ini adalah ketika kita percaya kepada Yesus Kristus yang telah mati diatas kayu salib maka kita diselamatkan dan bukan karena perbuatan baik kita atau kehebatan kita tetapi semuanya itu hanya karena kasih Allah semata-mata bagi kita. Jadi, jangan pernah kita berbangga hati atas diri kita tetapi kita harus bangga memiliki Allah yang sangat luar biasa mengasihi kita dan Ia mau menyelamatkan kita dari hukuman maut.





 

DAFTAR PUSTAKA

Barclay William,
            1986                Pemahaman Alkitan Setiap Hari,  Jakarta : Gunung Mulia.
Barclay William,
            2003                Surat  Roma pemahaman Alkitab Sehari-hari, Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Brauch T.Mafred,
            2003                Ucapan Paulus Yang Sulit, Malang : Seminari Alkitab Asia Tengara.
Carlson G. Raymond,
            1978                Surat Roma, Malang : Gandum Mas.
End Den Th. Van,
            1995                Tafsiran Surat Roma Jakarta : BPK Gunung Mulia.
Hagelberg Dave,
            2000                Tafsiran Roma dari bahasa Yunani, Bandung : Yayasan Kalam hidup.
Linde Der S. Van,
            1966                Tafsiran Roma, Bogor: Badan penerbit Kristen.
Jaffray R. A,
            1964                Tafsiran Surat Roma, Makasar : Kalam Hidup.
Marjan Muhamad Majdi,
            1990                Isa Manusia apa Bukan, Jakarta : Gema Insani Preess.
Raymond Carlson,
            1978                Surat Roma, Malang : Gandum Mas.
Tasmara K. H. Toto,
            2010                Yahudi Mengapa Mereka Berprestasi Jakarta : Publising Sinergi.
Tuluan Ola, Introduksi PB,
            1999                Batu; Departemen Literatur YPPII.
Wiersbe W.Warren,
            1996                Benar di dalam Kristus Bandung : Yayasan Kalam Hidup.





          [1] Ola Tuluan, Introduksi PB, (Batu; Departemen Literatur YPPII, 1999), 125.
         [2] Barclay William, Pemahaman Alkitan Setiap Hari,  (Jakarta : Gunung Mulia, 1986 ), 181
         [3] Ibid…, 181-182
         [4] Carlson Raymond, Surat Roma, (Malang : Gandum Mas, 1978), 85
         [5] Barclay William, Pemahaman Alkitab Setiap Hari…, 187
         [6] Th. Van Den End, Tafsiran Surat Roma (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1995)Hal. 416
         [7] R. A. Jaffray, Tafsiran Surat Roma, (Makasar : Kalam Hidup, 1964)Hal.118
         [8] Muhamad Majdi Marjan, Isa Manusia apa Bukan, (Jakarta : Gema Insani Preess, 1990)Hal. 102
         [9] K. H. Toto Tasmara, Yahudi Mengapa Mereka Berprestasi, (Jakarta : Publising Sinergi, 2010)Hal. 111
         [10] Th. Van Den End.... 425
         [11] Tetapi Van menggungkapkan dalam bahasa Yunani oukh hoion hoti kurang lajim, karena merupakan gabungan dua ungkapan (oukh hoion dan oukh hoti) yang dua-duanya berarti : ‘bukanya’ ‘ukan seolah-olah’. Kita dapat menertejemahkan ‘apa yang tadi aku katakan’ mengenai kesedihanku demi sodar-sodaraku orang Yahudi tidak boleh ditafsirkan seakan-akan firman Allah telah gagal, maka terjemahan LAI, “tidak mugkin” kurang tepat lebih tepat IKG ‘bukanya seolah-olah firman Allah sudah gagal Th. Van Den End 425)  .  

         [12] Th. Van Den End.....428
         [13] William Barclay, Surat  Roma pemahaman Alkitab Sehari-hari, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2003)Hal. 193
         [14] Warren W. Wiersbe, Benar di dalam Kristus (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 1996)Hal. 102
         [15] Warren W. Wiersbe.....102
         [16] Th. Van Den End.....445
         [17] G. Raymond Carlson, Surat Roma, (Malang : Gandum Mas, 1978)Hal. 88
         [18] Th. Van Den End....449
         [19] Warren W. Wiersbe....104-105
         [20] Mafred T. Brauch, Ucapan Paulus Yang Sulit, (Malang : Seminari Alkitab Asia Tengara,2003)Hal. 34
         [21] Dave Hagelberg, Tafsiran Roma dari bahasa Yunani, (Bandung : Yayasan Kalam hidup, 2000)Hal. 191
         [22] G. Raymond Carlson, Surat Roma, (Malang : Gandum Mas, 1978)Hal. 90
         [23] Ibid...192
         [24] Ibid..192
         [25] S. Van Der linde, Tafsiran Roma, (Bogor, Badan penerbit Kristen, 1966) Hal. 98

0 komentar:

Posting Komentar