Kamis, 16 Mei 2013

EKSPOSISI MATIUS 23 :13-39

PENDAHULUAN
Injil Matius adalah injil yang merupakan wahyu Allah kepada manusia untuk menyatakan dirin-Nya. Injil matius adalah injil yang narasi pada umumnya lebih ringkas, dan memiliki struktur yang baik. Injil Matius selain rujukan kepada perjanjian lama yakni juga mengutip Perjanjian Lama Ibarani yang semuanya didahului oleh rumusan “ dengan demikianlah genaplah Firman “ perhatian penulis juga kepada keyahudian tampak dari berbagai hal. Injilnya kerap mencerminkan cara pandang Yahudi Kristen yang lebih ketat, satu titik tidak akan ditiadakan dari hukum Musa (23:2 dst). Yesus memerintahkan penggenapan-penggenapan perintah Allah (19:17 dst ; 23:23) Pajak bait Allah dibayar ( Mat 17:24dst), para murid diharapkan berpuasa, memelihara sabat dan memberikan persembahan dalam tradisi yahudi (6:16 dst; 24:20; 5:23 dst).[1]
Injil Matius adalah injil yang pertama menurut Tradisi, dianggap tulisan Matius Lewi seorang pemungut cukai yang dipanggil yesus menjadi salah seorang dari keduabelas murid-Nya, ( Mat 9:9-13; 10:3).[2]
Dari keempat Injil hanya Matius yang mencatat khusus tentang Gereja hanya disini kata Ekklesia keluar dari mulut Yesus (Mat 16:18; 18:17 dst)[3] dibandingkan dengan Injil lain, Matius memiliki susunan yang lebih teliti dan hal ini menjelaskan mengapa Injil Matius lebih banyak dipakai jemaat mula-mula dan hal ini menunjukkan pemikiran penulisnya begitu tertata.[4]
Penulis menulis sabda-sabda Yesus dalam bahasa Aram namun Injil Matius yang kita miliki ditulis dalam bahsa Yunani.  Dalam Matius 24:15 disebutkan tentang kejatuhan Yerusalem, namun dalm bentuk nubuatan, hal ini menunjukkan bahwa Injil Matius ditulis sebelum tahun 70 AD, namun ada penafsir yang menyatakan bahwa Injil Matius ditulis tahun 60-65 AD.[5]
BAB I
ANALISA KONTEKS

A.    Konteks Sebelumnya (Sebelum Mat 23:29-36)
            Konteks sebelumnya (Mat 22:41-46)  menceritakan tentang pertanyaan balik dari Yesus tentang Mesias. Pada dasarnya pertanyaan ini sama dengan pertanyaan yang diajukan dulunya kepada keduabelas murid (Mat.16:15). Para ahli taurat mengajarkan bahwa Mesias adalah keturuna Daud ( Markus 12:35). Yesus menunjukkan bahwa pengertian mereka tentang nas dalam Mazmur 110 yang oleh orang Yahudi ditafsirkan sebagai berkaitan dengan Mesias. Dalm Mazmur, Daud menyebut Mesias sebagai Tuanku (Adonai), jadi orang-orang Yahudi yang mengaku bahwa Yesus adalah keturunan Daud diperhadapkan dengan Mazmur ini dimana Daud menyebut keturunannnya sebagai “Tuan” dan atasannya. Mazmur ini diberikan oleh pimpinan Roh (Roh Kudus ) Markus 12:36.[6]
        Selain itu ayat 15-46 juga menekankan tentang bagaimana pertanyaan-pertanyaan yang menguji orang-orang Farisi yang hendak bersekongkol hendak membunuh Tuhan Yesus (Markus 12: 13-44).[7] Orang Farisi yang dimaksudkan dalam nas ini ialah orang yang disebut Khasidim pada abab 2 SM yaitu orang-orang yang dikasihi  Allah, dan orang –orang ini adalah orang-orang yang berusaha mendalami naskah dan ajaran Hukum Taurat sampai kepada hal-hal yang sekecil-kecilnya.[8]
        Dalam nas ini juga dikatakan bahwa yesus sedang bertanya jawab dengan orang Farisi tentang siapakah Mesias itu ( Mat 22:42) dan orang Farisi menjawab bahwa Ia adalah anak Daud , namun dalam pertanyaan selanjutnya, sesus mengajukan pertanyaan lagi namun tidak ada satupun yang menjawabnya (Mat. 22:46), Yesus mengatakan bahwa jika Daud menyebut Mesias sebagai Tuannya (Adonai), bagaimana mungkin ia anaknya pula (Matius 22:45), dan selanjutnya Yesus melanjutkan perkatannya kepada orang banyak dan murid-murid-Nya tentang bagaimana kelakuan dan sifat-sifat Ahli-Ahli taurat dan Orang-Orang Farisi itu.
B.     Konteks Sesudahnya ( Sesudah Mat 23:29-36).             
 Konteks sesudah Matius 22:29-36 menceritakan tentang keluhan terhadap Yerusalem (23:37-39; Luk 13:34-35). Dalam pasal 38-39 Tuhan Yesus sedang menubuatkan kehancuran kota itu. Ayat 39 menyinggung tentang kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan-Nya untuk menghakimi.[9]
            Nubuatan yang di tujukan kepada Kota Yerusalem yaitu salah satu kota termasyur di dunia dan berdiri sejak millennium 3 sM, dan kota ini disebut kota yang kudus (Yesaya 52:1), dalam ungkapan ibrani disebut Ir haq- qodesy yang harafianya disebut kota suci dan alasannya disebut kota suci karena disitu terdapat bait suci yang megah.[10]
           Tuhan Yesus berkata dalam pasal 22:37, bahwa Yerusalem adalah kota dimana terdapat kejadian banyak nabi-nabi dibunuh dan orang-orang yang diutus Tuhan kepada Yerusalem dilempari batu. Kota Yerusalem mengandung arti teologis bahwa kota yang tempat ketidaksetiaan dan pendurhakaan Yahudi yang membangkitkan amarah Illahi dan hukuman, selain itu juga disebut sebagi tempat muliah  Allah dan hadirat-Nya, perlindungan dan kemuliaan-Nya.[11]
            Yesus pernah mengungkapkan perasaan-Nya yang sama sebelumnya (Lukas 13:34,35; 19:11-44). Ayat 37 dikatakan bahwa Engkau membunuh nabi-nabi , dan hal ini masih berhubungan dengan ayat 34 sebelumnya. Kemudian rumah didalam ayat 38 dapat ditafsirkan kepada suatu kota, bangsa dan bait Suci dan hal ini menunjuk kepada Yerusalem dan juga menunjuk kepada bait suci di Yerusalem saat Yesus meninggalkan tempat itu untuk terahir kalinya(Mat 24:1).[12]
            Dalam pasal sesudah pasal 22 ini Yerusalem masih menjadi topic yang dibicarakan karena masih berhubungan dengan topic dimana orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat dikecam oleh Tuhan Yesus, karena Yerusalem adalah kota dimana tempat terjadinya banyak nabi dan utusan Tuhan yang disiksa dan dibunuh oleh orang-orang yahudi yang merupakan nenek moyang dari para ahli taurat dan orang Farisi dan ahli-ahli Taurat.

BAB III

PEMBAHASAN

Eksposisi Matius 22: 29-36
1.      Ayat 29
“ Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh”
Ayat  29-36 merupakan bagian yang tidaklah lepas dari ayat 1-28 dan merupakan bagian yang masih berkesinambungan yang membahas tentang kecaman Tuhan Yesus terhadap ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Sebagian dari khotbah ini sudah dipakai sebelumnya dalam (Luk 11:39 dst), tetapi dalam pasal 22 ini Ia mengutarakan kecaman-Nya di Bait Allah di Yerusalem.
Ayat 29 diawali dengan kata celakalah yang dalam bahsa Yunani Ouvai. (Ouai) yang diartikan celakalah; kecelakaan, dan hal ini  merupakan kata seru yang menunjukkan rasa sakit atau ketidaksenangan.[13] Kata celakalah  ini diulang dalam pasal 22 ini sebanyak delapan kali, dan kata celakalah dalam PB terdapat empat puluh enam kali dan hal ini merupakan hal yang sangat serius ditekankan karena penggunaaan kata ini diulang-ulang digunakan.
 Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus sedang mengecam orang-orang Farisi dan Ahli-ahli taurat dalam keadaan yang tidak senang, atau tidak merasa senang dan merasa sakit melihat perbuatan dari para ahli-ahli Taurat dan orang Farisi ini karena mereka mengajarkan sesuatu sedangkan mereka sendiri tidak melakukannnya ( Mat. 23:3 ), dan bahkan mereka melakukan semuanya itu dengan maksud dan tujuan yang terselubung dan Yesus memaparkaannya dalam (23:3-7).
     Ahli taurat dalam terjemahan Yunani yaitu orang berilmu; ahli taurat; panitera kota. Jelaslah bahwa dari ayat 29 ini Yesus mengecam mereka dengan rasa yang sakit dan rasa yang tidak senang dengan kata celakalah, karena nama dan jabatan mereka tidak sesuai dengan apa yang mereka lakukan, bahkan dalam kecaman-Nya Yesus juga mengatakan kata munafik, yaitu orang munafik yang diterjemahkan dalam bahasa Yunani yaitu u`pokritai, (hupokretai,hupokrites) noun, vocative, maskulin, plural, yaitu kata benda bentuk penyeru, maskulin tunggal  yaitu orang yang  suka berpura-pura dan menunjuk kepada mereka semua, yaitu orang-orang Farisi.[14] Jadi dalam nas ini berisikan juga  kata yang ditujukan kepada orang farisi yaitu tentang sifat dari mereka yang suka berpura-pura dan kata ini diutarakan oleh Yesus kepada mereka. Kata munafik juga disebutkan pada ayat sebelumya yaitu pada ayat 27 disitu sangat jelas yesus mengatakan bahwa mereka itu munafik, dan diumpamakan seperti kuburan yang dilabur putih yang sebelah luarnya tampak bersih tetapi sebelah dalamnya penuh  dengan tulang belulang dan kotoran, dan dari hal inilah yang menjelaskan tentang kemunafikan dari Ahli-Ahli Taurat ini karena kelihatan dari setiap perbuatan mereka yang dilihat orang dari luar  , kelihatannya benar tetapi didalm hati mereka penuh dengan kemunafikan dan kedurjanaan. Dan bukan hanya dari ayat 27 tetapi ungkapan dari kata munafik ini disebut sebanyak tujuh kali, dan hal ini menggambarkan bahwa Tuhan Yesus  memaparkan kelakuan dari para ahli-ahli Taurat dan orang Farisi ini yang memiliki sifat munafik yang digambarkan Yesus dari beberapa perumpamaan, dan jelaslkah bahwa yang ingin ditekankan dalm hal ini yaitu sifat mereka itu yang berpura-pura, yang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan dan apa yang mereka lakukan.
Kemunafikan dari sifat-sifat perbuatan ahi-ahli Taurat juga terlihat bagaimana Tuhan Yesus mengatakan bahwa mereka mengunjungi kubur-kubur para martir dan membangun tugu-tugu mereka dan mengklaim bahwa seandainya mereka hidup pada saman dahulu mereka pasti tidak membunuh para nabi dan dan umat Allah namun itulah yang justru ingin mereka lakukan  dan ingin mereka perbuat.[15]
2.      Ayat 30-33
dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.”
            Dalam pasal ini, diawali kata dan yang dalam bahasa Yunani  kai. (Kai) yaitu conjunction artinya dan; juga; bahkan;, yang merupakan kata penghubung[16], yang menunjukkan adanya kesinambungan dari ayat 29. Pasal 30-31 ini menjelaskan tentang perbuatan dan sifat yang dilakukan oleh orang-orang Farisi yakni mereka memiliki watak yang sama dengan nenek moyang mereka dengan membangun dan memperindah kuburan dari para nabi yang terbunuh, mereka mengira mereka dapat mengingkari pembunuhan tersebut, namun Yesus mengatakan bahwa tindakan mereka itu justru membuktikan yang sebaliknya karena dengan membangun kuburan mereka sekadar melengkapi apa yang telah dimulai oleh para orang tua (rohani maupun kebangsaan mereka) dan renbcana mereka untuk membunuh Tuhan Yesus ( 21:46; 22:15; Yoh 11:47-53) membuktikan bahwa mereka adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.[17]
3.      Ayat 32-33
Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?          
            Selanjutnya dalam ayat  32 dikatakan jadi penuhilah takaran nenek moyangmu, dan ayat ini jika kata penuhilah diartikan dalam bahasa Yunani plhrw,sate (Plerhosate) merupakan kata kerja imperative, aorist  orang ke2 jamak, yang menunjukkan kata perintah tentang suatu pekerjaan yang telah selesai dilakukan,jadi perintah ini menunjuk kepada kalian yaitu orang orang farisi untuk memenuhi takaran yaitu dalam bahasa ingris dikatakan measure yaitu ukuran yang sudah ditentukan bagi nenek moyang mereka untuk mereka harus lakukan. Perintah ini menunjukkan perintah untuk perbuatan  sekali  telah dilakukan namun berlaku sampai saat ini dan  seterusnya, yaitu harus memenuhi.[18] Jadi ini merupakan kelanjutan dari kecaman Tuhan Yesus agar para Ahli Taurat memenuhi ukuran yang telah ditentukan yakni melakukan tugas mereka sesuai dengan jabatan mereka yakni seperti yang telah dilakukan dan hal ini sama halnya dengan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka yakni perbuatan mereka tidak sesuai dengan yang diajarkan.
            Ayat 33 ini Tuhan Yesus kembali mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi dengan mengatakan “ hai kamu ular-ular”, “hai kamu keturunan ular beludak”. Dalam buku The New American Commentary Mathew, diterjemahkan dengan kata “you snakes  yang berarti hai kamu para ular, dan kemudian dikatakan lagi “ You Brood of Vipers” yang berarti kamu sejenis ular beludak yaitu sejenis ular berbisa, mengeram,memikir-mikir,ulsr berbisa, jahat.[19] Dalam terjemahan bahasa Yunani diterjemahkan dengan kata evcidnw/n( (Ekhidna) yang berarti ular, kamu ular berbisa dan menunjuk kepada orang yang jahat dan dipandang hina.[20] Ular pada bagian ini bisa juga menunjuk kepada binatang yang merupakan binatang yang paling cerdik dari segala jenis binatang yang diciptakan Tuhan (Kej. 3:1). Jadi pada bagian ini Yesus mengecam orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat dengan sebutan ular yakni mengacu kepada kelicikan dari sifat mereka, dan juga merupakan orang yang jahatdan dipandang hina.
4.      Ayat 34-36
Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?
Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota,
supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah.
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!"
            Pada ayat 34-36 dikatakan bahwa “Aku mengutus kepadamu nabi-nabi” dan hal ini juga dinyatakan sama dalm Lukas 11:4 mengaitkan pengutusan ini dengan “hikmat Allah” dsehingga dengan demikian Yesus selaku penjelmaan sempurna dari hikmat Allah, mengklaim gelar ini untuk diri-Nya (I Kor 1:24).[21]
            Nabi-nabi disini diterjemahkan dalam bahasa yunani  profh,taj (Prothetes), noun accusative masculine plural common yaitu kata benda yang bersifat menuduh, jamak maskulin, yaitu nabi ;para nabi. Istilah yang secara khusus disesuaikan dengan para pendengarnya, orang-orang yang bijaksana.[22] Dalam Niv Study Bible nabi-nabi dikatakan disitu “teachers” yaitu para pengajar atau para guru.[23] Jadi, perkataan Tuhan yesus kepada mereka bahwa setiap para pengajar, para guru , orang-orang bijaksana, dan ahli Taurat sebagian dari pada mereka, disiksa, dibunuh bahkan disalibkan. Dan perkataan Tuhan Yesus ini menunjukkan suatutuduhan kepada mereka yang mendengarkan saat itu, yakni Ahli-Ahli Taurat.
Istilah yang secara khusus disesuaikan dengan para pendengarnya yang dalm hal itu adalah para ahli Taurat dsn orsng-orsng Farisi. Dalam penaganiayaan yang dinubuatkan ini akan menjadi cawan kesalahan orang Yahudi sehingga permusuhan Illahi akan menimpa angkatan ini. Kata angkatan ini memiliki arti dalam bahasa Yunani yaitu genea.n “Genea” yaitu keluarga, keturunan atau generasi.[24] Jadi dalam hal ini Yesus menyampaikan bahwa nubuatan yang akan terjadi akan menimpa keturunan, keluarga, atau generasi dari akibat permusuhan dengan Illahi, yang dalam hal ini mengacu kepada para ahli taurat, orang Farisi sebagai generasi atau penerus.
Pada ayat yang ke-35 menceritakan  tentang bagiman Habel orang  benar itu sampai kepada Zakaria meliputi semua pembunuhan yang tercatatdalm Perjanjian Lama, sejak kitab pertama (Kej 4:8) hingga kitab terahir dalam kanon Ibrani (II Tawarik 24:20-22), kegagalan orang-orang  Farisi ini belajar dari sejarah dan bertobat dari kejahatan mereka sama seperti nenek moyang mereka.[25] Jadi dari hal ini dapt disimpulkan bahwa pembunuhan Habel adalah yang pertama dalam kisah Alkitab  dan pembunuhan Zakaria adalah yang terakir. Sejak awal sampai akhir sejarah Israel adalah penolakan dan dan seringkali pembantaian terhadap utusan-utusan Allah.
BAB III
PENUTUP
                         Dari pembahasan dalam Matius 22: 29-36 ini merupakan suatu kecaman yang dilakukan oleh Tuhan Yesus kepada ahli-ahli taurat dan orang- orang Farisi, karena Tuhan yesus menjelaskan tentang bagaiman kelakuan dari mereka itu yakni sifat kemunafikan yang mereka lakukan, seperti melakukan suatu perbuatan baik didepan orang banyak namun dalam hatinya penuh dengan kemunafikan, bahkan mereka melkukan semuany itu untuk dilihat oleh orang banyak, dan tidak hanya itu bahwa mereka itu memiliki sifat yang sama dengan nenek moyang mereka yaitu sifat pembunuh nabi-nabi dan utusan Tuhan, hal ini terletak dari rencana dan bersekongkol untuk  ingin membunuh Tuhan Yesus (Markus 12:13). Dari sifat sifat inilah yang membuat Tuhan Yesus mengecam mereka dengan suatu tindakan yang dilakuan Tuhan Yesus dengan rasa yang tidak senang karena melihat tingkah dan perbuatan mereka yang tidak sesuai dengan apa yang mereka ajarkan.
                       Dari pembahasan dalam Matius 22:29-36 ini juga membahas bagaimana orang Farisi dan ahli-ahli Taurat memiliki sifat yang licik yang digambarkan dalam kecaman Tuhan Yesus dengan sebutan ular, dan hal ini disebutkan kata ular yakni binatang ciptaan Tuhan didarat yang paling cerdik (Kej 3:1), sehingga dapat juga dikatakan bahwa orang Farisi ini memiliki sifat yang sama dengan ular yakni licik. Selain itu juga dibahas tentang bagaimana kelakuan orang farisi yang mengajarkan kebenaran sementara mereka melangar dan bahkan mereka melakukan semuanya itu karena mereka ingin mencari nama dan ingin dipuji.
                       Dari keseluruhan pembahasan ini, yang menjadi aplikasi bahwa Tuhan menentang orang yang munafik, atau orang yang suka berpura-pura, dan juga menentang orang yang memilki sifat pembunuh, dan bahkan licik, dan hal ini juga sangat memberkati saya secara khusus, dalam mengikuti Tuhan bahwa sebagai seorang hamba Tuhan hendaknya memberikan pengajaran kepada orang sesuai dengan tindakan kita sendiri, dan bukan karena kita ingin dilihat oleh orang lain ataupun karena ada maksud terselubung, melinkan kita harus memilki pengajaran yang benar yang disertai dengan tindakan yang benar pula dan maksud yang benar.

KEPUSTAKAAN

Barclay,William,
2008                            Memahami Alkitab Setiap Hari, Injil Matius, Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Blomberg, Craig E,
1992                            The New American Commentary Mathew, Nashville: Broadman Press.
Burdik, Donald John Stek & Wessel, Walter Ronald Youngblood,
1955                            NIV Study Bible,U.S.A : Zon Dervan.
Charles F. Pfeiffer, Everet F. Harrison,
2008                            The Wycliffe Bible Commentary Vol.3, Jawa Timur: Gandum Mas.
Dra. Yap Wey Fong,
2004                            Hanbook To The Bible, Bandung : Kalam Hidup.
D. Douglas,
2008                            Ensiklopedi Alkitab Jilid I,Jakarta: yayasan Komunikasi Bina Kasih.
Guthrie, Donald,
2011                            Pengantar Perjanjian Baru Vol I,Surabaya: Momentum .
Tenney Merril,
1992                            Survey Perjanjian Baru, Malang : Gandum Mas.
Tulluan Ola,
1999                            Introduksi Perjanjian Baru, Malang : Literatur YPPII.
 

[1] Donald Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru Vol I, ( Surabaya: Momentum 2011), 13-14,
[2] Tenney Merril, Survey Perjanjian Baru, (Malang : Gandum Mas 1992), 183
[3] Donald Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru Vol I,…15

[4] Donald Guthrie, Pengantar Perjanjian Baru Vol I,…. 23
[5]Ola Tulluan, Introduksi Perjanjian Baru, ( Malang : Literatur YPPII, 1999), 35 
[6]  Charles F. Pfeiffer, Everet F. Harrison, The Wycliffe Bible Commentary Vol.3, (Jawa Timur: Gandum Mas, 2008), 101
[7] Dra. Yap Wey Fong, Hanbook To The Bible, ( Bandung : Kalam Hidup, 2004), 548
[8]D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Jilid I, (Jakarta: yayasan Komunikasi bina Kasih, 2008), 299
         [9] Dra, Yap Wey Fong, Handbook To The Bible, …549  
         [10]D. Douglas,  Ensiklopedi jilid II, (Jakarta : Yayasan Karya Bina Kasih ,… 571
         [11]D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini  jilid II,…. 576
         [12]    Charles F. Pfeiffer, Everet F. Harrison, The Wicliffe Bible Commentary Vol 3,…104
         [13] Hasan Susanto, PB Interlinear Yunani-Indonesia Jilid  I &II, (Jakarta: LAI 2010), 1354 &586 
         [14]  Hasan Susanto, PB Interlinear Yunani-Indonesia Jilid  I &II,…173&175
         [15] William Barclay, Memahami Alkitab Setiap Hari, Injil Matius, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
         [16] Hasan Susanto, Interliner Yunani-Indonesia & Konkoordansi ,…136&648
          [17] Charles F. Pfeiffer & Everret F. Harrison, The Wicliffe Bible Commentary,…104
         [18]  Hasan Susanto, PB Interlinear Yunani-Indonesia dan Konkooransi  Jilid I &II,… 136&148
         [19] Craig E. Blomberg, The New American Commentary Mathew, (Nashville: Broadman Press, 1992), 348
         [20] Hasan susanto, PB Interlinear Yunani -Indonesia,…136
         [21] Charles F. Pfeiffer & Everret F. Harrison, The Wicliffe Bible Commentary,…104
          [22] Hasan susanto, PB Interlinear Yunani-Indonesia dan Konkoordansi,…136&683
         [23]  Donald Burdick John Stek & Walter Wessel Ronald Youngblood, NIV Syudy Bible,(U.S.A :Zon Dervan,1995), 1474
         [24] Hasan Susanto, PB  Interlinear  Yunani-Indonesia ,….109
         [25]  Charles F. Pfeifer & Iveret F Harrisaon, TheWicliffe Bible Commentary Vol 3,…104

0 komentar:

Posting Komentar