Kamis, 16 Mei 2013

EKSPOSISI MATIUS 11:20-26.



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Konteks Sebelum
Dalam injil matius pasal 10, dimana Yesus memilih kedua belas rasul atau murid-muridnya yang akan menjalankan pelayanan atau pekerjaan yang Yesus berikan untuk di kerjakan. Dari pemilihan itu Yesus sangatlah bergumul, sehingga Dia berdoa kepada Allah agar Dia bisa memilih dengan baik murid-murid-Nya yang nantinya akan mengikut Dia untuk mengabarkan Injil Keselamatan. Dalam Doa-Nya di atas bukit Ia membawa nama-nama murid-murid-Nya untuk menjadi seorang rasul yang benar-benar di pilih untuk melayani dan menyerahkan Tubuh, Hati, dan Pikiran mereka untuk Melayani.
Pengutusan rasul-rasul ini termasuk bagian dari pelajaran yang telah Yesus berikan kepada murid-murid-Nya. Pelajaran yang Yesus berikan itu akan menjadi pelajaran yang sangat pokok yang harus di pelajari dan di kuasai oleh para hamba-hamba Tuhan pada masa ini sampai selamanya, yang akan menyelamatkan orang yang masih belum mengenal Tuhan secara pribadi.
Dalam pengutusan ini juga, Yesus dengan tegas dan sangat jelas memberitakan bahwa saat kita nantinya akan turun kelapangan, yang akan bertempur menjadi seperti seorang rasul yang sedang berada di tempat pelayanan kita nantinya. Dalam Injil Matius 10 berkata dengan sangat jelas bahwa “Aku mengutus kamu seperti domba ketengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati” yang di maksudkan dengan ayat ini adalah di mana kita harus menjalani pelayanan kita dengan tetap mengandalkan Tuhan, kita juga harus menunjukan kepada orang yang kita layani bahwa ketulusan yang kita berikan adalah seperti ketulusan atau kasih yang Tuhan berikan kepada kita, saat kita mengikut Dia dan mengabarkan Injil kepada orang yang belum pernah mendengar Injil, meskipun demikian Yesus tidak mengatakan bahwa kita hamba Tuhan pasti akan selalu lolos atau tidak akan pernah merasakan kesusahan atau bisa di katakan kita akan hidup bahagia terus menerus, kita tidak bisa berfikir bahwa jika kita takut Tuhan maka kita tidak akan lagi merasa susah atau tidak akan merasakan lagi  kalau kita akan ada tantangan. Justru karena kita makin dekat Tuhan dan mengandalkan Tuhan, pada saat itu iblis akan datang dan akan menganggu kita dan membuat kita terus jatuh dari sinilah kita akan melihat bagaimana cara kita untuk terus mengandalakan Tuhan saat kita dalam bahaya.
B.     Konteks Sesudah
Dalam pasalnya yang ke-12  menjelaskan di mana Yesus sedang menjalankan misinya, dan membuat banyak tanda-tanda heran atau di namakan dengan mujisad-mujisad atau tanda-tanda ajaib ini tidak dapat di lakukan oleh orang farisi atau yang mengajar hukum taurat kepada rakyat Israel untuk di patuhi. Taurat adalah hukum atau perintah-perintah dari Allah untuk di patuhi dan yang harus di lakukan oleh umat-Nya, taurat tidak dapat menyelamatkan orang berdosa karena orang berdosa hanya bisa diselamatkan oleh Yesus Kristus yang adalah Juruselamat dunia.
Dengan demikian, orang-orang yang sudah diselamatkan itu perlu penyegaran lagi dari Allah yaitu lewat Firman Tuhan. Yang selalu disampaikan selalu dalam setiap Ibadah yang kita jalani ditempat kita masing-masing, baik di Gereja, Rumah Ibadah lainnya, atau dimanapun kita berada kita harus terus beribadah dan menjalankan misi kita seperti Allah menjalankan misinya. Dan dengan demikian keselamatan itu hanya berasal dari pada Allah sendiri.
 BAB II
PEMBAHASAN

A.    Analisa Teks Matius 11:20-26.
Dalam bagian ini membahas tentang hukuman terhadap kota-kota yang telah menolak berita  baik tentang Kerajaan Sorga (Mat 20-24; Luk 10:13-15). Doa syukur kepada Allah sebab pernyataan kebenaran-Nya dan pernyataan tentang Kristus akan di berikan kepada orang-orang yang menyambutnya, yang hanya terdapat dalam Injil Matius.[1]
Dalam ayat yang ke 20 menjelaskan bahwa Yesus sudah memberitakan Injil kepada mereka jauh sebelum mereka mengetahuinya, Namun Ia baru mengecam mereka sekarang. Kita bisa sama-sama memperhatikan, cara-cara yang keras dan yang tidak menyenangkan tidak boleh digunakan sebelum cara-cara yang lebih lembut di coba terlebih dahulu.
Dalam ayat 20 dapat di lihat bahwa kata mengecam dalam bahasa aslinya menggunakan kata ὀνειδίζειν yang artinya to reproach yaitu untuk mencela. Blomberg menjelaskan ayat 20, “sekarang teguran menjadi lebih tegas yaitu, suatu kemalangan dan suatu seruan bagaimana seseorang akan menderita pada konteks ini kota.[2] Kristus terkenal dengan Kasih dan selalu memberi dengan suka hati dan tidak mengecam, sampai orang-orang berdosa, dengan kekerasan hati mereka, memaksa-Nya berbuat demikian. Dengan perbuatan mereka sendiri maka Tuhan akan murka atas setiap apa yang mereka lakukan dengan tidak mengandalkan Tuhan tetapi mereka membuat segala sesuatunya hanya untuk membuat Tuhan murka kepada mereka. Hikmat pertama-tama mengundang, tetapi jika berbagai undangan-nya tidak digubris, maka Ia mengecam (Ams l:20-24). Orang yang memulai dengan mengecam berarti tidak mengikut cara-cara Kristus.[3]
Dalam ayat-ayat ini kita dapat  melihat bahwa waktu Yesus mengecam kota-kota yang tidak bertobat,  “bertobat” berarti menjadi  “pengikut Yesus” atau memulai hidup baru yang seluruh isi kehidupannya hanya untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab yang diberikan Yesus atau Tuhan Allah kepada mereka,  yang menurut ajaran Yesus Kristus. Mengenai kota-kota yang tidak bertobat itu Kristuslah paling mengenal mereka, kata mengecam disini diartikan dalam bahasa Yunani yaitu  oneidiso” yang artinya mencela atau menghina. Menghina berarti seperti Tuhan tidak ingin mengakui mereka karena dosa dan kekerasan hati yang terus mereka taruh dalam hati mereka itu. Diberitakan juga bahwa ia paling banyak melakukan mujizat-mujizatnya di daerah kecil diujung utara danau Galilea.[4]
Mujizat dalam Alkitab menggunakan beberapa kata dalam bahasa Ibrani, Aram dan Yunani untuk mengartikan pekerjaan Allah yang hidup dalam alam dan sejara pada umum-nya, Mujizat dapat dinyatakan sebagai pekerjaan Allah yang sangat mulia yang selalu Ia  nyatakan kepada umatnya sebagai kasih-Nya kepada umatnya.[5]
Mujizat yang Ia berikan disini adalah  supaya Ia ingin memperlihatkan kota-kota yang tidak bertobat itu, bahwa Ia sangup melakukan apa saja karena Ia berkuasa atas dunia dan atas mereka yang tidak ingin mendengar dan melakukan Firman Tuhan. Mujizat bisa Allah berikan kepada siapa saja yang benar-benar hidup dan menuruti Firman-Nya, dan asalkan mereka bertobat dan benar-benar mengikuti Kristus.
Dalam pasal 11:21-22, disini Yesus menyebutkan beberapa kota yang dimana Dia melakukan paling banyak  mujizat-mujizat, Korazim, Betsaida, dan Kapernaum. Disini menjadi sangat jelas bahwa buku-buku Injil tidak menyebut bahwa semua mujizat yang dilakukan Yesus, sebab dalam buku-buku Injil tidak ada cerita tentang mujizat di Kkorazim, dan hampir tidak ada cerita tentang mujizat di Betsaida.[6]
 Dalam ayat 21 telah disebutkan beberapa kota yang belum bertobat itu yaitu, disini kota yang telah  diberikan sebagai contoh adalah, kota Korazim dan Betsaida (21-23), masing-masing mempunyai kutukan-nya sendiri yaitu, Kristus datang kedunia untuk memberkati, tetapi jika Berkat itu diremehkan, Ia akan menyimpan kutuk-kutuk, dan kutuk-kutuknya itu sangat mengerikan dari semuanya.
Kota Korazim dan Betsaida tidak menghiraukan setiap mujizat-mujizat yang telah Allah lakukan kepada mereka, seakan-akan mereka hanya menerima tetapi tidak melakukannya. Korasim mungkin sebuah kota kecil yang jauhnya sekitar satu jam perjalanan disebelah utara Kapernaum, Betsaida adalah sebuah desa nelayanan ditepi barat sungai Yordan, tepat dimulut sungai yang memasuki ujung utara danau Galilea.[7]
Dari setiap Kebenaran yang sudah Allah berikan kepada mereka, mereka tidak sama sekali mendengar dan melakukannya oleh sebab itu mereka mendapatkan hukuman dari Allah karena keberdosaan mereka. Dosanya adalah dosa manusia yang dimana mereka selalu melupakan tanggung jawab atas hak istimewa yang Yesus berikan kepada mereka. Kota-kota Galilea itu telah diberikan suatu hak istimewa yang tidak pernah diberikan itu kepada Tirus dan Sidon, atau kepada Sodom dan Gomora, karena kota-kota Galilea itu telah melihat dan mendengar secara langsung. Kita tidak dapat mempersalahkan seseorang yang tidak pernah mendapat kesempatan untuk mengetahui yang lebih baik; tetapi bila seseorang telah mendapat kesempatan untuk mengetahui apa yang benar lalu ia melakukan kesalahan, barulah ia dapat dipersalahkan.[8]   
Dalam ayat inipun menjelaskan yaitu kota Korazim terletak kira-kira 5 km diutara Kapernaun,  dan Betsaida, agak lebih jauh sedikit disebelah barat Kapernaun. Tirus dan Sidom adalah kota-kota Fenisia yaitu dalam pelayanan gambaran kebobrokan dan kesombongan Rohani (Yes 23; Yeh 26-28, 22). Hari penghakiman dapat mempunyai arti sementara ataupun kekal (Mat 10:15), karena saat penghakiman nanti maka semua orang yang tidak melakukan apa yang sudah di Firmankan atau yang sudah di ajarkan maka mereka akan dihakimi dan akan mendapat hukuman dari Allah.[9]
Kata Celaka yang dapat digunakan dalam ayat yang ke 21 yaitu dalam bahasa Yunani “ouai yang artinya menunjukan sakit atau ketidak senangan, dapat diterjemahkan juga Celakalah menurut William Barclay dalam bahasa Yunani ouai” menurut LAI adalah belas kasihan yang berdukacita, sekaligus pula kemarahan. Berarti karena mereka tidak ingin bertobat maka ini menjelaskan bahwa Yesus ingin memberikan hukuman berupa sakit yang akan ditanggung oleh mereka yang berada didalam kota tersebut, kota yang belum bertobat. Yang sudah diberitakan Injil Keselamatan tetapi mereka menolak Injil tersebut maka Yesus menghukum mereka dengan cara mencelakakan mereka semua yang berada dalam kota tersebut.
Celaka juga dikatakan bahwa apabila Yesus berkata celakalah kamu, Dia bukan menyatakan keadaan celaka dihadapan Allah, tetapi dari mereka yang disapahnya. Keadaan celaka demikian meliputi kenyataan bahwa mereka hidup dalam sorga palsu tanpa menyadari malapetaka yang akan melanda mereka, seakan-akan mereka hanya memikirkan keadaan yang sekarang mereka alami, mereka tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya apabila mereka benar-benar hidup dalam Tuhan. Keadaan mereka yang hatinya terpusat pada materi, dibutakan oleh kekayaan dunia dan tidak memikirkan kebutuhan rohani mereka yang sudah mulai bobrok oleh karena kesalahan dan kekerasan yang terus mereka lakukan hanya untuk memuaskan hati mereka.
Ketika Yesus menunjukan celakalah “kota-kota” Korazim dan Betsaida, Dia menambahkan nubuat tentang malapetaka yang menantikan mereka (Mat 11: 21), sebab mereka dalam keadaan celaka karena menolak Injil yang telah dan yang sudah diberitakan Yesus kepada mereka.[10]
Dalam Kristus mengecam kota-kota yang belum bertobat itu Ia pun  membandingkan kota-kota tersebut dengan beberapa kota yang Ia pun mengadakan mujizat-mujizatnya disitu, Korazim dan Betsaida disini dibedakan dengan Tirus dan Sidom, dua kota perairan yang banyak kita pelajari dalam Perjanjian Lama, yang sudah dihancurkan, tetapi yang kemudian berkembang lagi. Kedua kota ini berbatasan dengan Galilea, tetapi mempunyai nama buruk dikalangan orang Yahudi karena mereka penyembah berhala dan kejahatan-kejahatan lain-nya. Mereka tidak menyembah Allah tetapi mereka lebih percaya bahwa Allah mereka adalah baal yang tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kuasa Yesus Kristus yang sangat besar kuasanya.
Tirus dan Sidom tidak akan menjadi buruk seperti Korazim dan Betsaida, yang dimana seandainya Tirus dan Sidom diberikan pemberitaan Firman yang sama, dan mujizat-mujizat yang sama terjadi ditengah-tengah mereka, sudah lama mereka bertobat dan berkabung, seperti Niniwe. Saat mereka tidak mendengar perkataan Allah maka disitu mereka akan mendapatkan hukuman yang tidak bisa ditolong oleh siapapun kecuali mereka hidup dan menaruh Kristus dalam hati dan pikiran mereka dan tidak berbuat apa yang menurut kehendak mereka sendiri atau tuhan mereka yaitu baal, tetapi menjadikan Kebenaran Kristus dalam hari dan kehidupan mereka.
Kristus yang mengetahui hati semua orang, Ia tahu seandainya Ia pergi dan tinggal bersama dengan mereka, dan memberikan pengajaran-Nya kepada mereka, Ia akan lebih berhasil disana dari pada ditempat-tempatnya sekarang. Mereka yang menikmati sarana Anugerah yang sangat berlimpah,  namun kenyataannya mereka tetap tidak bertobat mereka telah berbuat dosa terus-menerus. Dosa yang sangat besar, dan bukan hanya mereka saja yang perlu mujizat itu tetapi masih banyak orang yang perlukan mujizat yang dari pada Allah, ada banyak orang  yang  menikmati sarana Anugera yang sama apabila mereka benar-benar percaya dan taat kepada Allah.
Dengan demikian bahwa oleh karena di Tirus dan Sidon tidak akan semenderita Korazim dan Betsaida, sebaliknya tanggungan mereka akan lebih ringan dari pada hari penghakiman. Pada hari Penghakiman nasib kekal umat manusia akan ditentukan dengan tidak keliru dan tidak dapat diubah. Entah itu berupa kebahagiaan atau penderitaan, serta tingkatannya masing-masing. Oleh karena itu hari Penghakiman disebut Hukum kekal.
 Yesus menyebut dua alasan dimana sampai Ia menjatuhkan hukuman kepada kota-kota yang masih berbuat dosa dan pada hari Penghakiman (Hari Kiamat), nanti akan mendapatkan penghukuman yang sangat besar.
Alasan pertama ialah, bahwa penduduk kota-kota itu sudah melihat pekerjaan Yesus dari dekat. Hukuman Tuhan yang akan diberikan kepada mereka tidak sama beratnya dengan setiap orang. Jikalau kita mengetahui banyak tentang Kristus dan kendatipun demikian, kita tidak membuka hati kita bagi Dia, maka tanggungan kita akan menjadi sangat berat lebih berat dari dosa yang kita sedang tanggung sekarang.
Alasan yang kedua yaitu, untuk hukuman yang Tuhan berikan kepada penduduk ke-3 kota itu adalah bahwa mereka lebih keras hatinya dari penduduk ketiga kota kafir yakni Tirus, Sidon, dan Sodom.
Jika ketiga kota itu terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi ditengah kamu, sudah lama mereka bertobat. Mungkin sekali latar belakang besarnya kekerasan hati penduduk Korazim, Betsaida, dan Kapernaum adalah bahwa mereka menganggap dirinya sebagai orang yang sudah mempunyai agama yang baik. Dalam pekabaran Injil selalu ditemukan.[11]
Dalam ayatnya yang ke-23 dijelaskan bahwa Kapernaum dikecam oleh Yesus atau dihina oleh Yesus, disini dengan satu penekanan, Kapernaum melebihi semua kota Israel lainnya, diberi kehormatan dengan diberikan sebagai tempat tinggal Kristus yang paling utama. Saat Kristus dikota Kapernaum, Ia membuat banyak mujizat dan Diapun memberitakan Injil disana, tetapi orang-orang Kapernaum tidak memberikan reaksi apapun dan merekapun tidak mendengar ajaran Yesus, maka Yesus memberikan hukuman atau malapetaka yang mengerikan kepada mereka.
Malapetaka yang sudah ditentukan dengan mutlak yaitu pada ayat 23, jika Injil disampaikan kepada mereka dan mereka mendengarnya dan terlebih melakukannya maka Yesus akan menaikan mereka kelangit. Tetapi sebaliknya apabila mereka tidak bisa melakukan apa yang diinginkan oleh Yesus maka mereka akan diturunkan kedalam bumi dan mereka akan dilenyapkan. Ternyata Kapernaum tidak mendengar dan melakukan Firman yang sudah disampaikan kepada mereka oleh sebab  itu Ia akan menurunkan mereka kedunia orang mati. Dunia orang mati dalam bahasa Yunani adalah ᾅδоυ yang berarti kematian( nmsg ).
Dapat dilihat pada (Yesaya 14:12-15), yang mengacuh kepada babel, begitu juga dengan (Yeheskiel 28:2-8), yang mengacuh kepada Tirus sikap dan nasip kota Yesus sendiri (Mat 9:1 ), akan lebih buruk dari pada nasip penindas umat Allah, negeri asing dimana sangat susah menyanyikan nyanyian Tuhan. Sodom satu kota yang sangat bobrok yang telah menjadi nama sindiran bagi penolakan dan kebobrokan utusan Allah ( kej 19:1-29; mat 10:15 ).[12]
Disini juga dapat dilihat bahwa Kapernaum memiliki saran Keselamatan yang pasti yang seandainya Sodompun memilikinya dengan pertobatan yang sungguh-sungguh melalui Kristus, dosa yang terbesarpun akan diampuni dan dihancurkan yang paling dasyatpun akan dicegah, tidak terkecuali Sodom. Para Malaikat sudah diutus ke Sodom, namun kota Sodom tidak lagi berdiri sekarang, tetapi seandainya Kristus yang diutus kesana, maka kota itu masih tetap berdiri sampai sekarang ini. Oleh itu kehancuran kota Sodom akan lebih ringan dari pada hari penghakiman dan kehancuran Kapernaum.[13]  
Dan dengan demikian sangat jelas bahwa Allah akan memberikan kutukan kepada orang yang tidak mendengar dan melakukan berita Keselamatan itu, terlebih khusus kota yang tidak mendengar berita itu. Korazim, Betsaida, dan Kapernaum yang hanya mengandalkan baal atau tuhan  mereka, dan yang akan terus tinggal dalam kesusahan duniawi. Jadi kota-kota yang tidak bertobat itu akan diberikan hukuman oleh Yesus apabila mereka betul-betul tidak mengandalkan dan tidak menjalankan Kebenaran yang telah Yesus beritakan kepada mereka yaitu kota-kota yang telah dikecam Yesus. Dengan kota-kota ini bisa dilihat bahwa Yesus sangat marah dan murka karena satiap apa yang telah Dia ajarkan kepada mereka, mereka tidak menjalankannya.
Dalam ayatnya yang ke 25-26, dimana menjelaskan bahwa Kristus mengembalikan segala rasa Syukur kepada Allah atas kebaikan terhadap orang-orang kecil yang dimana kepada mereka dinyatakan rahasia Injil atau rahasia kebenaran yang tidak ada orang yang tahu salain orang yang benar-benar percaya dan taat kepada-Nya. Perkataan-Nya merupakan suatu sahutan yang begitu menghibur atas ungkapan-ungkapan pedih sebelumnya, dan perkataan ini juga pantas untuk mengimbangi kesedian itu. Dosa dan kehancuran kota yang terkutuk itu pasti membuat hati Yesus sedih.[14]
 Ayat ini menjelaskan bahwa konteks aslinya dari ayat 25-30 ini tidak di ketahui tetapi Matius ingin menunjukkan bahwa selain pertumbuhan yang berlawanan dengan konsep pemuridan Yesus, tetapi ada juga Alternative kepuasan dari dalam keinginan kemanusiaan. Blomberg menjelaskan. Maksudnya di sini adalah matius memasukkan ini untuk memperlihatkan meskipun ada pertentangan pertumbuhan untuk permuridan Yesus yang tersisa hanyalah pilihan pemuasan terdalam dari keinginan manusia. [15]
Istilah Bapa dan Anak yang dipakai demikian juga dalam Mat 24:36, mengartikan hubungan antara Allah dan Yesus. Bapa mempunyai kuasa sepenuhnya di langit dan di bumi dan Diapun memberikan kuasa itu kepada Anak-Nya ( bnd 28:18 ). Karena Anak mempunyai kuasa penuh untuk mengadakan pernyataan dan telah memilih untuk menyembunyikan semuanya itu bagi orang bijak dan orang pandai dan menyatakan kepada orang kecil. Seluruh kebenaran Ilahi dengan sepenuhnya telah Bapak berikan kepada Anaknya, bagian yang paling penting, yang dapat diterimah hanya sebagai pemberian Allah ialah pengenalan akan Bapak dan Anak, pengenalan yang lebih dari hanya mengenal fakta-fakta, yakni pengenalan karena adanya hubungan pribadi kedaulatan Bapak dan Anak ditunjukan dalam kata-kata berkenan. Tentang pernyataan siapa Anak oleh Bapak.[16]
Dari sini Yesus berbicara berdasarkan pengalaman bahwa para nabi dan orang bijak menolakNya, tetapi orang-orang sederhana menerimaNya. Kaum intelektual tidak membutuhkan-Nya, tetapi orang-orang yang rendah hati menyambut-Nya. Dari sini kita juga dapat melihat dengan jelas apa yang telah dimaksudkan Yesus. Ia sama sekali tidak mengecam Kamampuan intelektual; tetapi yang Ia kecam adalah kesombongan intelektua. Dan bukan kepandaian yang ditolak tetapi kesombongan mereka yang Ia tolak, dan bukan juga kebodohan yang diterimaNya tetapi kerendahan hati mereka.[17]
Dengan setiap keadaan yang telah kita jalani dalam kehidupan kita, bisa kita melihat Allah sangat menyayangi Anak-Nya, dan Allah atau Bapa memberikan kuasa kepada Anak-Nya untuk melihat saberapa besar kasih kita kepada Allah. Dari ucapan Syukur yang telah Allah panjatkan, apakah kita juga dapat melakukan hal-hal yang sama seperti Yesus yang terus bersandar dan bersyukur atas apa yang terus Bapa-Nya berikan kepada-Nya.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa kota-kota yang telah dikecam oleh Yesus adalah kota yang tidak ingin mendengar dan yang tidak ingin menjalankan apa yang sudah diberikan Yesus kepada mereka sehingga Yesus mengutuk dan memberikan hukuman kepada mereka yang tidak mau menerima Kebenaran itu.
Dari semuanya itu Yesus tetap menjalankan dan tetap membagikan Kebenaran itu kepada orang-orang yang belum pernah mendengarkan Kebenaran itu, dengan setiap apa yang terus Dia lakukan dan Dia jalankan Dia tidak melupakan suatu hal yang sangat penting untuk Dia lakukan yaitu, terus bersyukur atas Kuasa yang terus Bapa-Nya berikan kepada-Nya. Dan yang terus dinyatakan kepada orang-orang kecil yang benar-benar rindu mendengar dan melakukan  Kebenaran itu.   
B.     Aplikasi
Setelah membahas makalah ini ada beberapa hal yang memberkati saya dan perlu saya terapkan yaitu, saat saya percaya dan menerima Yesus secara pribadi maka saya akan sunggu-sunggu menjalankan kebenaran-Nya yang Ia berikan kepada saya. Bukan hanya saya simpan untuk keperluan atau hanya untuk kehidupan saya sehingga saya sendiri yang dapatkan Keselamatan-Nya tetapi saya harus membegikannya itu kepada mereka yang belum pernah mendengarkan Kebanaran itu.
Dengan makalah yang telah saya paparkan ini saya rindu untuk membagikan Kebenaran yang sudah Yesus percayakan untuk saya. Dan membuat mereka rindu juga untuk mengenal dan percaya dengan sunggu-sunggu menjalankan Kebenaran ini hantya untuk memuliakan Nama Yesus. Dengan perbuatan seperti ini kita menjalankan Injil itu kepada banyak orang yang belum pernah mendengarnya seperti mereka orang-orang atau saudara saya Muslim. Jadi bukan hanya saya saja yang menjalankan dan yang membagikan Kebenaran itu kepada mereka tetapi mereka yang sudah saya beritakan Kebenaran itu juga yang nantinya akan membagikanya kepada orang lain. Supaya banyak orang yang mengenal Yesus dan percaya bahwa hanya Yesus sendiri Allah yang saya dan mereka sembah dan tidak ada Allah lain.

PERNYATAAN
Sesuai dengan ketentuan dalam mata kuliah ini bahwa setiap mahasiswa diwajibkan untuk membaca Injil Sinoptik minimal satu kali maka dengan ini saya menyatakan bahwa saya telah membaca injil sinoptik sebanyak satu kali.

 
  DAFTAR PUSTAKA
 Blomberg, Craig. E,
1992    The New  American Commentary Matthew, Nashville: Broadman Press
 Hendri Matthew,
2007    Tafsiran  Injil Matius 1-14, Surabaya: Momentum

Heer.  De. J.J
          1996      Tafsiran Alkitab Injil Matius, Malang: Bpk. Gunung Mulia

Simanjuntak, A,
         2010 Tafsiran Alkitab,  Masa Kini 3,  Matius-Wahyu, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih

.______,
Ensiklopedia Masa Kini Jilid 2, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih

Barclay, William,
2009 Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius 11-28, Jakarta: Bpk Gunung Mulia
 

[1] A.Simanjuntak, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, Matius-Wahyu, (Jakarta:  Yayasan Komunikasi Bina
Kasih), 86-87
[2] Craig  E. Blomberg, The New  American Commentary Matthew, (Nashville: Broadman Press, 1992), 191
[3] Matthew Henry, Tafsiraninjil Matius 1-14, ( Surabaya: Momentum, 2007),533

[4] A.Simanjuntak, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, Matius-Wahyu, (Jakarta:  Yayasan Komunikasi Bina
Kasih) 84 
[5]------------, Ensiklopedia Masa Kini Jilid 2, (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008),  95
[6] J.J.De Heer, Tafsiran Alkitab, Injil Matius, ( Malang: Bpk Gunung Mulia,1996), 216

[7] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius 11-28, ( Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2009 ), 17-18
[8] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius 11-28, ( Jakarta : Bpk Gunung Mulia, 2009 ), 19
[9] A.Simanjuntak, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, Matius-Wahyu, (Jakarta:  Yayasan Komunikasi Bina Kasih), 86
[10] J.J.De Heer, Tafsiran Alkitab, Injil Matius, ( Malang: Bpk Gunung Mulia,1996), 212
[11] J.J.De Heer, Tafsiran Alkitab, Injil Matius, ( Malang: Bpk Gunung Mulia,1996),  216     
[12] Ibid., 86
[13]Ibid., 534
[14] Ibid., 541               
[15] Craig  E. Blomberg, The New  American Commentary Matthew, (Nashville: Broadman Press, 1992), 193
[16] A.Simanjuntak, Tafsiran Alkitab Masa Kini 3, Matius-Wahyu, ... 87
[17] William Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari Injil Matius 11-28, ( Jakarta: Bpk Gunung Mulia, 2009 ), 22

0 komentar:

Posting Komentar