BAB I
PENDAHULUAN
A.
Konteks
Sebelum
Dalam injil matius pasal 10, dimana Yesus
memilih kedua belas rasul atau murid-muridnya yang akan menjalankan pelayanan
atau pekerjaan yang Yesus berikan untuk di kerjakan. Dari pemilihan itu Yesus
sangatlah bergumul, sehingga Dia berdoa kepada Allah agar Dia bisa memilih
dengan baik murid-murid-Nya yang nantinya akan mengikut Dia untuk mengabarkan Injil
Keselamatan. Dalam Doa-Nya di atas bukit Ia membawa nama-nama murid-murid-Nya
untuk menjadi seorang rasul yang benar-benar di pilih untuk melayani dan
menyerahkan Tubuh, Hati, dan Pikiran mereka untuk Melayani.
Pengutusan
rasul-rasul ini termasuk bagian dari pelajaran yang telah Yesus berikan kepada
murid-murid-Nya. Pelajaran yang Yesus berikan itu akan menjadi pelajaran yang
sangat pokok yang harus di pelajari dan di kuasai oleh para hamba-hamba Tuhan
pada masa ini sampai selamanya, yang akan menyelamatkan orang yang masih belum
mengenal Tuhan secara pribadi.
Dalam
pengutusan ini juga, Yesus dengan tegas dan sangat jelas memberitakan bahwa
saat kita nantinya akan turun kelapangan, yang akan bertempur menjadi seperti
seorang rasul yang sedang berada di tempat pelayanan kita nantinya. Dalam Injil
Matius 10 berkata dengan sangat jelas bahwa “Aku mengutus kamu seperti domba ketengah-tengah
serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti
merpati” yang di maksudkan dengan ayat ini adalah di mana kita harus menjalani
pelayanan kita dengan tetap mengandalkan Tuhan, kita juga harus menunjukan
kepada orang yang kita layani bahwa ketulusan yang kita berikan adalah seperti
ketulusan atau kasih yang Tuhan berikan kepada kita, saat kita mengikut Dia dan
mengabarkan Injil kepada orang yang belum pernah mendengar Injil, meskipun
demikian Yesus tidak mengatakan bahwa kita hamba Tuhan pasti akan selalu lolos
atau tidak akan pernah merasakan kesusahan atau bisa di katakan kita akan hidup
bahagia terus menerus, kita tidak bisa berfikir bahwa jika kita takut Tuhan
maka kita tidak akan lagi merasa susah atau tidak akan merasakan lagi kalau kita akan ada tantangan. Justru karena
kita makin dekat Tuhan dan mengandalkan Tuhan, pada saat itu iblis akan datang
dan akan menganggu kita dan membuat kita terus jatuh dari sinilah kita akan
melihat bagaimana cara kita untuk terus mengandalakan Tuhan saat kita dalam
bahaya.
B.
Konteks
Sesudah
Dalam
pasalnya yang ke-12 menjelaskan di mana
Yesus sedang menjalankan misinya, dan membuat banyak tanda-tanda heran atau di
namakan dengan mujisad-mujisad atau tanda-tanda ajaib ini tidak dapat di lakukan
oleh orang farisi atau yang mengajar hukum taurat kepada rakyat Israel untuk di
patuhi. Taurat adalah hukum atau perintah-perintah dari Allah untuk di patuhi
dan yang harus di lakukan oleh umat-Nya, taurat tidak dapat menyelamatkan orang
berdosa karena orang berdosa hanya bisa diselamatkan oleh Yesus Kristus yang
adalah Juruselamat dunia.
Dengan
demikian, orang-orang yang sudah diselamatkan itu perlu penyegaran lagi dari
Allah yaitu lewat Firman Tuhan. Yang selalu disampaikan selalu dalam setiap
Ibadah yang kita jalani ditempat kita masing-masing, baik di Gereja, Rumah Ibadah
lainnya, atau dimanapun kita berada kita harus terus beribadah dan menjalankan
misi kita seperti Allah menjalankan misinya. Dan dengan demikian keselamatan
itu hanya berasal dari pada Allah sendiri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Analisa Teks Matius 11:20-26.
Dalam bagian ini membahas tentang hukuman terhadap kota-kota
yang telah menolak berita baik tentang Kerajaan
Sorga (Mat 20-24; Luk 10:13-15). Doa syukur kepada Allah sebab pernyataan kebenaran-Nya
dan pernyataan tentang Kristus akan di berikan kepada orang-orang yang
menyambutnya, yang hanya terdapat dalam Injil Matius.[1]
Dalam ayat yang ke 20
menjelaskan bahwa Yesus sudah memberitakan Injil kepada mereka jauh sebelum
mereka mengetahuinya, Namun Ia baru mengecam mereka sekarang. Kita bisa
sama-sama memperhatikan, cara-cara yang keras dan yang tidak menyenangkan tidak
boleh digunakan sebelum cara-cara yang lebih lembut di coba terlebih dahulu.
Dalam ayat 20 dapat di lihat
bahwa kata mengecam dalam bahasa aslinya menggunakan kata ὀνειδίζειν
yang artinya to reproach
yaitu untuk mencela. Blomberg menjelaskan ayat 20, “sekarang teguran menjadi
lebih tegas yaitu, suatu kemalangan dan suatu seruan bagaimana seseorang akan
menderita pada konteks ini kota.[2] Kristus
terkenal dengan Kasih dan selalu memberi dengan suka hati dan tidak mengecam,
sampai orang-orang berdosa, dengan kekerasan hati mereka, memaksa-Nya berbuat demikian.
Dengan perbuatan mereka sendiri maka Tuhan akan murka atas setiap apa yang
mereka lakukan dengan tidak mengandalkan Tuhan tetapi mereka membuat segala sesuatunya
hanya untuk membuat Tuhan murka kepada mereka. Hikmat pertama-tama mengundang,
tetapi jika berbagai undangan-nya tidak digubris, maka Ia mengecam (Ams l:20-24).
Orang yang memulai dengan mengecam berarti tidak mengikut cara-cara Kristus.[3]
Dalam
ayat-ayat ini kita dapat melihat bahwa
waktu Yesus mengecam kota-kota yang tidak bertobat, “bertobat” berarti menjadi “pengikut Yesus” atau memulai hidup baru yang
seluruh isi kehidupannya hanya untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yang
diberikan Yesus atau Tuhan Allah kepada mereka,
yang menurut ajaran Yesus Kristus. Mengenai kota-kota yang tidak
bertobat itu Kristuslah paling mengenal mereka, kata mengecam disini diartikan
dalam bahasa Yunani yaitu “oneidiso”
yang artinya mencela atau menghina. Menghina berarti seperti Tuhan tidak ingin
mengakui mereka karena dosa dan kekerasan hati yang terus mereka taruh dalam
hati mereka itu. Diberitakan juga bahwa ia paling banyak melakukan
mujizat-mujizatnya di daerah kecil diujung utara danau Galilea.[4]
Mujizat
dalam Alkitab menggunakan beberapa kata dalam bahasa Ibrani, Aram dan Yunani
untuk mengartikan pekerjaan Allah yang hidup dalam alam dan sejara pada umum-nya,
Mujizat dapat dinyatakan sebagai pekerjaan Allah yang sangat mulia yang selalu
Ia nyatakan kepada umatnya sebagai kasih-Nya
kepada umatnya.[5]
Mujizat
yang Ia berikan disini adalah supaya Ia
ingin memperlihatkan kota-kota yang tidak bertobat itu, bahwa Ia sangup
melakukan apa saja karena Ia berkuasa atas dunia dan atas mereka yang tidak
ingin mendengar dan melakukan Firman Tuhan. Mujizat bisa Allah berikan kepada
siapa saja yang benar-benar hidup dan menuruti Firman-Nya, dan asalkan mereka
bertobat dan benar-benar mengikuti Kristus.
Dalam
pasal 11:21-22, disini Yesus menyebutkan beberapa kota yang dimana Dia
melakukan paling banyak mujizat-mujizat,
Korazim, Betsaida, dan Kapernaum. Disini menjadi sangat jelas bahwa buku-buku Injil
tidak menyebut bahwa semua mujizat yang dilakukan Yesus, sebab dalam buku-buku
Injil tidak ada cerita tentang mujizat di Kkorazim, dan hampir tidak ada cerita
tentang mujizat di Betsaida.[6]
Dalam ayat 21 telah disebutkan beberapa kota
yang belum bertobat itu yaitu, disini kota yang telah diberikan sebagai contoh adalah, kota Korazim
dan Betsaida (21-23), masing-masing mempunyai kutukan-nya sendiri yaitu, Kristus
datang kedunia untuk memberkati, tetapi jika Berkat itu diremehkan, Ia akan
menyimpan kutuk-kutuk, dan kutuk-kutuknya itu sangat mengerikan dari semuanya.
Kota
Korazim dan Betsaida tidak menghiraukan setiap mujizat-mujizat yang telah Allah
lakukan kepada mereka, seakan-akan mereka hanya menerima tetapi tidak melakukannya.
Korasim mungkin sebuah kota kecil yang jauhnya sekitar satu jam perjalanan
disebelah utara Kapernaum, Betsaida adalah sebuah desa nelayanan ditepi barat
sungai Yordan, tepat dimulut sungai yang memasuki ujung utara danau Galilea.[7]
Dari
setiap Kebenaran yang sudah Allah berikan kepada mereka, mereka tidak sama
sekali mendengar dan melakukannya oleh sebab itu mereka mendapatkan hukuman
dari Allah karena keberdosaan mereka. Dosanya adalah dosa manusia yang dimana
mereka selalu melupakan tanggung jawab atas hak istimewa yang Yesus berikan
kepada mereka. Kota-kota Galilea itu telah diberikan suatu hak istimewa yang
tidak pernah diberikan itu kepada Tirus dan Sidon, atau kepada Sodom dan Gomora,
karena kota-kota Galilea itu telah melihat dan mendengar secara langsung. Kita
tidak dapat mempersalahkan seseorang yang tidak pernah mendapat kesempatan
untuk mengetahui yang lebih baik; tetapi bila seseorang telah mendapat
kesempatan untuk mengetahui apa yang benar lalu ia melakukan kesalahan, barulah
ia dapat dipersalahkan.[8]
Dalam
ayat inipun menjelaskan yaitu kota Korazim terletak kira-kira 5 km diutara
Kapernaun, dan Betsaida, agak lebih jauh
sedikit disebelah barat Kapernaun. Tirus dan Sidom adalah kota-kota Fenisia
yaitu dalam pelayanan gambaran kebobrokan dan kesombongan Rohani (Yes 23; Yeh
26-28, 22). Hari penghakiman dapat mempunyai arti sementara ataupun kekal (Mat
10:15), karena saat penghakiman nanti maka semua orang yang tidak melakukan apa
yang sudah di Firmankan atau yang sudah di ajarkan maka mereka akan dihakimi
dan akan mendapat hukuman dari Allah.[9]
Kata
Celaka yang dapat digunakan dalam ayat yang ke 21 yaitu dalam bahasa Yunani “ouai” yang artinya
menunjukan sakit atau ketidak senangan, dapat diterjemahkan juga Celakalah
menurut William Barclay dalam bahasa Yunani “ouai” menurut LAI adalah belas kasihan yang
berdukacita, sekaligus pula kemarahan. Berarti karena mereka tidak ingin bertobat
maka ini menjelaskan bahwa Yesus ingin memberikan hukuman berupa sakit yang
akan ditanggung oleh mereka yang berada didalam kota tersebut, kota yang belum
bertobat. Yang sudah diberitakan Injil Keselamatan tetapi mereka menolak Injil
tersebut maka Yesus menghukum mereka dengan cara mencelakakan mereka semua yang
berada dalam kota tersebut.
Celaka
juga dikatakan bahwa apabila Yesus berkata celakalah kamu, Dia bukan menyatakan
keadaan celaka dihadapan Allah, tetapi dari mereka yang disapahnya. Keadaan
celaka demikian meliputi kenyataan bahwa mereka hidup dalam sorga palsu tanpa
menyadari malapetaka yang akan melanda mereka, seakan-akan mereka hanya
memikirkan keadaan yang sekarang mereka alami, mereka tidak memikirkan apa yang
akan terjadi selanjutnya apabila mereka benar-benar hidup dalam Tuhan. Keadaan
mereka yang hatinya terpusat pada materi, dibutakan oleh kekayaan dunia dan
tidak memikirkan kebutuhan rohani mereka yang sudah mulai bobrok oleh karena
kesalahan dan kekerasan yang terus mereka lakukan hanya untuk memuaskan hati
mereka.
Ketika
Yesus menunjukan celakalah “kota-kota” Korazim dan Betsaida, Dia menambahkan
nubuat tentang malapetaka yang menantikan mereka (Mat 11: 21), sebab mereka
dalam keadaan celaka karena menolak Injil yang telah dan yang sudah diberitakan
Yesus kepada mereka.[10]
Dalam
Kristus mengecam kota-kota yang belum bertobat itu Ia pun membandingkan kota-kota tersebut dengan
beberapa kota yang Ia pun mengadakan mujizat-mujizatnya disitu, Korazim dan Betsaida
disini dibedakan dengan Tirus dan Sidom, dua kota perairan yang banyak kita
pelajari dalam Perjanjian Lama, yang sudah dihancurkan, tetapi yang kemudian
berkembang lagi. Kedua kota ini berbatasan dengan Galilea, tetapi mempunyai
nama buruk dikalangan orang Yahudi karena mereka penyembah berhala dan
kejahatan-kejahatan lain-nya. Mereka tidak menyembah Allah tetapi mereka lebih
percaya bahwa Allah mereka adalah baal yang tidak ada apa-apanya dibandingkan
dengan kuasa Yesus Kristus yang sangat besar kuasanya.
Tirus
dan Sidom tidak akan menjadi buruk seperti Korazim dan Betsaida, yang dimana
seandainya Tirus dan Sidom diberikan pemberitaan Firman yang sama, dan
mujizat-mujizat yang sama terjadi ditengah-tengah mereka, sudah lama mereka bertobat
dan berkabung, seperti Niniwe. Saat mereka tidak mendengar perkataan Allah maka
disitu mereka akan mendapatkan hukuman yang tidak bisa ditolong oleh siapapun
kecuali mereka hidup dan menaruh Kristus dalam hati dan pikiran mereka dan
tidak berbuat apa yang menurut kehendak mereka sendiri atau tuhan mereka yaitu
baal, tetapi menjadikan Kebenaran Kristus dalam hari dan kehidupan mereka.
Kristus
yang mengetahui hati semua orang, Ia tahu seandainya Ia pergi dan tinggal
bersama dengan mereka, dan memberikan pengajaran-Nya kepada mereka, Ia akan
lebih berhasil disana dari pada ditempat-tempatnya sekarang. Mereka yang
menikmati sarana Anugerah yang sangat berlimpah, namun kenyataannya mereka tetap tidak
bertobat mereka telah berbuat dosa terus-menerus. Dosa yang sangat besar, dan
bukan hanya mereka saja yang perlu mujizat itu tetapi masih banyak orang yang perlukan
mujizat yang dari pada Allah, ada banyak orang
yang menikmati sarana Anugera
yang sama apabila mereka benar-benar percaya dan taat kepada Allah.
Dengan
demikian bahwa oleh karena di Tirus dan Sidon tidak akan semenderita Korazim
dan Betsaida, sebaliknya tanggungan mereka akan lebih ringan dari pada hari
penghakiman. Pada hari Penghakiman nasib kekal umat manusia akan ditentukan
dengan tidak keliru dan tidak dapat diubah. Entah itu berupa kebahagiaan atau
penderitaan, serta tingkatannya masing-masing. Oleh karena itu hari Penghakiman
disebut Hukum kekal.
Yesus menyebut dua alasan dimana sampai Ia
menjatuhkan hukuman kepada kota-kota yang masih berbuat dosa dan pada hari
Penghakiman (Hari Kiamat), nanti akan mendapatkan penghukuman yang sangat
besar.
Alasan
pertama ialah, bahwa penduduk kota-kota itu sudah melihat pekerjaan Yesus dari
dekat. Hukuman Tuhan yang akan diberikan kepada mereka tidak sama beratnya
dengan setiap orang. Jikalau kita mengetahui banyak tentang Kristus dan
kendatipun demikian, kita tidak membuka hati kita bagi Dia, maka tanggungan
kita akan menjadi sangat berat lebih berat dari dosa yang kita sedang tanggung
sekarang.
Alasan
yang kedua yaitu, untuk hukuman yang Tuhan berikan kepada penduduk ke-3 kota
itu adalah bahwa mereka lebih keras hatinya dari penduduk ketiga kota kafir
yakni Tirus, Sidon, dan Sodom.
Jika
ketiga kota itu terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi ditengah kamu, sudah
lama mereka bertobat. Mungkin sekali latar belakang besarnya kekerasan hati
penduduk Korazim, Betsaida, dan Kapernaum adalah bahwa mereka menganggap
dirinya sebagai orang yang sudah mempunyai agama yang baik. Dalam pekabaran Injil
selalu ditemukan.[11]
Dalam
ayatnya yang ke-23 dijelaskan bahwa Kapernaum dikecam oleh Yesus atau dihina
oleh Yesus, disini dengan satu penekanan, Kapernaum melebihi semua kota Israel
lainnya, diberi kehormatan dengan diberikan sebagai tempat tinggal Kristus yang
paling utama. Saat Kristus dikota Kapernaum, Ia membuat banyak mujizat dan
Diapun memberitakan Injil disana, tetapi orang-orang Kapernaum tidak memberikan
reaksi apapun dan merekapun tidak mendengar ajaran Yesus, maka Yesus memberikan
hukuman atau malapetaka yang mengerikan kepada mereka.
Malapetaka
yang sudah ditentukan dengan mutlak yaitu pada ayat 23, jika Injil disampaikan
kepada mereka dan mereka mendengarnya dan terlebih melakukannya maka Yesus akan
menaikan mereka kelangit. Tetapi sebaliknya apabila mereka tidak bisa melakukan
apa yang diinginkan oleh Yesus maka mereka akan diturunkan kedalam bumi dan
mereka akan dilenyapkan. Ternyata Kapernaum tidak mendengar dan melakukan Firman
yang sudah disampaikan kepada mereka oleh sebab
itu Ia akan menurunkan mereka kedunia orang mati. Dunia orang mati dalam
bahasa Yunani adalah ᾅδоυ yang
berarti kematian( nmsg ).
Dapat
dilihat pada (Yesaya 14:12-15), yang mengacuh kepada babel, begitu juga dengan
(Yeheskiel 28:2-8), yang mengacuh kepada Tirus sikap dan nasip kota Yesus
sendiri (Mat 9:1 ), akan lebih buruk dari pada nasip penindas umat Allah,
negeri asing dimana sangat susah menyanyikan nyanyian Tuhan. Sodom satu kota
yang sangat bobrok yang telah menjadi nama sindiran bagi penolakan dan
kebobrokan utusan Allah ( kej 19:1-29; mat 10:15 ).[12]
Disini
juga dapat dilihat bahwa Kapernaum memiliki saran Keselamatan yang pasti yang
seandainya Sodompun memilikinya dengan pertobatan yang sungguh-sungguh melalui
Kristus, dosa yang terbesarpun akan diampuni dan dihancurkan yang paling
dasyatpun akan dicegah, tidak terkecuali Sodom. Para Malaikat sudah diutus ke
Sodom, namun kota Sodom tidak lagi berdiri sekarang, tetapi seandainya Kristus
yang diutus kesana, maka kota itu masih tetap berdiri sampai sekarang ini. Oleh
itu kehancuran kota Sodom akan lebih ringan dari pada hari penghakiman dan
kehancuran Kapernaum.[13]
Dan
dengan demikian sangat jelas bahwa Allah akan memberikan kutukan kepada orang
yang tidak mendengar dan melakukan berita Keselamatan itu, terlebih khusus kota yang tidak mendengar
berita itu.
Korazim, Betsaida, dan Kapernaum yang hanya mengandalkan baal atau tuhan mereka, dan yang akan terus tinggal dalam
kesusahan duniawi. Jadi kota-kota yang tidak bertobat itu akan diberikan
hukuman oleh Yesus apabila mereka betul-betul tidak mengandalkan dan tidak
menjalankan Kebenaran yang telah Yesus beritakan kepada mereka yaitu kota-kota
yang telah dikecam Yesus. Dengan kota-kota ini bisa dilihat bahwa Yesus sangat
marah dan murka karena satiap apa yang telah Dia ajarkan kepada mereka, mereka
tidak menjalankannya.
Dalam
ayatnya yang ke 25-26, dimana menjelaskan bahwa Kristus mengembalikan segala
rasa Syukur kepada Allah atas kebaikan terhadap orang-orang kecil yang dimana
kepada mereka dinyatakan rahasia Injil atau rahasia kebenaran yang tidak ada
orang yang tahu salain orang yang benar-benar percaya dan taat kepada-Nya. Perkataan-Nya
merupakan suatu sahutan yang begitu menghibur atas ungkapan-ungkapan pedih
sebelumnya, dan perkataan ini juga pantas untuk mengimbangi kesedian itu. Dosa
dan kehancuran kota yang terkutuk itu pasti membuat hati Yesus sedih.[14]
Ayat ini menjelaskan bahwa konteks aslinya
dari ayat 25-30 ini tidak di ketahui tetapi Matius ingin menunjukkan bahwa
selain pertumbuhan yang berlawanan dengan konsep pemuridan Yesus, tetapi ada
juga Alternative kepuasan dari dalam keinginan kemanusiaan. Blomberg
menjelaskan. Maksudnya di sini adalah matius memasukkan ini untuk
memperlihatkan meskipun ada pertentangan pertumbuhan untuk permuridan Yesus
yang tersisa hanyalah pilihan pemuasan terdalam dari keinginan manusia. [15]
Istilah
Bapa dan Anak yang dipakai demikian juga dalam Mat 24:36, mengartikan hubungan
antara Allah dan Yesus. Bapa mempunyai kuasa sepenuhnya di langit dan di bumi
dan Diapun memberikan kuasa itu kepada Anak-Nya ( bnd 28:18 ). Karena Anak
mempunyai kuasa penuh untuk mengadakan pernyataan dan telah memilih untuk
menyembunyikan semuanya itu bagi orang bijak dan orang pandai dan menyatakan
kepada orang kecil. Seluruh kebenaran Ilahi dengan sepenuhnya telah Bapak
berikan kepada Anaknya, bagian yang paling penting, yang dapat diterimah hanya
sebagai pemberian Allah ialah pengenalan akan Bapak dan Anak, pengenalan yang
lebih dari hanya mengenal fakta-fakta, yakni pengenalan karena adanya hubungan
pribadi kedaulatan Bapak dan Anak ditunjukan dalam kata-kata berkenan. Tentang
pernyataan siapa Anak oleh Bapak.[16]
Dari
sini Yesus berbicara berdasarkan pengalaman bahwa para nabi dan orang bijak
menolakNya, tetapi orang-orang sederhana menerimaNya. Kaum intelektual tidak
membutuhkan-Nya, tetapi orang-orang yang rendah hati menyambut-Nya. Dari sini
kita juga dapat melihat dengan jelas apa yang telah dimaksudkan Yesus. Ia sama
sekali tidak mengecam Kamampuan intelektual; tetapi yang Ia kecam adalah
kesombongan intelektua. Dan bukan kepandaian yang ditolak tetapi kesombongan
mereka yang Ia tolak, dan bukan juga kebodohan yang diterimaNya tetapi
kerendahan hati mereka.[17]
Dengan
setiap keadaan yang telah kita jalani dalam kehidupan kita, bisa kita melihat
Allah sangat menyayangi Anak-Nya, dan Allah atau Bapa memberikan kuasa kepada
Anak-Nya untuk melihat saberapa besar kasih kita kepada Allah. Dari ucapan
Syukur yang telah Allah panjatkan, apakah kita juga dapat melakukan hal-hal
yang sama seperti Yesus yang terus bersandar dan bersyukur atas apa yang terus
Bapa-Nya berikan kepada-Nya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa
kota-kota yang telah dikecam oleh Yesus adalah kota yang tidak ingin mendengar
dan yang tidak ingin menjalankan apa yang sudah diberikan Yesus kepada mereka
sehingga Yesus mengutuk dan memberikan hukuman kepada mereka yang tidak mau
menerima Kebenaran itu.
Dari
semuanya itu Yesus tetap menjalankan dan tetap membagikan Kebenaran itu kepada
orang-orang yang belum pernah mendengarkan Kebenaran itu, dengan setiap apa
yang terus Dia lakukan dan Dia jalankan Dia tidak melupakan suatu hal yang
sangat penting untuk Dia lakukan yaitu, terus bersyukur atas Kuasa yang terus
Bapa-Nya berikan kepada-Nya. Dan yang terus dinyatakan kepada orang-orang kecil
yang benar-benar rindu mendengar dan melakukan
Kebenaran itu.
B.
Aplikasi
Setelah membahas makalah ini ada beberapa hal yang
memberkati saya dan perlu saya terapkan yaitu, saat saya
percaya dan menerima Yesus secara pribadi maka saya akan sunggu-sunggu
menjalankan kebenaran-Nya yang Ia berikan kepada saya. Bukan hanya saya simpan
untuk keperluan atau hanya untuk kehidupan saya sehingga saya sendiri yang
dapatkan Keselamatan-Nya tetapi saya harus membegikannya itu kepada mereka yang
belum pernah mendengarkan Kebanaran itu.
Dengan
makalah yang telah saya paparkan ini saya rindu untuk membagikan Kebenaran yang
sudah Yesus percayakan untuk saya. Dan membuat mereka rindu juga untuk mengenal
dan percaya dengan sunggu-sunggu menjalankan Kebenaran ini hantya untuk
memuliakan Nama Yesus. Dengan perbuatan seperti ini kita menjalankan Injil itu
kepada banyak orang yang belum pernah mendengarnya seperti mereka orang-orang
atau saudara saya Muslim. Jadi bukan hanya saya saja yang menjalankan dan yang
membagikan Kebenaran itu kepada mereka tetapi mereka yang sudah saya beritakan
Kebenaran itu juga yang nantinya akan membagikanya kepada orang lain. Supaya
banyak orang yang mengenal Yesus dan percaya bahwa hanya Yesus sendiri Allah
yang saya dan mereka sembah dan tidak ada Allah lain.
PERNYATAAN
Sesuai dengan ketentuan dalam mata kuliah ini bahwa setiap
mahasiswa diwajibkan untuk membaca Injil Sinoptik minimal satu kali maka
dengan ini saya menyatakan bahwa saya telah membaca injil sinoptik sebanyak
satu kali.
DAFTAR PUSTAKA
Blomberg, Craig. E,
1992 The New
American Commentary Matthew, Nashville: Broadman Press
Hendri
Matthew,
2007 Tafsiran Injil Matius 1-14, Surabaya: Momentum
Heer.
De. J.J
1996 Tafsiran Alkitab Injil
Matius, Malang: Bpk. Gunung Mulia
Simanjuntak, A,
2010 Tafsiran Alkitab,
Masa Kini 3, Matius-Wahyu,
Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih
.______,
Ensiklopedia Masa
Kini Jilid 2, Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih
Barclay,
William,
2009 Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius
11-28, Jakarta: Bpk Gunung Mulia
Kasih), 86-87
[2] Craig E. Blomberg, The New American Commentary Matthew, (Nashville:
Broadman Press, 1992), 191
Kasih) 84
[7] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius
11-28, ( Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2009 ), 17-18
[8] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius
11-28, ( Jakarta : Bpk Gunung Mulia, 2009 ), 19
[9] A.Simanjuntak, Tafsiran
Alkitab Masa Kini 3, Matius-Wahyu,
(Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih), 86
[12]
Ibid., 86
[13]Ibid.,
534
[14]
Ibid., 541
[15] Craig E. Blomberg, The New American Commentary Matthew, (Nashville:
Broadman Press, 1992), 193
[17] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius
11-28, ( Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2009 ), 22
0 komentar:
Posting Komentar