Selasa, 21 Mei 2013

Amsal 19:14



BAB I
Pendahuluan

            Amsal dalam bahasa Ibraninya misyle, ‘amsal dari’, adalah singkatan dari misyle syelomoh ‘amsal-amsal Salomo’, sebagai himpunan dari kumpulan-kumpulan amsal. Amsal adalah kitab panduan bagi hidup yang berhasil.[1] Penulis kitab Amsal ini tidak hanya seorang namun ada beberapa seperti Salomo, Agur, Lemuel, para pegawai Hiskia dan orang-orang bijak lainnya. Diperkirakan ditulis antara abad 10-6 sM.[2]
            Hikmat orang ibrani adalah suatu golongan sastra yag tidak lazim bagi banyak orang kristen pada masa kini.[3] Kitab Amsal adalah tempat utama dari hikmat yang bijaksana yaitu peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan yang dapat digunakan oleh manusia untuk menolong ,mereka membuat pilihan-pilihan yang bertanggung jawab dalam kehidupan.[4] Namun banyak orang yang lalai dalam menafsirkan Amsal-amsal ini karena tidak secara lengkap membaca Amsal ini dan disalah mengerti. Sehingga dalam membaca Amsal inipun butuh hikmat yang daripada Tuhan (Amsal 1:7).

BAB II
ISI
            Analisa konteks
            Tradisi hikmat sangat diperlukan dalam mendidik para pemuda yang dipekerjakan di bidang pemerintahan. Konteks sejarah untuk pengembangan tradisi hikmat Ibrani meliputi kerajaan kesatuan di bawah Salomo dan bagian Yehuda dari kerajaan pecah di bawah Hizkia. Hubungan antara orang-orang bijaksana Ibrani dengan istana raja mengikuti pola yang tetap di kalangan orang-orang berhikmat di seluruh dunia kuno.
            Pasal 19 ini merupakan salah satu Amsal Salomo, Susunannya sebagian besar antitetis ps 10-15 dan sintetis atau sinonimis ps 16-22.[5] Pada bagian pokok yang pertama, kontrasnya ditegaskan di seluruh nas-nas panjang-misalnya, perempuan jahat ditampilkan berlawanan dengan hikmat. Dalam Bagian kedua, kontrasnya dinyatakan dalam unit-unit satu ayat pendek. Sebagian besar dari ayat-ayat pada bagian ini memakai kata "tetapi" di tengah-tengahnya.
            Analisa Teks
            Dalam teks ini berbicara mengenai seorang istri, dalam ayat sebelumnya menunjukkan bahwa seorang istri dapat membuat suatu kehancuran suaminya. Karena seorang istri punya pengaruh yang kuat dan luas dalam rumah sehingga perlulah untuk memiliki seorang istri yang bijaksana.[6]
Rumah dan harta adalah warisan nenek moyang atau orang tua atau bapa. Dalam NIV kata “from parents” atau dari orang tua itu paralel dengan 2 Kor. 12:14[7] bahwa memang sudah kewajiban orang tua untuk mengurus atau mencukupi kebutuhan anak-anaknya baik secara rohani atau fisik. Rumah merupakan kebutuhan pokok manusia yang pastinya akan diberikan oleh orang tua kepada anaknya karena rumah tempat menyimpan segala milik pribadi dan tempat perlindungan dan harta atau dalam bahasa Ibrani הוֹן  yang berarti kekayaan atau kecukupan menurut EAMK adalah biasanya mengacu kepada barang-barang berharga seperti perak dan emas.[8] Sedangkan kata warisan menurut EAMK disamakan dengan milik pusaka dalam bahasa Ibrani “nakhal, nakhala”. Kata ini terdapat terutama dalam Bilangan dan Ulangan, mengacu pada tanah perjanjian yang ditetapkan bagi tiap keluarga Israel.[9] Hukum-hukum mengenai hak waris di Israel purba telah demikian cermat. Hukum-hukum itu memberi prioritas kepada anak laki-laki tertua (Ul 21:17) dari istri seseorang. Karena itu, secara hukum Esau lebih berhak memperoleh berkat ayahnya daripada Yakub (Kej 27:36; bnd. Luk 15:31). Namun, ada pula kemungkinan bagi anak perempuan untuk memperoleh warisan (Ayub 42:15), asalkan ia tidak menikah dengan seseorang di luar sukunya (Bil 27:1-8. Jika tidak mempunyai anak, saudara laki-laki orang yang telah meninggal berhak menjadi ahli warisnya,[10] ang pastinya akan selalu diberikan baik itu secara materi. Jadi kebutuhan secara umum orang tua mampu untuk cukupkan.
            Tetapi Istri yang berakal budi adalah karunia Tuhan. Kata tetapi disini menunjukkan perbandingan antara kalimat sebelumnya dan kalimat sesudahnya. Terlihat perbandingan antara warisan orang tua dan pemberian Tuhan. Pemberian orang tua lebih bersifat sementara atau tidak kekal (materi) namun Allah memberikan sesuatu yang dapat dinikmati hasilnya selamanya.[11]
            Istri yang berakal budi dalam NIV diparalelkan dengan Ams 12:4, yang memang merupakan kebanggan bagi suami dan keluarga. hubungan sebab akibat antara dua baris: Seorang pria dapat membawa, meneruskan kekayaannya untuk generasi masa depan jika Tuhan memberinya seorang istri yang cerdas, bijaksana, berakal budi. Demikian seorang istri akan mengelola propertinya dengan baik, bagi seorang wanita bijaksana "membangun rumah, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri (Ams 14:1).[12]
14 Istri yang bijaksana, tidak seperti barang, tapi adalah hadiah khusus dari Tuhan. Ayat ini membandingkan kekayaan yang dapat diwariskan dari seorang ayah dengan  istri bijaksana yang dari Tuhan. Ayat ini tidak menjawab pertanyaan tentang pernikahan yang tidak bahagia atau istri yang buruk, melainkan hanya menegaskan bahwa ketika sebuah pernikahan ternyata baik, orang akan dikenan atau dipercaya Tuhan (18:22 dan 31:10-31).[13]
            Kata “adalah karunia Tuhan”. Dalam teks aslinya dan juga dalam KJV, NAS dan NIV sama sekali tidak ada kata karunia dalamnya. Namun kata ini secara implisit terkandung dalamnya. Dari kata “from the Lord” yang berarti dari Tuhan. Sedangkan karunia menurut kamus Alkitab adalah Dalam PL, yang dimaksud dengan karunia adalah pengasihan Allah kepada umat Israel (Za 12:10), yang terwujud dalam pengampunan dosa (Kel 33:19). Allah mengaruniakan anugerah atau kemurahan-Nya sebagai pemberian kasih-Nya yang tidak semestinya diberikan (Yes 63:7).[14] Sedangkan menurut EAMK, karunia adalah Pemberian, pemberian Allah kepada manusia, seperti kesehatan, makanan, kekayataan, dan kenikmatan.[15] Berarti sesuatu yang dari Allah itu bisa kita sebut sebagai karunia dari Allah yang oleh karena kasih-Nya kepada kita yang dimana kita sebenarnya tidak layak. Menunjukkan bahwa Istri yang berakal budi itu hanya dari atau karunia Tuhan, tidak dari yang lain-lain. Dimana walaupun sepertinya kita tidak layak untuk menerima hal sepertinya mulia itu, namun, Allah adalah setia dan adil, tidak berubah-ubah dan tak terduga. Jadi Amsal mengajar kita untuk melihat kepada Allah dan menemukan kemurahan-Nya melalui kebijaksanaan untuk memperoleh dari-Nya seorang istri yang kompeten,cakap (8:35; 18:22) . "Istri yang baik adalah berkat yang besar, dia akan diberikan di antara berkat-berkat dari orang yang takut akan Tuhan" (Sirakh, 26:3). Akibatnya, ketika seorang pria memiliki istri yang kompeten atau cakap dan bijaksana, ia memuji dan memuliakan Allah, bukan dirinya sendiri.[16] "Istri bijaksana" sungguh bertolak belakang dengan ayat sebelumnya, dan 14b v menerima konfirmasi kuat dari 18:22. Ahli waris bisa mengandalkan menerima warisan, semua hal yang sama, tapi itu hal yang berbeda untuk mendapatkan seorang istri yang bijaksana. Itu adalah karunia tertinggi.[17]

BAB III
Kesimpulan
           
            Pada kitab Amsal ini menunjukkan dan sekaligus mengajarkan kepada kita bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi kita dan pemberian-Nya itu melebihi pemberian siapapun. Salah satu pemberian yang luar biasa dari Tuhan yang tidak ternilai adalah istri yang bijaksana atau berakal budi. Karena jika mempunyai seorang Istri yang bijaksana akan mendapat sesuatu yang baik dan dikenan atau disukai oleh Tuhan (Amsal 18:22) dan memang itu hanya dari pada Tuhan asalnya tidak dari yang lain.


DAFTAR PUSTAKA


Barker, L. Kenneth,
2002                NIV Study Bible, Grand Rapids, MI: Zondervan Publishing House

Browning, W.R.F.,
2007                Kamus Alkitab: A Dictionary of the Bible, Jakarta: BPK Gunung Mulia

Douglas, J.D.,
2007                Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih
2005                Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih

Fee, Gordon D. & Douglas,
2011                Hermeneutik, Malang: Gandum Mas

Fox, Michael V.,
2009                Proverbs 10-31: A New Translation with Introduction and Commentary, New Haven; London: Yale University Press

Hill, Andrew E. dan John H. Walton,
2008                Survei Perjanjian Lama, Malang: Gandum Mas

Kidner, Derek,
1964                Tyndale Old Testament Commentaries. Vol. 17: Proverbs: An Introduction and Commentary, Downers Grove, Ill. : InterVarsity Press

Murphy, Roland. E..
2002                Word Biblical Commentary : Vol. 22: Proverbs, Dallas: Word, Incorporated
Ross, Allen P.,
1991                The Expositor's Bible Commentary, Volume 5: Psalms, Proverbs, Ecclesiastes, Song of Songs, Grand Rapids, MI: Zondervan Publishing House

Waltke, Bruce. K.,
2005                The New International Commentary on the Old Testament: The Book of Proverbs. Chapters 15-31, Grand Rapids, MI: Wm. B. Eerdmans Publishing Co



[1] J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2007), 46
[2] Andrew E. Hill dan John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2008), 466-467
[3] Gordon D. Fee & Douglas, Hermeneutik, (Malang: Gandum Mas, 2011), 205
[4] Ibid..., 210
[5] J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I..., 46
[6] Derek Kidner, Tyndale Old Testament Commentaries. Vol. 17: Proverbs: An Introduction and Commentary, (Downers Grove, Ill. : InterVarsity Press, 1964), 45
[7] Kenneth L. Barker, NIV Study Bible, (Grand Rapids, MI: Zondervan Publishing House, 2002), 985
[8] J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005), 333
[9] J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II..., 84-85
[10] W.R.F. Browning, Kamus Alkitab: A Dictionary of the Bible, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,  2007), 477
[11] Derek Kidner, Tyndale Old Testament Commentaries. Vol. 17: Proverbs...,45
[12] Michael V. Fox, Proverbs 10-31: A New Translation with Introduction and Commentary, (New Haven; London: Yale University Press, 2009), 654
[13] Allen P. Ross, The Expositor's Bible Commentary, Volume 5: Psalms, Proverbs, Ecclesiastes, Song of Songs, (Grand Rapids, MI: Zondervan Publishing House, 1991), 1034
[14] W.R.F. Browning, Kamus Alkitab: A Dictionary of the Bible..., 173
[15] J.D. Douglas, Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid I..., 522
[16] Bruce K. Waltke, The New International Commentary on the Old Testament: The Book of Proverbs. Chapters 15-31, (Grand Rapids, MI: Wm. B. Eerdmans Publishing Co, 2005), 108
[17] Roland E. Murphy, Word Biblical Commentary : Vol. 22: Proverbs, (Dallas: Word, Incorporated, 2002), 144

0 komentar:

Posting Komentar